Satu-satunya Radio Mandarin

MARKETING.co.id – Situasi politik di masa orde baru dengan penguasa yang melarang penggunaan segala sesuatu bernuansa budaya Cina menjadikan beberapa pihak, terutama yang berasal dari kalangan etnis Tionghoa “memendam” rasa untuk dapat berkarya dan berusaha (berbisnis) dengan menggunakan akar budayanya.

Seiring perjalanan waktu, Indonesia memasuki momentum perubahan di berbagai bidang semenjak peristiwa Reformasi, saat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden RI di tahun 2001 dan mencabut Inpres No. 14 Tahun 1967 tentang pelarangan segala hal mengenai budaya Cina.

Angin segar perubahan ini segera disambut baik oleh beragam pihak. Salah satunya di industri radio, mulai muncul program siaran berbahasa Mandarin, yang disiarkan Radio Cakrawala melalui frekuensi siaran FM 98.30.

Menurut Haryono, HRD Manager Radio Cakrawala, kantor Radio Cakrawala yang terletak di bilangan China Town – Kota, menjadi salah satu faktor Radio Cakrawala mengambil positioning sebagai satu-satunya Mandarin Station di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Secara umum, konsep siaran Radio Cakrawala tidak berbeda dengan radio pada umumnya. Yang membedakan yaitu bahasa pengantar dan lagu-lagunya yang menggunakan bahasa Mandarin. Dalam hal segmentasi pasar, Radio Cakrawala memiliki target audience dewasa yang berusia 25 tahun ke atas dari berbagai kalangan dan profesi. Menurut Haryono, jika dipersentasekan, selama 24 jam siaran, penggunaan bahasa dan pemutaran lagu Mandarin dengan bahasa/lagu Indonesia, masih berbanding 50:50. Artinya, tidak semua program menggunakan bahasa Mandarin (di-mix).

“Ada juga program siaran yang berbahasa Indonesia, seperti Sekoci Baris (serunya koko-cici bareng artis),” kata Haryono merujuk salah satu program unggulan di Radio Cakrawala.

Dalam konteks program unggulan, saat pagi hari ada program bertajuk Wo Ai Zao Chen yang memutar lagu-lagu Mandarin, baik lagu lama maupun yang baru, serta diselingi info aktual live report. Ada pula program bertajuk Wei Ni Hao, yaitu sebuah program berupa request lagu Mandarin melalui telepon, diselingi live report dan info lalu lintas. Ada lagi program bertajuk Haobang Shijian dan Girl’s Talk. Haobang Shijian menyajikan tips dan info ringan dengan alunan musik Mandarin dan Barat, serta info lalu lintas; sedangkan Girl’s Talk mengangkat topik kehidupan sehari-hari. Untuk program berita, ada Mandarin News mulai pukul 18.00–18.30 WIB yang menyiarkan berita aktual harian disiarkan secara live dan disampaikan dalam bahasa Mandarin.

“Yang paling diminati, selain request lagu, adalah program Ya Zhou Liu Xing Qi yang berisi top 20 Mandarin serta memperkenalkan lagu-lagu terbaru dan artis pendatang baru,” ujarnya berpromosi.

Lebih lanjut Haryono menuturkan, pasca Reformasi, banyak warga keturunan Tionghoa yang awalnya berada di luar negeri, kembali lagi ke Indonesia. Kemudian, Radio Cakrawala mulai merekrut penyiar-penyiar warga Tionghoa dan memutarkan lagu-lagu berbahasa Mandarin. Kondisi tersebut baik langsung maupun tidak langsung memudahkan Radio Cakrawala dalam berkembang secara bisnis. Banyak masyarakat yang mulai aware, dan para pengiklan pun tidak lagi ragu-ragu dengan keberadaan Radio Cakrawala di peta persaingan industri radio di Jakarta dan sekitarnya.

“Momen inilah yang meningkatkan awareness dan memperkuat positioning Radio Cakrawala menjadi terkenal di masyarakat sebagai Mandarin Station,” ungkapnya.

Menilik market, Haryono mengaku potensinya memang sangat kecil. Namun, dia optimistis dengan peluang yang ada. Ia pun mengibaratkan seperti yang orang bijak bilang, “Jikalau tidak bisa melebar, maka dibuatlah tajam”. “Ini kita artikan jika mampu mengelolanya (segmen pasar yang kecil ini), maka bisa menjadi satu kekuatan. Untuk itu, kita coba terus memaksimalkan apa yang sudah ada. Kita tetap fokus akan diferensiasi yang kita miliki,” katanya dengan yakin.

Untuk itu, pihaknya terus berusaha membangun awareness dengan memperbanyak marketing force yang berfungsi sebagai marketing dan juga public relations. Kegiatan door to door selling juga terus diperkuat. “Kami datangi toko dengan memberikan selebaran/brosur serta memperkenalkan brand Radio Cakrawala,” ujar Haryono.

Selain itu, untuk meningkatkan brand awareness di masyarakat luas, Radio Cakrawala melakukan kerja sama dengan brand-brand lain. Sebagaimana dilakukan beberapa waktu lalu dalam memeriahkan ulang tahun Jakarta, yaitu menggandeng pihak Pekan Raya Jakarta (PRJ Kemayoran) melakukan siaran langsung di arena PRJ Kemayoran. Hal lain yang dilakukan adalah ikut serta di ajang wedding expo dengan menggandeng wedding organizer. Adapun strategi lain yang dilakukan antara lain menggelar program CSR berupa kegiatan bakti sosial dengan memberikan bantuan ke yayasan-yayasan sosial yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Lantas, adakah upaya yang dilakukan untuk membangun loyalitas pendengar? Diakui Haryono, dalam siarannya, Radio Cakrawala sering mengadakan kuis-kuis dengan menggandeng para sponsor untuk ikut dalam program siaran. Tentu saja hal tersebut untuk mempererat komunikasi dan hubungan emosional dengan para pendengar.

“Kami juga punya fans club dan anggotanya memiliki ID member masing-masing. Saat ini sudah sekitar 30 ribuan yang ada di database kami,” sahutnya bangga.

Namun, diakuinya, Radio Cakrawala masih belum mengoptimalkan peran digital marketing untuk menggarap pasar. Kecuali, untuk menjaring pendengar di ranah media sosial semisal Facebook dan Twitter, Radio Cakrawala sudah melakukannya dengan nama akun Facebook: Mandarin Station dan akun Twitter: @Cakrawala9830fm.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.