Schneider Living Space, Hunian yang Smart & Sustainable

Schneider Living SpaceMarketing.co.id – Berita Properti | Schneider Electric meresmikan Schneider Living Space, sebuah experience center yang menghadirkan pengalaman nyata memiliki konsep hunian yang smart dan sustainable. Berlokasi di Kembangan, Jakarta Barat, Schneider Living Space merupakan hasil kolaborasi Schneider Electric bersama dengan Trinity Solusi Powerindo, perusahaan SMARTHOME Solution Specialist.

Kehadiran Schneider Living Space diharapkan akan dapat menjadi pusat percontohan dan edukasi bagi pelaku industri properti dan konsumen akhir terkait konsep smart & sustainable living. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat melihat konsep smart living masa depan yang terintegrasi dengan EV charging, dimana ke depannya akan menjadi kebutuhan dengan semakin berkembangnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Schneider Living Space terdiri dari area safety & sustainable solution, area smart living solution, dan area connected room solution dimana di dalamnya para pengunjung dapat mencoba secara langsung solusi smart living Schneider Electric. Konsultan dari Trinity Solusi Powerindo juga siap memberikan konsultasi terkait perencanaan dan instalasi sistem smart living yang tepat dan efisien.

Pada kesempatan tersebut, Schneider Electric menggelar talkshow “Smart & Sustainable Living Wujudkan Kualitas Hidup yang Lebih Baik” yang menghadirkan pembicara antara lain M. Farhan Lucky, Distribution Channel & Residential VP Schneider Electric Indonesia; Handy Aman, Principal Consultant Trinity Solusi Powerindo; Bramasta Putra Redyantanu, ST, MT, IAI, pengajar & arsitek RETDESIGN dan Mima Anisakusuma, Owner @Homuliving.

Menurut Bramasta, pemanfaatan teknologi digital di sektor properti mulai dari gedung komersial, apartemen hingga perumahan terus meningkat dan tidak sedikit pengembang properti yang menawarkan konsep smart living sebagai nilai jual. Akses dan kualitas jaringan internet yang semakin baik, ketersediaan produk rumah tangga yang sudah dilengkapi dengan Internet of Things dan konsumen yang terampil dalam penggunaan tekonologi menjadi pendorong meningkatnya minat konsumen terhadap konsep hunian pintar.

“Mengutip studi yang dirilis Statista, diperkirakan pendapatan pasar smart home di Indonesia dapat mencapai hingga USD 695,5 juta di tahun 2025. Potensi pasar yang besar ini perlu dibarengi dengan mempersiapkan para arsitek dan kontraktor kita dengan pengetahuan dan keahlian terkait arsitektur smart home,” ujarnya.

Sementara itu, Farhan menjelaskan, hal terpenting dalam membangun konsep hunian pintar adalah bagaimana hunian tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya serta berdampak positif terhadap lingkungan. Hal ini mengingat 34% emisi karbon dunia dihasilkan dari sektor residensial.

“Dengan teknologi digital, kita dapat membuat rumah bekerja lebih cerdas, sangat efisien, dan mandiri, memenuhi kebutuhan energi mereka sendiri, dan mengelola penggunaan energi dan biaya operasional secara efisien. Di Schneider kami menyebutnya sustainable smart home of the future,” katanya.

Handy Aman, Principal Consultant Trinity Solusi Powerindo menambahkan, selain sebagai experience center, Schneider Living Space juga dilengkapi dengan fasilitas coworking space, yang dapat menjadi tempat berkumpul para arsitek dan pelaku properti untuk saling berbagi dan bertukar ilmu terkait tren terbaru di sektor properti.

Lebih lanjut Handy Aman menjelaskan, faktor penting dalam membuat perencanaan dan instalasi sistem smart living adalah bagaimana teknologi smart living yang digunakan dapat mengakomodir kebutuhan pemilik hunian dalam meningkatkan kualitas hidupnya, spesifikasi beban artinya sistem smart living yang digunakan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari beban-beban listrik di rumah; dan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan mitra penyedia dan installatur barang-barang smart living.

“Eksistensi dan rekam jejak brand menjadi faktor penting yang perlu menjadi prioritas dalam pemilihan mitra. Termasuk apakah mitra tersebut memiliki keahlian di bidang digital dan elektrikal dan seperti apa sistem dan standarisasi keamanan produknya,” kata Handy.

Sebagai pemilik rumah sekaligus desainer interior Mima Anisakusuma mengatakan, bentuk rumah yang saat ini sudah mulai terbatas akibat adanya keterbatasan lahan dan budget membuat konsep smart living pada interior ini sangat dibutuhkan. Menciptakan kondisi interior yang mampu terlihat efisien, aman, nyaman, dan tentunya estetik adalah poin utama dari konsep smart living. Penerapan perangkat smart living perlu dikonsepkan secara matang agar menyatu dengan desain interior yang diinginkan pemilik rumah.

“Saat ini pemilik rumah semakin menginginkan interior rumah yang lebih personal, unik dan mencerminkan nilai-nilai hidup mereka. Penggunaan furniture sebagai sekat ruangan area open space, ventilasi sebagai sumber cahaya dan sirkulasi udara, dan penggunaan perabotan multifungsi adalah beberapa tips sederhana padu padan rumah berkonsep smart living. Pemilihan sakelar juga menjadi cara sederhana karena saat ini tersedia sakelar yang desainnya elegan dan dapat dicetak sesuai dengan keinginan dan disesuaikan dengan konsep desain interior rumah,” pungkasnya.

Menutup diskusi media,  Farhan menekankan pentingnya penerapan smart & sustainable living sebagai kunci yang memungkinkan masa depan yang nol bersih dari emisi karbon. Teknologi digital dikombinasikan dengan elektrifikasi (dikenal dengan istilah Electricity 4.0) dapat mengubah hunian menjadi lebih tangguh, lebih hemat energi, lebih personal dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.