Search Engine Marketing Company: Pasar Search Indonesia Sangat Menjanjikan

Herman Chang
Herman Chang

Dalam dunia Search Engine Marketing, tidak hanya ada Search Engine Company dan advertisers saja. Namun ada juga Search Engine Marketing Company, atau bisa juga disebut sebagai Search Engine Marketing Agency.

Search Engine Marketing Company tidak hanya bertugas sebagai penghubung antara advertisers dengan perusahaan mesin pencari. Melainkan juga berfungsi untuk mengatur efektifitas sebuah kampanye di search engine, melakukan pengukuran, memberikan masukan pada pengiklan, hingga memastikan agar sebuah kampanye berhasil mencapai objektif yang telah ditentukan. Kendati kampanye di search engine bisa dilakukan sendiri, namun biasanya Search Engine Marketing Company mampu mengoptimisasi investasi yang dikeluarkan, sehingga hasil yang diperoleh jauh lebih memuaskan. DGtraffic, boleh dibilang merupakan perusahaan pionir untuk Search Engine Marketing Company di Indonesia.

Menurut Herman Chang, Managing Director DGtraffic, Indonesia sendiri memiliki pasar yang menjanjikan untuk wilayah search. Memang saat ini para pemilik merek atau advertiser memiliki kecenderungan untuk menghabiskan budget digital marketing mereka, ke pemasangan banner di media online. Namun hal ini biasa disebabkan akibat kurangnya pengetahuan mengenai efektivitas kampanye menggunakan mesin pencari. Di negara-negara yang sudah lebih dulu mapan, umumnya share untuk search engine selalu mendapatkan alokasi 50 – 70 persen dari total spending untuk budget marketing digital.

Sedangkan di Indonesia saat ini, menurut Herman masih di bawah 10 persen. Masih butuh waktu, namun waktu yang diperlukan tidak akan lama. Berdasar pada tren yang direkam oleh Asia Digital Marketing Yearbook, Singapura, China, atau Australia membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun hingga akhirnya search mendapatkan peningkatan porsi 50 persen, dibandingkan dengan campaign online yang lain. “Singapura itu tiga tahun yang lalu kejadiannya sama kayak Indonesia. (Untuk) Indonesia, kita baru mulai. Jadi diprediksi sekitar 2-3 tahun ke depan harusnya sudah mulai kelihatan bahwa 20-30 persen akan di-spending ke search”, terang Herman ketika memprediksi pasar Search Engine Marketing di Indonesia. Namun berdasarkan pengalamannya, bagi klien yang sudah pernah mencoba SEM, biasanya klien tersebut cenderung makin meningkatkan budget-nya.

Maka, edukasi menjadi salah satu strategi yang dijalankan DGtraffic dalam memperluas pengetahuan partner-partnernya mengenai media mesin pencari. Sebab, search engine memiliki behaviour user yang berbeda jika dibandingkan dengan medium online yang lain. Jika dibandingkan dengan perilaku pengunjung di portal berita atau di sosial media misalnya, yang sebagian besar pengunjung datang untuk mencari berita atau bersosialisasi, orang yang datang ke search engine bisa dipastikan membutuhkan atau mencari informasi mengenai sesuatu yang lebih spesifik sesuai keinginannya. Hasil yang tampil di kolom search results (termasuk iklan yang dipasang oleh advertisers), merupakan jawaban bagi kebutuhan si user. “Iklan kita muncul di sana, untuk memenuhi keinginan dia (user). Makanya, click through rate-nya jauh lebih tinggi, dan biasanya jauh lebih efektif, karena memang sesuai”, papar Herman.

Tak hanya klien global brand saja, DGtraffic juga melayani pengiklan-pengiklan dari kalangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Ditanya mengenai kampanye yang dipilih kliennya, Herman mengaku lebih banyak kliennya yang menggunakan SEM ketimbang SEO. Padahal, dua jenis kampanye ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

SEO misalnya. Tak ada biaya yang harus dibayar ke search engine company yang bersangkutan jika hendak menjalankan campaign ini. Kesannya gratis, namun sebenarnya tidak. Sebab untuk bisa sukses, Anda juga harus membangun konten dan sedikit banyak mengubah isi website. Jika persaingannya ketat, tak jarang pemilik website juga harus membeli pranala dari website-website lain yang memang kredibel, seperti Yahoo melalui Yahoo Directory.

Kekurangan lain dari SEO adalah keterbatasan pilihan kata kunci yang bisa digunakan. Tak semua keyword yang di-manage bisa membuat si website selalu muncul di halaman pertama. Website yang sudah di-optimized pun tidak bisa langsung muncul di urutan atas dalam waktu singkat. Kalaupun berhasil mencuat di posisi puncak, tak ada yang bisa menjamin situs tersebut akan terus pada tempatnya dalam waktu yang lama.

Kendati merupakan strategi yang agak sulit untuk dilakukan, kompensasi yang ditawarkan SEO sangat menjanjikan. Pasalnya, hasil pencarian pada organic search memiliki persentase yang jauh lebih besar untuk diklik oleh pengguna mesin pencari. Tentunya, jika sebuah situs web berhasil muncul di barisan top, jumlah traffic yang diperoleh dari search engine akan semakin besar.

Sedangkan pengguna SEM lebih mudah dalam menargetkan berbagai macam kata kunci. Artinya, jumlah visitor tertarget yang bisa diambil semakin banyak, hingga jangkauannya lebih luas. Pada SEM pula, sama sekali bukan perkara sulit untuk sebuah situs web bisa muncul di halaman pertama. Kekurangannya, pengiklan diharuskan membayar pada tiap klik yang terjadi. Lagipula, kecenderungan orang untuk mengklik bagian “sponsored links” lebih kecil ketimbang hasil di kolom organik.

Herman menambahkan, kampanye yang paling baik adalah kombinasi antara SEM dengan SEO. Sejumlah data juga membuktikan, bahwa perusahaan yang menjalankan sekaligus SEO dan SEM, akan memperoleh hasil yang jauh lebih besar ketimbang penggunaan salah satunya saja, entah itu hanya SEM atau sekedar SEO.

Urusan pengukuran campaign, DGtraffic biasanya menggunakan tools-tools measurement yang sudah disediakan oleh search engine company. Dengan begitu, konsumen juga dapat mengakses dan mengamati secara realtime selama 24 jam nonstop, progress kampanye yang sedang berjalan.

Ditanya mengenai perkembangan digital marketing di Indonesia, Senior Business Development Manager DGtraffic, Andi Silalahi mengaku excited dengan pasar Indonesia. Berbeda dengan ekspektasi Herman yang memperkirakan bahwa market search di Indonesia akan tumbuh dalam 2-3 tahun lagi, Andi justru yakin bahwa pasar search kita akan berkembang lebih cepat. Hal ini menurutnya, didukung oleh pengguna internet yang berjumlah 31 juta, berbanding dengan 240 juta penduduk Indonesia. Artinya ada banyak ruang untuk berkembang. Ditambah lagi angka korporat yang memakai search engine sebagai media marketing semakin bertambah. Budget SEM bagi klien yang pernah menggunakannya pun biasanya juga semakin membesar. Satu hal yang paling penting, posisi Indonesia saat ini pun mirip dengan kondisi Singapura di titik awal era kejayaan search engine. (Fanny Israr)

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

1 COMMENT

  1. Per september 2009 pengguna internet di Indonesia mencapai 40 Juta user dari 300 Juta jiwa penduduknya. Ini menunjukan bahwa potensi mediaInternet sebagai mainstream business di Indonesia semakin menguat, yang pada akhirnya memperbesar potensi Internet Advertising baik SEM maupun SEO strategy pada setiap perusahaan yang memiliki online company profile dan terutama Dot Com company yang samkin hari semakin bertambah di negeri ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.