Segmen Menengah dan Bawah Dorong Industri Farmasi

Pasar produk OTC (over-the-counter) farmasi dilaporkan tumbuh 10% hingga Agustus 2013, meningkat dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hellen Katherina, Director Home Panel Services Nielsen Indonesia, dalam acara Nielson Press Club beberapa waktu lalu mengatakan, pertumbuhan sebesar itu merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Menurut survei Nielsen, penjualan produk OTC atau obat tanpa resep dokter ini terutama didorong oleh konsumen kelas menengah dan bawah.

FarmasiPada konsumen kelas menengah, pengeluaran untuk produk farmasi OTC terjadi di semua segmen, dan vitamin merupakan segmen yang penetrasinya lebih tinggi di setiap rumah tangga dengan 56%. Pengeluaran tertinggi kedua adalah obat batuk 22%, disusul obat analgesik dan penurun demam 21%.

Pada konsumen kelas bawah, semua segmen produk farmasi OTC mengalami kenaikan yang signifikan akibat terjadi peningkatan nilai pembelanjaan.

Di kelas ini, seperti halnya pada konsumen kelas menengah, segmen vitamin bertumbuh 56%. Sementara itu, segmen obat analgesik dan penurun demam bertumbuh sebesar 43%, dan segmen obat batuk bertumbuh sebesar 27%.

Konsumsi Vitamin Meningkat

Penetrasi vitamin telah mencapai 34% pada konsumen perkotaan Indonesia dengan konsumen kelas menengah-atas sebagai target utama. Pada konsumen kelas atas penetrasinya sebesar 46%, kelas menengah 36%, dan kelas bawah sebesar 22%.

Pada kelas menengah terjadi peningkatan, baik dari sisi frekuensi pembelian (meningkat 0,7%) maupun nilai pembelanjaan (meningkat 14,1%).

“Meningkatnya penetrasi vitamin berarti terjadi peningkatan konsumsi dan dapat dikatakan bahwa konsumen saat ini lebih sadar untuk mencegah datangnya penyakit ketimbang mengobati,” jelas Hellen.

Pada konsumen kelas menengah, pertumbuhan tertinggi untuk vitamin (36%) berasal dari penjualan di apotek dan toko obat. Sementara itu, penjualan di toko umum dan warung mencatat peningkatan sebesar 24%. Multivitamin merupakan produk yang terbanyak dibeli di kedua gerai penjualan tersebut.

Peluang bagi Kemasan Kecil dan Sachet

Flu, demam, dan sakit kepala merupakan penyakit yang biasa dialami kelas menengah dan bawah. Hal ini terlihat dari tingginya kontribusi penjualan segmen obat analgesik dan penurun demam pada total penjualan produk farmasi OTC yang mencapai 19%.

Pada konsumen kelas menengah, penjualan obat kategori ini meningkat 20,5%. Peningkatan tertinggi terjadi pada konsumen kelas bawah dengan 42,6%.

Sebanyak 70,3% penjualan obat analgesik dan penurun demam sebagian besar terjadi di gerai tradisional (toko atau warung). Sementara penjualan di apotek atau toko obat dilaporkan hanya 17,2%. Sebesar 22% pembelian dilakukan  secara eceran, sisanya pembelian minimal 1 bungkus.

Pada segmen obat batuk, terjadi peningkatan pembelanjaan sebesar 8,7%, di mana sebagian besar konsumen masih memilih obat batuk bentuk sirup. Namun demikian, terjadi peningkatan signifikan pada konsumsi obat batuk tablet sebesar 25%.

Di sisi lain, peningkatan pada konsumsi obat batuk sirup hanya 6,6%. Tempat pembelian masih didominasi oleh toko dan warung, di kedua tempat ini 47,5% obat batuk dibeli dalam bentuk sirup dan 89,2% dalam bentuk tablet.

Hellen mengungkapkan, kategori obat batuk kemasan sachet masih terhitung baru dan hanya sembilan merek yang sudah bermain di pasar. Peluang obat batuk kemasan ini masih sangat besar mengingat setengah dari pembeli obat batuk sirup telah membelinya.

“Produsen obat batuk sirup dapat memanfaatkan peluang untuk memproduksi kemasan sachet yang mulai banyak diminati konsumen,” pungkas  Hellen.

Sumber: Majalah MARKETING

2 COMMENTS

  1. UP. Tony Burhanudin

    Perkenalkan nama saya Imam Muchlis. Saya tertarik sekali membaca artikel Anda yang berjudul “Segmen Menengah dan Bawah Dorong Industri Farmasi”. Apakah Anda berkenan jika men-share dengan saya sumber data dalam artikel tersebut. Saya saat ini tengah menempuh program magister di fakultas farmasi airlangga surabaya dan berencana melakukan penelitian yang sangat berkaitan dengan data yang Anda jelaskan dalam artikel tersebut.

    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

    Salam,
    Imam Muchlis
    mailto:i.muchlis@gmail.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.