Sektor Emerging Tech Diproyeksi Gajinya Naik Paling Tinggi Tahun Depan

Marketing.co.id  –  Berita Marketing | Para karyawan berbagai perusahaan di Indonesia optimistis menyambut tahun baru. Hal ini terindikasi dari hasil Survei Total Remunerasi (Total Remuneration Survey/TRS) yang diadakan Mercer yang mengungkapkan gaji para karyawan diperkirakan akan naik sebesar 6,1% tahun depan, naik dibandingkan 5,8% pada 2022. Survei ini berdasarkan masukan dari 550 organisasi dan perusahaan dari tujuhkategoriindustri pada April dan Juni 2022.

Kenaikan gaji di berbagai perusahaan di Indonesia secara stabil terus meningkat sejak 2021, setelah sempat mencatatkan kenaikan yang cukup rendah di angka 5,5% saat puncak penyebaran pandemi. Meskipun secara garis besar perusahaan-perusahaan tersebut sudah menunjukkan pemulihan, namun pemulihan tersebut masih belum menyentuh kembali angka pada 2019 ketika efek dari pandemi belum terasa, yaitu sebesar 6,9%.Proyeksi kenaikan gaji di Indonesia berada di atas rata-rata Asia Pasifik sebesar 4,8%.

Di seluruh Asia, kenaikan gaji rata-rata secara keseluruhan mencerminkan perbedaan dalam perkembangan gaji antara negara berkembang dan negara maju, dengan prakiraan setinggi 9,1% di India hingga 2,2% di Jepang, yang terendah di kawasan ini.

Astrid Suryapranata Market Leader Indonesia, Mercer, mengatakan, “Kenaikan gaji ini menandakan perbaikan performa perusahaan kembali pada masa sebelum pandemi. Perusahaan-perusahaan juga sudah mempertimbangkan kenaikan inflasi yang terjadi. Ini juga seiring dengan naiknya proyeksi GDP Indonesia pada 2022. Namun, perlu dicatat pula bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk meningkatkan kinerja seperti semula mengingat dampak luas dari kenaikan tingkat inflasi.”

Baca juga: PT Indonesian Paradise Property Menatap Optimistis Tahun 2023

 Perbedaan kenaikan gaji di berbagaisektor industri

Dari berbagai sektor industri yang disurvei dan dianalisa, sektor Emerging Tech diprediksi mengalami kenaikan gaji tertinggi mencapai 8,2% dibandingkan dengan sektor lainnya. Lalu, diikuti oleh perusahaan High Tech dengan 6,9% dan Life Sciences sebesar 6,4%. Namun pada saat bersamaan, kedua sektor Emerging Tech dan High Tech juga merupakan dua sektor industri yang diprediksi akan menaikkan gaji lebih rendah dibandingkan kenaikan di tahun sebelumnya (2022).Hal ini mungkin saja terjadi akibat investasi pada kedua jenis industri yang dinilai melambat dan perubahan perilaku dari konsumen online pasca pandemi.

Jika dibandingkan kenaikan gaji pada tahun sebelumnya, sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan (6,3% dari 5,7%) serta sektor Consumer Goods (penyedia produk kebutuhan sehari-hari) (6,1% dari 5,7%) ditaksir sebagai sektor yang akan mengalami pertumbuhan kenaikan gaji tertinggidiantara sektor industri lain yang disurvei.

Pembayaran bonus tahun depan (atas kinerja tahun ini) juga akan mengalami sedikit peningkatan di sebagian besar industri, kecuali untuk sektor High Tech (18,5%, turun dari 18,9%) dan sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan (35,8%, turun dari 47,6%). Namun, target pembayaran bonus untuk industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan masih yang tertinggi di antara semua industri yang disurvei.

“Meskipun kami melihat penurunan proyeksi gaji pada sektor industri Emerging Tech dan High Tech untuk tahun 2023, permintaan terhadap jasa mereka akan terus tumbuh. Perusahaan-perusahaan sektor ini baiknya fokus pada pengelolaan keuangan untuk keberlangsungan perusahaan di masa mendatang,” terang Astrid

Sedangkan sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan lanjut Astrid, menjadi satu-satunya sektor industri yang telah melampaui kenaikan gaji dibandingkan dengan masa sebelum pandemi, yaitu sebesar 5,7% pada tahun 2019 dalam proyeksinya. Hal ini disebabkan kenaikan harga komoditas yang pesat sejak awal 2021.

Karyawan mengundurkan diri

Tingkat pengunduran diri karyawan di Indonesia cenderung stabil dibandingkan negara-negara lain di Asia. Angka ini hanya naik satu persentahun ini menjadi 8%. Sektor industri dengan tingkat pengunduran diri tertinggi adalah industri Emerging Tech (15%), Consumer Goods (9%) dan High Tech (8%).Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lebih banyaknya peluang yang tersedia bagi karyawan yang memiliki keterampilan khusus di sektor-sektor tersebut ataupun karyawan yang meninggalkan sektor-sektor seperti Emerging Tech – yang mengalami fenomena PHK baru-baru ini – demi mendapatkan stabilitas yang lebih baik.

Baca juga: Trik Memberi Dukungan Bagi Korban PHK

Pengusaha pun tetap waspada di tengah keoptimisannya dalam menghadapi 2023, mengingat tingkat inflasi yang diramalkan akan terus naik dan pertumbuhan ekonomi yang umumnya cenderung melambat. Akibatnya, tidak banyak perusahaan yang berencana menambah jumlah karyawan mereka pada tahun 2023 (35%) dibanding tahun 2022 (43%), namun hanya 2% perusahaan yang berniat untuk mengurangi jumlah karyawan tahun depan, dibandingkan dengan 5% yang disurvei pada tahun 2022.

Survei Mercer tentang tren manfaat karyawan yang dilakukan pada Q3 2022 menemukan bahwa lebih banyak perusahaan di Indonesia yang menawarkan jam kerja fleksibel kepada karyawan mereka, pengaturan kerja dari rumah (sistem WFH), dan dukungan kesehatan mental, dibandingkan dengan tahun 2021. Hal-hal ini akan menjadi pertimbangan utama bagi para calon karyawan untuk menerima tawaran kerja ataupun tetap berada pada organisasi mereka saat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.