Selama IPEX, Bank BTN Targetkan Ijin Prinsip KPR Tembus Rp3 Triliun

Marketing – Sejak digelar pada 15 Februari lalu, pameran Indonesia Properti Expo ini mampu menarik minat 100 juta pengunjung. Tentunya, jumlah tersebut akan terus bertambah hingga 23 Februari 2019 nanti, yang ditargetkan mencapai 170 juta pengunjung. Dimana, masyarakat dapat untuk melihat sektor properti secara langsung dan memilih hunian yang tepat bagi kebutuhan mereka ke depannya.

Tak hanya melihat hunian yang ditawarkan pengembang – mulai dari harga, lokasi, kualitas bangunan, tapi juga memanfaatkan KPR yang ditawarkan oleh BTN. Adapun pameran Indonesia Properti Expo yang digelar PT. Adhouse Clarion Events di Hall A & B Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta ini merupakan gelaran ke 38 kalinya dan didukung oleh Kementerian BUMN Republik Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, DPD REI DKI Jakarta dan PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Persero Tbk – sebagai Official Bank Partner.

Pahala N. Mansury, Direktur Utama Bank BTN mengatakan bahwa, tahun ini merupakan sebuah awal yang tepat jika ingin membeli sebuah properti karena banyak faktor yang membuat investasi ini lebih menarik, yaitu suku bunga murah dan juga uang muka KPR yang terjangkau setelah Loan To Value berlaku sejak Desember 2019 lalu.

“Akan banyak hunian strategis yang berlokasi strategis di wilayah Jabodetabek yang dilengkapi dengan transportasi seperti LRT dan MRT. Pada IPEX edisi ke 38 kali ini Bank BTN menargetkan dapat meraup ijin Prinsip KPR baik subsidi maupun non subsidi sebesar Rp 3 triliun dengan target booked sebesar Rp 1 triliun,” kata dia.

Dia mengakui bahwa pada tahun 2019 lalu diakui Pahala sebagai tahun yang tidak mudah bagi sektor properti, karena penjualan properti mengalami penurunan. Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan Properti Residensial pada QIV/2019 turun 16,33% (Q to Q) triwulanan dibandingkan QIII /2019 yang masih tumbuh sekitar 16,18%. Penurunan ini terjadi pada sektor penjualan perumahan yang terjadi secara merata untuk rumah tipe kecil, menengah ataupun besar.

“Tantangan pada sektor properti tahun ini karena ancaman resesi akibat kondisi geopolitik yang memanas serta yang terbaru adalah mewabahnya virus korona di Tiongkok yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China akan ikut berdampak ke Indonesia. Namun, kami optimis jika sektor properti yang dikenal memiliki multiplier effect ke 170 industri turunan adalah sektor yang bertahan dan mampu bangkit di tengah ancaman dari faktor eksternal saat ini,” papar dia.

Terlebih, Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan dukungan yang cukup ke sektor properti antara lain peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, pembebasan PPN atas rumah/ bangunan korban bencana alam, penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atas hunian mewah dari 5% menjadi 1%, dan peningkatan batas nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM).

“Kami sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk mendukung pasar properti tetap tumbuh, karena itu Bank BTN tetap mendukung Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan Pemerintah dengan mengandalkan KPR Non Subsidi dan tetap berkomitmen menjadi Bank penyalur FLPP,” kata Pahala.

Pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan sekitar 17% untuk kredit yang dimana 8-10% merupakan dari KPR. Sementara untuk segmen KPR Subsidi, Bank berkode saham BBTN ini hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%. Angka pertumbuhan KPR Subsidi yang melandai disebabkan karena kuota FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit, jumlah tersebut terdiri dari Fasilitas Likuidtas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.