MARKETING.co.id – Perusahaan keramik harus benar-benar memiliki strategi inovasi yang andal supaya konsumen tidak cepat bosan.
Ada yang mengatakan, “Bila ingin perusahaan Anda terus eksis, maka jangan pernah berhenti berinovasi.” Pernyataan tersebut memang kerap menjadi suatu acuan bagi perusahaan agar tetap mempertahankan keberadaan merek mereka.
Inovasi biasanya memang menjadi kunci utama agar perusahaan tetap eksis dan dikenal khalayaknya, mengingat bahwa sesuatu yang monoton pasti akan menimbulkan kejenuhan bagi siapa pun, terlebih jika hal tersebut berhubungan dengan sebuah produk atau barang. Seperti yang dilakukan oleh PT Niro Ceramic Sales Indonesia.
Boleh dibilang, kesuksesan Niro di Indonesia bisa cukup dibanggakan. Tentu saja jika dilihat dari pertumbuhan yang meningkat setiap tahunnya, belum lagi, sejauh ini sudah ada 300 lebih toko keramik yang bekerja sama dalam mendistribusikan keramik Niro.
“Perkembangan Niro di Indonesia memang cukup pesat. Hal ini tak luput lantaran strategi inovasi yang selalu menjadi perhatian khusus perusahaan kami,” ujar Willie Low, President Director PT Niro Ceramic Sales Indonesia.
Niro memang gencar melakukan serangkaian inovasi produk. Hal ini dilakukan sebagai “senjata” untuk menggempur kompetitor. Pada tahun lalu saja, Niro berhasil meluncurkan 15 macam produk baru, sementara tahun ini Willie menargetkan akan memproduksi 8–10 produk baru lagi.
Inovasi seperti apa yang dilakukan Niro? Tentu saja berkaitan dengan desain, motif, dan corak keramiknya, atau dengan kata lain, inovasi yang dilakukan menyeluruh pada semua elemen keramik Niro. Karenanya, selalu saja ada produk baru dengan desain dan motif menarik yang di-launching. Wajar saja banyak konsumen jatuh cinta dengan keramik kelas premium ini.
Yang membedakan Niro dengan produk keramik lainnya adalah sisi tekstur desain yang berjenis porcelains. Bahan jenis ini cukup kuat, lantaran dibakar dengan temperatur yang tinggi dan diproses dengan tekanan yang kuat, sehingga fisiknya pun padat dan kuat.
Niro memang dikategorikan sebagai produk untuk segmen menengah ke atas. Harga yang dipatok untuk 1 m2 saja mulai dari kisaran Rp 120.000 hingga Rp 450.000.
Membangun sebuah merek tidak hanya dilihat dari sisi inovasinya saja karena kegiatan marketing pun menjadi salah satu kunci utama keberhasilan merek.
Seperti kebanyakan perusahaan pada umumnya, strategi yang diusung tak lepas dari kegiatan above the line (ATL) dan below the line (BTL). Komunikasi ATL misalnya diwujudkan dengan iklan di majalah, koran, billboard, signboard, serta LED.
Namun Willie mengaku, saat ini Niro masih fokus melakukan strategi marketing di ranah BTL, seperti melakukan pameran di berbagai kota, road show dari mal ke mal, kuliah pakar tamu di beberapa universitas terkemuka di Indonesia, serta memberikan mock up di toko-toko bahan bangunan yang akan menjadi partner Niro.
“Kegiatan marketing yang rutin kami lakukan selama ini yaitu mengadakan acara gathering dengan mengundang arsitek, kontraktor, mahasiswa, dan karyawan toko penjual alat bahan bangunan. Mungkin inilah strategi kami yang kerap kami jadikan andalan, karena dalam acara tersebut kami mengundang pakar-pakar serta orang-orang yang kerap terkait dengan bahan-bahan bangunan. Acara ini lebih mengedepankan sisi edukasi kepada para tamu, agar mereka tahu jenis bahan keramik yang bagus dan berkualitas,” Willie menambahkan.
Hal tersebut dilakukan agar customer yang datang bisa merasakan keindahan dengan menyentuh langsung produk Niro. Ada pula newsletter dwi mingguan yang dibagikan untuk kurang lebih 500 arsitek dan konsultan.
Selain itu, melihat gebrakan dunia sosial media saat ini, Niro pun tak mau ketinggalan. Perusahaan ini tengah gencar melakukan viral marketing baik di website resmi Niro maupun di jejaring sosial seperti Facebook (Fanpage: Niro Granite) dan Twitter (@nirogranite). Willie pun mengatakan bahwa saat ini telah ditempatkan satu karyawan yang khusus untuk mengelola kegiatan digital marketing tersebut. (Merliyani Pertiwi)
