ShopeePay Pimpin Dompet Digital di Kuartal Pertama 2021

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno | Neurosensum mengumumkan hasil risetnya mengenai penetrasi pasar e-wallet di Indonesia. ShopeePay meraih penetrasi pasar tertinggi (68%), diikuti OVO (62%), DANA (54%), GoPay (53%), dan LinkAja (23%). Riset ini melibatkan 1.000 responden pengguna aktif e-commerce berusia produktif (19-45 tahun) secara serentak di 8 kota besar di Indonesia, yaitu kawasan Jabodetabek, kota-kota besar di pulau Jawa, serta kota besar lainnya di Indonesia, selama 3 bulan terakhir (November 2020 – Januari 2021).

Peran pemasaran cerdas dan terpadu, kemudahan bertransaksi digital, dan akselerasi penggunaan dompet digital untuk pembayaran non-fisik, mendorong ShopeePay menduduki tahta juara dengan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi (29% dari total) diikuti oleh OVO (25% dari total), GoPay (21% dari total), DANA (20% dari total), dan LinkAja (6% dari total). Hal ini pun diikuti dengan nilai transaksi tertinggi dari belanja offline dan online menggunakan ShopeePay (33%) yang mengalahkan OVO (24%), GoPay (19%), DANA (18%), dan LinkAja (6%).

Dalam membeli produk kecantikan, responden mengaku menggunakan ShopeePay (60%) sebagai medium transaksi, disusul OVO (13%), DANA (10%), GoPay (6%), dan LinkAja (2%). Kemudian untuk membeli produk kategori skin care, 58% responden menggunakan ShopeePay, lalu OVO (17%), DANA(9%), GoPay (6%), serta LinkAja (3%). Tidak hanya itu, ShopeePay juga unggul dalam penggunaan untuk belanja berbagai produk personal care (50%), disusul OVO (16), DANA (11%), GoPay (9%), dan LinkAja (4%).

Baca juga: LinkAja Hadirkan Pembayaran Digital di Pantai Pandawa

Tika Widyaningtyas Research Manager Neurosensum Indonesia menjelaskan, riset dompet digital ini tidak hanya mengukur pangsa pasar saja. “Kami mencoba untuk mencari tahu dengan menghitung kualitas riset menggunakan metode Q&A guna mendapatkan Why, serta menarik kesimpulan lanskap dompet digital yang aktif di Indonesia selama 3 bulan terakhir,” tuturnya.

Jika diteliti lebih mendalam lagi, ShopeePay berperan dalam menggantikan peran in-person shopping experience dengan segala kemudahan virtual transaction, terutama untuk produk yang dahulu lebih banyak dibeli ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan.

Berdasarkan hasil riset, ShopeePay terbanyak dijadikan sebagai dompet digital untuk pembayaran belanja peralatan rumah tangga, yaitu setinggi 47%, kemudian diikuti oleh OVO (17%), DANA (13%), GoPay (7%), dan LinkAja (3%). Kemudian untuk belanja kategori peralatan elektronik, ShopeePay juga memimpin dengan 37%, disusul OVO (20%), DANA (14%), GoPay (9%), dan LinkAja (3%).

NeuroSensum
Tika Widyaningtyas, Research Manager Neurosensum Indonesia sedang memaparkan hasil riset

Berikutnya, responden juga menggunakan ShopeePay untuk belanja peralatan olah raga dan/atau aktivitas luar ruang dengan 32%, lalu OVO (18%), DANA (13%), GoPay (7%), dan LinkAja (4%).

“Penggunaan e-wallet di kalangan responden sudah menjadi kebiasaan. Kesederhanaan dan kemudahan e-wallet sebagai medium transaksi masa kini semakin memperkuat peran dan posisi dalam menggantikan uang tunai dan kartu debit atau kredit,” lanjut Tika.

Baca juga: Ini Fitur Baru Dompet Digital DANA, Yuk Cek Apa Saja Keunggulannya!

Dilihat dari frekuensi transaksinya, ShopeePay juga menduduki posisi teratas mencapai 14,4 kali per bulan. Disusul OVO (13,5 kali per bulan), GoPay (13,1 kali per bulan), DANA (12,2 kali per bulan), dan LinkAja (8,2 kali per bulan).

Kunci untuk memimpin pasar

Dalam kesempatan tersebut Tika memaparkan lima 5 faktor yang harus diperhatikan pemain dompet digital agar terus memimpin pasar, Kelima faktor tersebut mencakup kemudahan transaksi online, misalkan dengan hanya mengandalkan satu aplikasi, minimum pain points, serta kecepatan interface, bangun kepercayaan terhadap aplikasi, dalam hal ini security dan reliability, menjaga keamanan aplikasi sehingga andal dan terpercaya bagi masyarakat, promosi yang relevan dan memuaskan calon pengguna serta memperluas keanekaragaman promosi dengan berbagai partner.

Mahesh Agarwal, Managing Director Neurosensum Indonesia, menyampaikan, sebagai perusahaan riset konsumen berbasis neuroscience dan AI, analisis menyeluruh dan terpadu berskala nasional merupakan salah satu kunci pembelajaran yang berkesinambungan dan bernilai lebih.

“Kami berkomitmen untuk menghadirkan data bermakna dalam memperdalam studi akan perilaku konsumen. Hasil data riset tersebut bermanfaat untuk kemudian ditelaah dan dipelajari lebih lanjut demi menyempurnakan pengetahuan dalam mengambil langkah merencanakan strategi pemasaran dan bisnis di dalam peta industri yang lebih luas. Terutama ketika pengguna e-wallet sudah mengungguli perbankan, sehingga e-wallet bukanlah sesuatu yang asing lagi,” kata Mahesh.

Neurosensum adalah perusahaan riset yang mengandalkan neuroscience dan AI dengan tujuan untuk memahami respons bawah sadar konsumen dengan inovasi berbasis teknologi mutakhir yang cerdas dan intuitif seperti EEG, Virtual Reality, Eye Tracking, aplikasi Reaction Time, Facial Coding, dan masih banyak lagi.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.