Si Kecil Tak Menengok Jika Dipanggil? Yuk, Deteksi dan Terapi Autisme Sedini Mungkin!

Aplikasi Tentang Anak meluncurkan fitur terbaru “Skrining Autisme” untuk membantu orang tua mendeteksi dan terapi autisme sedini mungkin.Aplikasi Tentang Anak meluncurkan fitur terbaru “Skrining Autisme” untuk membantu orang tua mendeteksi dan terapi autisme sedini mungkin.

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Aplikasi parenting Tentang Anak meluncurkan fitur terbarunya “Skrining Autisme” guna menjawab keresahan tentang keterbatasan fasilitas klinik di Indonesia untuk diagnosis dan terapi autisme.

Saat ini WHO memperkirakan 1 dari 160 anak merupakan penyandang autisme. Sedangkan di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) menyatakan dengan perhitungan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,14%, memperkirakan Indonesia memiliki penyandang ASD sebanyak 2,4 juta orang dengan pertambahan penyandang baru 500 orang/tahun.

Dalam Grand Launch Fitur Skrining Autisme pada Aplikasi Tentang Anak dan webinar terkait autisme di Indonesia, Ahli Neurologi Anak, Advisor Tentang Anak & Founder @AnakkuID dr. Hardiono D. Pusponegoro mengimbau, jika orang tua telah mendeteksi tanda-tanda keterlambatan pada perkembangan anaknya, orang tua sebaiknya tidak diam atau menunggu kemajuan perkembangan anak dengan sendirinya. Karena, mendeteksi dan menangani keterlambatan perkembangan sejak dini akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik.

Maka dari itu, setelah mendeteksi gangguan anak melalui fitur skrining autisme di aplikasi Tentang Anak dan mendapatkan hasil bahwa anak mengalami gangguan ASD, orang tua dianjurkan mendiagnosis lebih lanjut jenis gangguan tersebut dengan ahlinya, lalu mengobati apa yang bisa diobati, merujuk terapi yang tepat sesuai dengan diagnosis, konseling dan langkah terakhir untuk rujuk konsultasi selanjutnya.

Sementara itu, Founder & CEO Tentang Anak dr. Mesty Ariotedjo menambahkan, melalui fitur skrining autism kini orang tua dapat dengan mudah memonitor perkembangan persona-sosial anak dengan mengenali gejala atau gangguan awal terkait ASD seperti Ketika anak terlambat berbicara.

Perlu dicatat bahwa fitur ini merupakan skrining awal yang dapat membantu orang tua, tapi tidak untuk menggantikan konsultasi medis dengan ahli. Tentang Anak berharap dengan adanya fitur ini, anak dengan autisme dapat terdeteksi lebih dini sehingga lebih cepat diterapi dan perkembangannya lebih optimal.

Dalam webinar tersebut narasumber menyatakan beberapa poin yang perlu Anda tahu terkait ASD, di antaranya:

Kenali gejala gangguan atau kriteria ASD yang terjadi pada anak: 

  • Gangguan sosial emosional, seperti mimik muka datar, sering tidak bereaksi, kontak mata kurang, cuek, tidak bermain dengan anak lain, tidak berbagi, tidak respon emosi timbal balik, dan tidak ada pretend play. 
  • Gangguan komunikasi, seperti tidak bicara, speech delay, bicara aneh atau sulit dimengerti dan ekolalia (mengulang kata-kata).
  • Gangguan interaksi sosial, seperti tidak memulai interaksi, menjawab seadanya, tidak bisa berinteraksi dalam waktu yang lama.
  • Anak menunjukan perilaku yang stereotipe, atau perilaku berulang kali dengan intensitas yang tidak wajar.
  • Gejala terjadi sejak usia dini, bahkan sudah dapat terlihat ketika usia kurang dari 3 tahun.
  • Gejala dapat berubah dengan umur dan terapi.
  • Gejala dapat menetap, terutama gangguan interaksi sosial.

Jika terjadi beberapa gejala atau gangguan seperti yang disebutkan di atas, Anda dapat melakukan Skrining ASD yang sudah tersedia secara online di aplikasi Tentang Anak, hasil kolaborasi bersama @AnakkuID dengan dua jenis skrining yang tersedia:

  • Untuk anak usia 10-14 bulan bisa menggunakan ESAT (early screening autistic trait).
  • Untuk anak usia 18-30 bulan bisa menggunakan M-CHAT.

Hasilnya bisa langsung terlihat setelah menyelesaikan skrining tersebut di aplikasi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN dr. Irma Ardiana mengatakan, keluarga menjadi unit terkecil yang sangat penting dalam hal tumbuh kembang anak. Setelah melakukan berbagai survei pada keluarga Indonesia, saat ini keluarga Indonesia masuk ke definisi keluarga berkembang (2021).

“Berangkat dari latar tersebut, dengan berbagai upaya yang tengah dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga Indonesia, dan juga melakukan sinergitas bersama para mitra dan individu, kami berharap dapat mewujudkan definisi keluarga tangguh nantinya, atau lebih baik dari definisi keluarga berkembang. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi Tentang Anak, yang telah memberikan komitmen nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia melalui berbagai inovasi, salah satunya fitur skrining autism,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.