Spesialis Konsumer di Bisnis Konsumer

Marketing.co.id – Artikel Marketing | Corina Leyla Karnalies adalah seorang bankir yang kenyang pengalaman di bisnis konsumer. Berkarir di industriperbankan sejak tahun 1993, Corina sempat bekerja di beberapa bank swasta asing dan swasta nasional, mulai dari Citibank, Standard Chartered Bank, Bank Universal, Bank Permata, Bank Niaga, ABN AMRO, hingga Royal Bank of Scotland.“Saya dari awal spesialisasinyadi produk konsumer. Saya cukup lama di bidang kartu kredit, KPR, KPM, mulai dari sales, product development, sampai collection recovery,” tutur Corina.

Tahun 2010 Corina memulai karir di BNI denganposisi Deputy GM Divisi BisnisKartu. Sempat juga bergabung ke berbagai divisi seperti Consumer Risk, Product Management, dan Data Management. Jabatan GM Data Management diduduki Corina di tahun 2019. Ia mengatakan, Data Management adalah salah satu divisi strategis di BNI. Pasalnya, dengan infrastruktur dan data warehouse yang dimiliki, BNI bukan hanya dituntut untuk memasok data, tapi mengolahnya menjadi bisnis.“Challenge saya waktu itu cukup besar, dimana kami harus memaksimalkan kapabilitas big data yang kami miliki dan menginisiasi tim data scientist,” tandas Corina saat wawancara virtual.

Karir Corina di BNI cukup cemerlang, hingga tahun 2020 dia berhasil menduduki posisi Direktur Bisnis Konsumer BNI. Saat ditanya mengenai lanskap bisnis konsumer, Corina menyoroti beberapa fenomena, salah satunya soal fintech. Menurutnya, kelebihan fintech adalah prosesnya yang cepat dan sederhana. Untuk menjadi nasabah fintech dan melakukan transaksi cukup menggunakan smartphone.

Baca juga: IFSoc Bukanlah Asosiasi yang Mewakili Industri Fintech

“Misalnya sedang butuh dana buat perpanjangan STNK, susah kalau pinjam di bank atau bayar pakai kartu kredit, akhirnya pinjam dulu ke fintech. Tetapi begitu nasabah ingin beli rumah, biaya sekolah, atau kebutuhan jangka panjang lainnya tidak bisa pinjam ke fintech. Ini semua spesialisasinya bank,” jelas Corina.

Dia menegaskan, fintech tidak akan menjadi kompetitor bank, karena sifatnya tidak permanen. Orang menjadi nasabah fintech karena kebutuhan mendesak jangka pendek. Karena itu, alih-alih memposisikan fintech sebagai kompetitor, BNI justru menjadikannya sebagai mitra. BNI memanfaatkannya sebagai channel untuk penyaluran kredit, dan dari sini BNI mendapat margin keuntungan.

Segmen dan Produk Unggulan

Untuk milenial, BNI fokus di segmen milenial produktif dengan rentang usia 20 – 40 tahun yang perilaku bertransaksinya tinggi. Sebagai salah satu upaya untuk mengakomodir segmen milenial produktif ini, BNI menghadirkan layanan pembukaan rekening secara virtual. Calon nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang untuk buka rekening. Cukup mengunduh aplikasi BNI Mobile Banking dan melakukan registrasi.

Corina Leyla Karnaelis, Direktur Bisnis Konsumer BNI. Foto: Istimewa.

“Waktu yang dibutuhkan untuk membuat rekening secara onlinekurang lebih 10 menit dengan tetap mengikuti standar KYC (Know Your Customer), karena data sudah terintegrasi ke Dukcapil,”jelasnya.

Setelah berhasil melakukan registrasi, nasabah akan mendapatkan virtual card number(VCN) dan langsung bisa mengaktifkan BNI Mobile Banking. Adapun buku tabungan dan kartu ATM bisa diambil di lain kesempatan di kantor cabang terdekat.“Sekarang rata-rata penambahan rekening baru sekitar 250 ribu perbulan, saya perkirakan sekitar 10% menggunakan pembukaan rekening melalui channel digital,” ucap Corina.

Dampak Pandemi

Pandemi Covid-19 membuat pengguna BNI Mobile Banking melonjak tajam lebih dari 30%. Demikian juga transaksi melalui BNI Mobile Banking, hingga Oktober 2020 mengalami kenaikan lebih dari 60% dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan ini karena BNI gencar mengedukasi nasabahnya agar beralih ke mobile banking. “Kami bank pertama yang mengomunikasikan ‘Stay at Home’, tidak perlu ke mana-mana, semua transaksi Bapak/Ibu kita bantu. Kita memberi empati dan solusi. Setelah itu, baru bank lain mengikuti,” ungkap Corina.

Baca juga: Peranan CFO Kian Krusial di Masa Disrupsi Digital dan Pandemi

Di periode pandemi ini, bisnis konsumer BNI berhasil tumbuh 5 kali lipat lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan rata – rata industri. Pertumbuhan bisnis konsumer BNI ini antara lain dikontribusi oleh BNI Griya (KPR) dan BNI Fleksi (KTA). Bahkan BNI Fleksi tumbuh double digit. “Untuk BNI Griya, dalam beberapa tahun kita lebih menggarap segmen fixed income, karena secara risiko dapat lebih di-manage,” tuturnya lagi.

Dari total rekening nasabah reguler yang dimiliki BNI saat ini, sekitar 70% nya merupakan rekening aktif.Adapun total portofolio bisnis konsumer BNI sekitar Rp87,4 triliun; Rp45,5 triliun diantaranya disumbang oleh BNI Griya, sekitar Rp29 triliun oleh BNI Fleksi, dan Rp11,5 triliun oleh kartu kredit. Angka Rp87,4 triliun berkontribusi sekitar 15% terhadap total kredit BNI.

Mengenai strategi di tahun depan, BNI akan mengikuti perilaku nasabah yang sudah semakin berdigital. Karena itu, salah satu strateginya yaitu menjadikan BNI Mobile Banking sebagai aplikasi utama yang lebih user friendly dan multichannel. “Cukup masukkan satu user id di satu aplikasi, nasabah bisa menikmati berbagai layanan perbankan. Dari mulai pembukaan rekening secara digital, pengajuan pinjaman secara online melalui e-form, hingga melakukan beragam transaksi perbankan dalam 1 aplikasi” pungkas Corina. 

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

Artikel ini pernah dimuat di MAJALAH MARKETING edisi Desember 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.