Stand Up Comedy

Beberapa stasiun televisi akhir-akhir ini mencoba menghidupkan kembali stand up comedy. Ini merupakan komedi yang dibawakan oleh komedian tunggal dan (biasanya) dilakukan sambil berdiri. Beberapa tahun silam stand up comedy sudah dirintis oleh banyak orang. Bahkan dilakukan oleh para presenter maupun komedian profesional.

Namun sambutan audience masih dingin. Apalagi untuk orang Indonesia kebanyakan, komedi yang dibawakan minimal dua orang – dengan saling mencela atau melakukan gerakan fisik yang lucu – dianggap lebih pas.

Kini menonton stand up comedy sudah mulai menjadi gaya hidup orang kota, khususnya para pekerja kantoran. Beberapa stasiun televisi mulai menayangkan acara stand up comedy dan merek seperti Smartfren juga mencoba memposisikan diri di acara ini yang punya karakter: lucu namun intelek.

Memang secara rating televisi belum sedahsyat  komedi konvensional seperti Opera Van Java. Namun jika melihat target pasar yang menonton acara ini (kelompok eksekutif menengah ke atas) untuk beberapa produk acara ini bisa menjadi saluran komunikasi yang tepat.

Perekonomian Indonesia yang sepertinya bertumbuh cepat memang memperbesar kelompok sosial tertentu yakni kelas menengah. Mereka adalah kelompok dengan penghasilan yang cukup untuk membeli beberapa gadget yang sedang tren, memiliki tingkat pendidikan yang relatif tinggi dan bersosialisasi lewat jejaring sosial dan komunitas.

Kelompok ini selalu mencoba mencari sesuatu yang baru, dan menonton stand up comedy dapat dianggap sesuatu yang baru untuk dikonsumsi. Apalagi mereka terkadang sudah mulai jenuh dengan gaya komedi Srimulat yang hanya mengulang-ulang adegan yang lucu.

Menurut saya, salah satu pemicu mengapa stand up comedy terpenetrasi lebih cepat adalah perilaku para pemakai BlackBerry di Indonesia yang senang mengcopas (istilah untuk copy-paste) joke-joke ringan. 50 persen dari broadcast yang saya terima (termasuk lewat group BB) mengandung unsur humor. 20 persen pesan dan tips, 20 persen berita dan  10 persen motivasi.

Stand up comedy merupakan  bentuk lain  dari joke dan sindiran yang biasa beredar lewat SMS dan BBM. Mereka kemudian menuangkannya dalam bentuk live. Dalam stand up comedy , sang komedian bisa lebih bebas mengekspresikan banyak hal, termasuk menyindir dan mencela pemerintah. Sama bebasnya dengan semua joke yang selama ini beredar.

Para komedian pun bisa muncul dari para kalangan pekerja maupun intelektual seperti dosen, dokter, dan lain-lain. Humor mereka  tidak selalu lucu, namun penonton selalu mengapresiasi mereka dengan tertawa. Terkadang tertawanya pun terkesan partisipatif.  Artinya, penonton sebenarnya tidak merasa lawakannya lucu, tapi karena takut dicap kurang intelek akhirnya mereka pun ikut tertawa.

Stand up comedy kini masuk pada saat yang tepat, dimana intelektualitas makin menjadi komoditas penting di negara ini. Beberapa tahun yang lalu konsumen Indonesia tidak menghargai stand up comedy, padahal kalau dilihat dari konten yang dibawakan oleh para komedian terlihat cukup berbobot.

Sama seperti produk, sebagus apapun produk dibuat, tak akan sukses jika tidak diluncurkan pada saat yang tepat. Timing adalah hal penting yang harus diperhitungkan oleh para marketer. Timing yang pas bisa membuat merek Anda meledak, namun timing yang tidak tepat membuat produk Anda langsung melempem seketika.

Belajarlah dari para komedian. Lawakan Anda lucu atau tidak tergantung pada saat mana Anda meluncurkannya. Lihat saja para pemain Srimulat, mereka selalu memanfaatkan situasi yang tepat untuk menyelipkan humor mereka. Demikian pula para stand up comedian.

Pada saat penonton mulai tertawa adalah kesempatan untuk mengeksplorasi lawakan mereka. Namun pada saat penonton tidak bereaksi dengan lawakannya, mereka terpaksa mengeluarkan senjata lain. Salah satunya lawakan doa para komedian: “…Ya Tuhan, kalau mereka tidak tertawa, tolong jadikan mereka manusia-manusia yang  ber-IQ lebih tinggi…”.

Marketing sama seperti comedy membutuhkan timing yang tepat untuk bisa diterima pasar.

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.