Startup Sulit Dapat Kredit Dari Bank

Usaha rintisan (startup) sulit memenuhi persyaratan yang diminta bank jika ingin mendapatkan kredit. Namun ada bank yang mulai berani member kredit ke sektor usaha rintisan, meskipun plafon kreditnya masih sangat minim.

Jika Anda pengusaha usaha rintisan atau startup, jangan terlalu berharap banyak dapat pinjaman dari bank. Pasalnya bank masih menganut pola pikir konvensional saat menguncurkan kredit. Bank akan mengenakan sejumlah persyaratan yang sulit dipenuhi usaha rintisan, seperti jaminan, lama usaha, dan kelayakan usaha.

Arief Surarso, Wakil Pemimpin Divisi Bsnis Usaha Kecil BNI, mengatakan ada beberapa faktor yang membuat usaha rintisan sulit memperoleh kucuran kredit dari bank. Faktor tersebut antara lain, pembiayaan usaha rintisan bersifat jangka panjang dengan pola penyertaan modal. Sementara pembiayaan kredit bersifat langsung dimana pinjaman harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.

Arief Surarso, Wakil Pemimpin Divisi Bsnis Usaha Kecil BNI Foto: Tony B
Arief Surarso, Wakil Pemimpin Divisi Bsnis Usaha Kecil BNI
Foto: Tony B

Faktor lain, belum ada regulasi yang mengatur penyaluran kredit untuk rintisan di Indonesia. Arief berbicara dalam forum diskusi IDEAFEST bertajuk “Bank Loans For Startup, Yes or No?”, di Jakarta Convention, hari ini.

“Apakah bank bisa mendanai startup, jawaban ya, tapi persyaratannya sesuai yang berlaku di kredit pada umumnya, seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat),” jelas Arief.

Arief menambahkan, tipikal usaha rintisan biasanya dikelola oleh anak muda, berangkat dari idealisme, modal terbatas, dan administrasi keuangannya belum tertata baik. Kondisi ini tentunya menyulitkan usaha rintisan untuk mendapatkan kucuran kredit dari bank. Meskipun dia tidak menampik ada beberapa usaha rintisan yang sudah berhasil.

Pernyataan senada disampaikan Winarti, Senior Vice Presiden Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia.Bank DBS Indonesia sampai saat ini tertarik memberikan kredit komersial kepada usaha rintisan. Kredit untuk sektor ini diberikan melalui DBS Foundation. “Ini bukan CSR, karena mereka (usaha rintisan) yang dapat kredit melalui proses kompetisi dan ada mentoring agar usahanya berkembang,” jelas Winarti yang ditemui usai acara.

Sementara itu, Warso Widanarto, Direktur Bisnis LPDB KUMKM menjelaskan, pihaknya bisa memberikan kredit kepada usaha rintisan dengan syarat usaha minimal sudah berjalan 3 tahun, melampirkan laporan keuangan dalam 2 tahun terakhir, dan dalam satu tahun terakhir usaha meraih profit.

Adapun sektor usaha rintisan yang disasar LPDB KUMKM adalah industri kreatif seperti film, game interaktif, animasi, dan lain-lain. “Kredit yang diberikan berkisar Rp150 juta – Rp100 miliar dengan bunga 5% sliding,” tandas dia.

KUR Mikro

Sebenarnya masih ada harapan bagi usaha rintisan mendapatkan kredit dari Bank melalui skema KUR (Kredit Usaha Rakyat) Mikro. BNI menjadi bank pertama yang menyalurkan KUR Mikro buat usaha rintisan.

Sampai saat ini BNI sudah menggandeng dua e-commerce untuk menyalurkan KUR Mikro. KUR Mikro diberikan kepada para tenant atau merchant atas rekomendasi e-commerce yang bersangkutan. Persyaratan kredit mengacu pada track record usaha rintisan yang bersangkutan, seperti sudah berapa lama menjual produk di e-commerce dan melihat angka transaksinya.

Plafon kredit yang diberikan maksimal Rp25 juta. “Jika yang bersangkutan ingin kreditnya lebih tinggi kita lakukan analisis kredit secara biasa,” tandas Arief.

Arief menegaskan, dana kredit tersebut bersumber dari KUR, oleh karena itu persyaratan penyaluran kredit tetap mengacu ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Misalnya usaha rintisan tersebut tidak bermasalah dengan bank lain.

Sekadar informasi, nilai KUR BNI yang disalurkan sudah mencapai Rp 9 triliun per 22 September 2016. Sementara target penyaluran KUR BNI tahun ini sebesar Rp11,5 triliun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.