Steak Hotel by Holycow! Berangkat dari Pembukuan Ala Warung

Steak Hotel by Holycow!
Wynda Mardio, Pemilik Steak Hotel by Holycow!

Steak Hotel by Holycow! tumbuh dan berkembang dari warung tenda di pinggiran jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Saat ini mereka sudah memiliki tiga cabang dan bersiap untuk membuka cabang-cabang berikutnya. Seperti apa pengelolaan keuangannya?

Kuatnya keinginan Wynda Mardio untuk berwirausaha membuatnya rela meninggalkan karir yang sudah dijalani hampir 10 tahun. Berbagai komentar pun bermunculan. Banyak di antara teman-temannya yang merasa pesimis. Bahkan, orang tuanya sendiri merasa khawatir, mengingat saat itu ia baru memiliki anak.

Namun, semua itu dihadapinya dengan positif. Tahun 2010 keinginan untuk berwirausaha terwujud. Dengan dukungan suami, Wynda membuka restoran steak (waktu itu masih warung tenda) Steak Hotel by Holycow! di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Tantangan demi tantangan berhasil dilaluinya dengan baik. Alhasil, dalam waktu dua tahun, Steak Hotel by Holycow! berkembang dengan pesat dan telah memiliki tiga cabang di Jakarta. Dalam sebulan daging sapi yang dihabiskan bisa mencapai 1-3 ton.

Kesuksesannya tak lepas dari bagaimana ia mengelola keuangan bisnis. Pasalnya, tidak sedikit pengusaha yang tergilas roda waktu tanpa adanya perkembangan usaha yang riil.

Sebuah riset menyatakan bahwa 82% bisnis hancur akibat manajemen arus kas yang dikelola dengan buruk. Artinya, banyak pengusaha yang kurang memerhatikan arus kas dan mengelolanya untuk pengembangan bisnis.

“Dulu, karena keterbatasan modal saya memakai konsep warung. Semua urusan termasuk operasional dan keuangan dilakukan sendiri. Bahkan, saat itu saya juga menjaga kasir sendiri, karena karyawan yang masih terbatas,” ujar Wynda.

Dalam hal mengelola keuangan, saya berprinsip bahwa cash flow perusahaan harus lancar dan pembayaran kepada mitra bisnis (supplier) tidak boleh dilambatkan, supaya hubungan mutual bisa terjalin sehat dan menguntungkan kedua belah pihak.

Menurutnya, jika pembayaran selalu lancar, otomatis supplier akan mendahulukan kepentingan kita daripada klien mereka yang lain. Juga, di kala kita sedang kesulitan mereka akan lebih mau mengerti keadaan kita.

Tidak adanya background pendidikan keuangan tidak membuat penggemar film warkop DKI ini putus asa. Wynda tidak segan dan malu untuk bertanya kepada temannya di masa kerja dulu.

“Kebetulan, di pekerjaan saya dulu ada teman di bagian budgeting, jadi sedikit banyak saya sudah tahu apa yang harus saya kerjakan. Seperti menghitung harga makanan, penyusutan, production cost, overhead, dan lainnya,” tuturnya.

Kemajuan demi kemajuan yang berhasil diraih tak membuatnya cepat puas. Berbagai perombakan pun dilakukan demi menunjang kemajuan-kemajuan berikutnya. Seperti merapikan sistem manajemen, tim keuangan, sistem kerja yang solid, dan lain-lain.

“Saat ini saya memiliki tim keuangan kecil yang masih dikepalai oleh saya sendiri. Tujuannya adalah transfer sebanyak mungkin ilmu yang saya miliki dan membentuk sistem kerja yang solid dan bisa berjalan terus seperti mesin, sehingga bisa tetap stabil walaupun nantinya tanpa saya ada di dalamnya.

Mengingat bisnis ini cenderung simpel – hanya pemasukan dan pengeluaran – saya menerapkan sistem cash flow  di mana arus pembayaran ke pihak ketiga tidak boleh macet. Artinya setelah barang terjual, selang tidak lama supplier sudah dibayar.

“Saya menerapkan sistem inventaris yang ketat, di mana kita hanya mengorder hal-hal yang memang perlu diorder dan tidak menyiapkan terlalu banyak buffer stock. Sistem ini sangat efektif, barang seperti hanya numpang lewat saja dan tidak numpuk. Sistem ini bukan hanya baik untuk cash flow kami, tapi juga baik untuk kesegaran bahan baku, selalu fresh dan habis,” terang Wynda.

Ekspansi

Setiap pemilik bisnis memiliki strategi sendiri untuk urusan ekspansi. “Untuk saat ini dengan outlet Steak Hotel by Holycow! di Radio Dalam, Kemang dan Sabang juga beberapa lagi segera menyusul adalah hal yang sudah saya planning sejak awal bisnis ini berdiri,” tutur Wynda.

“Saya sudah membuat business plan di awal, yang isinya adalah rencana untuk lima tahun ke depan yang terpisah menjadi dua bagian: 1. If all goes well dan 2. If all goes wrong. Alhamdulillah yang terjadi saat ini adalah alternatif 1, sehingga memungkinkan saya untuk melakukan ekspansi,” jelasnya.

Ada banyak rahasia kesuksesan dalam sebuah bisnis, tetapi mengenai pengelolaan arus kas ini sering kali dilupakan. Ingatlah, persaingan di luar terus berjalan dan semakin ketat.

Kalau Anda tidak mempersiapkan rencana pengelolaan arus kas yang baik untuk perkembangan usaha dan menghadapi persaingan, maka dapat dipastikan bisnis Anda akan mati tergilas waktu dan tidak akan pernah berkembang.

Editor:  Sekar Ayu

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.