Strategi Acnes di Pasar Remaja yang Crowded

Marketing.co.id – Pola konsumsi seseorang terbentuk sejak usia remaja. Tentunya, kondisi ini sangat potensial dan merupakan saat yang tepat untuk menanamkan brand image.

Tak hanya itu, peran remaja sekarang ini sangat kuat dalam memengaruhi orangtua dalam pembelian suatu merekbaik sebagai usermaupun tidak. Termasuk juga memengaruhi orangtua dalam mengambil keputusan.

Salah satu kategori produk yang menarik untuk ditelisik adalah obat jerawat. Banyak merek obat jerawat yang beredar di pasaran, bahkan beberapa di antaranya mampu menjadi unggulan di kalangan remaja.

Berdasarkan Top Brand Index 2013 dari Frontier Consulting Group, Acnes berhasil menguasai 21,4% pangsa pasarjauh meninggalkan Verile yang berada di posisi kedua dengan perolehan 5,6%. Posisi kedua dan ketiga diisi oleh  Clean & Clear serta Acnol dengan perolehan indeks masing-masing 4,4% dan 2,5%.

“Situasi kompetisi di segmen remaja sangatlah crowded. Banyak produsen yang membidik remaja sebagai ceruk pasar potensial,” kata  Ariestianti Karlina, Product & Brand Deputy Manager Consumer & Health Care Department PT Rohto Laboratories Indonesia kepada majalah MARKETING.

Menurutnya, “Internet saat ini turut memberikan kontribusi dalam mengubah cara berkomunikasi kalangan remaja. Mereka menjadi lebih interaktif dalam berkomunikasi.”

Keberhasilan Acnes meraup kue besar di kategori produk obat jerawat ini tidak lepas dari positioning sebagai rangkaian produk perawatan untuk kulit berjerawat. Ketika masuk ke pasar, Acnes membawa unsur health and beauty yang menjadikannya unggul dibanding kompetitor. Value added lainnya adalah mengadopsi dari produk perawatan dokter dan diformulasikan khusus untuk remaja.

Acnes menyasar remaja berusia 1424 tahun sebagai target konsumen utama dengan status sosial AB. Pastinya, jika dikerucutkan lagi, remaja yang dituju adalah mereka yang memiliki masalah dengan jerawat dan peduli terhadap penampilan.

Untuk semakin mendekatkan diri dengan target market, perusahaan tidak sungkanterjun langsung ke sekolah-sekolah guna mengomunikasikan Acnes. Iklan di media cetak maupun elektronik pun ikut digempur guna menaikkan awareness konsumen terhadap Acnesbaik di televisi, radio, maupun media online seperti Facebook dan Twitter.

Segmen remaja memiliki posisi yang kuat karena mempunyai kekuatan untuk membanding-bandingkan produk melalui internet. Masalahnya, mereka juga saling memengaruhi melalui social networking.

Tentunya, ini menjadi tantangan bagi Acnes untuk membangun strategi, sebagai brand remaja juga harus ikut membangun brand image dan mengomunikasikan aktivitas promosi melalui media tersebut,” jelas Arlien.

Adapun jurus yang digunakan Acnes untuk meningkatkan brand loyalty di pasar adalah cepat merespons pasar dan kreatif dalam berinovasi membuat program-program yang dapat meningkatkan engagement target market. Acnes juga mengajak para remaja tersebut untuk menjadi “partner” di setiap aktivitas promosi yang dilakukan. Agar mudah diingat, Acnes pun selalu mengusung pesan yang sama yakni, “Taklukkan jerawat dengan Acnes 3C, Clean–Care–Cure”.

Untuk memaksimalkan pemasaran, sampai saat ini Acnes terus mengembangkan distribusi. Fokus utama tetap pada modern channel, namun juga tidak mengabaikan peran traditional channelkhususnya untuk coverage yang lebih luas hingga ke pelosok. Sedangkan soal harga, Acnes tetap mematok harga yang terjangkau bagi kalangan remaja yang price sensitive, namun tetap menjaga kualitas.

Sumber: majalah MARKETING

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.