Strategi “Berkicau” Guy Kawasaki

www.marketing.co.id – Menanyakan berapa lama Guy Kawasaki menghabiskan waktunya di Twitter adalah sama dengan menanyakan berapa lama Tiger Woods menghabiskan waktunya bermain golf. Twitter adalah pekerjaan Guy. Jika sedang di depan komputer, berarti dia sedang ber-Twitter. Ia menghabiskan waktu delapan jam per hari di depan komputer. Jika Guy sedang tidak di depan komputer, ia menggunakan perangkat mobile-nya untuk memantau Twitter.

Guy adalah pemasar yang juga rajin menulis. Ia adalah penulis dari sembilan buku dengan judul-judul Reality Check, The Art of the Start, Rules for Revolutionaries, How to Drive Your Competition Crazy, Selling the Dream, dan The Macintosh Way. Sebelum kita melihat bagaimana strategi pemasarannya dengan menggunakan Twitter, mari kita lihat dulu bagaimana Guy mengasah talentanya sejak awal.

Ahli strategi yang dilahirkan pada 30 Agustus 1954 ini adalah mantan karyawan Apple yang pernah bertanggung jawab dalam memasarkan Macintosh pada tahun 1984. Kini Guy menjadi seorang kapitalis dan managing director perusahaan miliknya, Garage Technology, yang berbasis di Silicon Valley, serta menjadi salah satu petinggi di perusahaan Alltop. Dia juga adalah seorang blogger terkenal.

Berasal dari Honolulu, Hawaii, Guy mendapat gelar psikologi dari Stanford University, gelar MBA dari University of California (Los Angeles) dan gelar doktor dari Babson College. Guy dikenal pintar dalam mengabarkan dan menyebarkan berita. Dulu ia fokus dalam menciptakan brand awareness dan menggaet banyak pelanggan untuk merek Apple—suatu bisnis yang sangat high-tech dan lifestyle.

Sewaktu Guy menjalani program MBA, ia sempat bekerja pada salah satu perusahaan perhiasan, Nova Stylings. Pekerjaan nyata pertamanya adalah menghitung berlian. Tetapi, dari perusahaan Nova dan CEO-nya Marty Gruber itulah Guy belajar tentang cara menjual. Bisnis perhiasan adalah bisnis tersulit yang pernah ditemuinya.

Ia menetap di Nova selama beberapa tahun, sampai akhirnya demam teknologi menjangkitinya. Guy mulai bekerja di perusahaan perangkat lunak untuk pendidikan bernama EduWare Services. Setelah itu, barulah ia mendapat pekerjaan di Apple lewat teman sekamarnya di Stanford. Ketika ia melihat kemampuan Macintosh, hal tersebut menginspirasi dirinya. Selama empat tahun Guy menjadi pemuja Macintosh dan menyebarkannya ke banyak pengembang perangkat keras maupun perangkat lunak, dan ikut bersaing melawan dominasi sang raksasa dunia, IBM. Di perusahaan Apple ini pula ia menemukan wanita bernama Beth, yang kemudian menjadi istrinya.

Setelah Guy keluar dari Apple sekitar tahun 1987, Macintosh mempunyai banyak sekali software. Guy meninggalkan Apple untuk memulai perusahaan database Macintosh bernama ACIUS yang memproduksi program database bernama 4th Dimension, serta menjadi CEO perusahaan tersebut.

Guy berkarier di ACIUS selama dua tahun, lalu mengejar impian dan kesenangannya dalam menulis, menjadi pembicara dan konsultan. Ia juga yang memulai sebuah perusahaan perangkat lunak Fog City dan menjadi co-founder perusahaan Alltop. Perusahaan ini menciptakan produk bagi orang-orang yang tidak tahu dan tidak mau tahu soal apa itu teknologi RSS feed. Bila Anda mencari sesuatu lewat Google, misalnya Anda mengetik kata “health” lalu menemukan ada 501 hasil yang cocok, maka itu tidak akan terlalu membantu juga.

Jadi, Alltop berusaha untuk menciptakan sesuatu dimana si pengguna masuk ke health.alltop.com dan bisa melihat paling banyak 100 hasil mengenai “health”, masing-masing dengan lima berita terbarunya. Si pengguna lalu bisa me-roll over mouse-nya ke tulisan judul/headline untuk melihat isi dari paragraf pertama. Dari situ, ia bisa memutuskan apakah ingin masuk atau menelusuri lebih jauh.

Cara Guy bisa mendapat ide dari konsep ini adalah karena ia memiliki situs lain yang bernama Truemors.com. Di sana semua orang bisa mem-post berita-berita/informasi yang mereka temukan, lalu semuanya tersusun di situs bernama Popurls. Popurls inilah yang mengilhami konsep Alltop. Situs popurls mirip dengan Alltop, kecuali popurls diperuntukkan hanya bagi teknologi dan bisnis. Guy bisa memantau traffic yang keluar dari Popurls, lalu menyimpulkan mana yang paling populer dan paling sering dibicarakan. Guy mengenal pemilik Popurls dan bertanya padanya apakah ia ingin mengembangkan bisnisnya? Sang pemilik menjawab, “Tidak”. Jadi, Guy lah yang mengambil peluang tersebut.

Kemungkinan besar Guy adalah orang yang bisa mendapatkan value lebih banyak dari Twitter daripada orang lain, karena ia menggunakan Twitter sebagai tool, terutama sebagai marketing tool. Ini adalah senjatanya untuk memasarkan website-nya (Alltop) dan buku terbarunya Reality Check. Jika konsep Anda dalam menggunakan Twitter adalah untuk tujuan pemasaran/komersial, maka teruslah membaca. Tetapi jika Anda tidak tertarik pada pemasaran, Anda bebas untuk terus mengirimkan tweet yang berbunyi “Kucing saya berguling lucu sekali”, atau “Antrean di Starbucks panjang banget nih!” Begitu kata Guy.

Guy tidak terlalu memfokuskan usaha pada satu spot saja. Tujuan untuk mendapatkan begitu banyak orang/massa adalah karena Anda belum tahu siapa yang bisa dan mau membantu Anda. Jika saja Anda sudah tahu siapa mereka dan apa yang mampu mereka lakukan, Anda bisa saja memfokuskan usaha pada mereka. Tetapi, kini Anda mampu untuk menjangkau begitu banyak orang dengan mudah, instan, dan murah—dengan menggunakan sarana semacam Twitter tentunya.

Mendapatkan sebanyak mungkin follower adalah salah satu aktivitas yang penting menurut Guy. Abaikan pendapat yang mengatakan bahwa kualitas follower lebih penting daripada kuantitasnya. Itu berlaku bagi mereka yang ingin berteman, bukan mereka yang ingin menggunakan Twitter sebagai marketing tool. Sejujurnya, hanya ada dua macam pengguna Twitter, yaitu mereka yang ingin mendapatkan sebanyak mungkin follower dan para pembohong (penggemar hoax). Alasan mengapa Anda menginginkan lebih banyak follower adalah karena hukum “The Law of Big Numbers”; semakin banyak follower, semakin banyak orang yang membicarakan produk dan service Anda, maka Anda akan semakin terkenal. Jangan lupa pula bahwa orang cenderung mengikuti/mem-follow orang daripada perusahaan.

Anda juga harus memonitor dan memantau apa yang dikatakan orang lain tentang Anda, perusahaan Anda dan produk Anda. Anda bisa memanfaatkan fitur search pada Twitter. Dari sini Anda bisa tahu apakah ada yang kesal dengan produk Anda, ada yang bingung dengan produk Anda, atau ada yang puas dengan produk Anda. Orang biasanya sangat senang jika mereka dihubungi oleh sebuah perusahaan atau pemilik perusahaan seperti Anda—dan tak peduli seberapa kecewa mereka sebelumnya, setidaknya mereka akan merasa lebih diperhatikan. Dengan hanya memantau apa yang dikatakan orang-orang tentang Anda, sebenarnya Anda sudah menggunakan Twitter dengan lebih baik dibanding orang/pihak lain.

Guy menceritakan satu kisah lucu tentang fitur search ini, yang bermula ketika ia sedang berbicara dalam satu forum yang dihadiri orang-orang dari perusahaan UPS (United Parcel Service). Ada satu orang UPS mengatakan bahwa menggunakan fitur search itu tidak efisien untuk perusahaannya, karena kata “UPS” bisa berasal dari banyak kata, misalnya startups, meetups, dan lain-lain. Merasa tertantang, Guy lalu memasukkan kata kunci “United Parcel Service” langsung di depan para audiens. Tweet pertama yang muncul ternyata adalah suatu komplain soal pelayanan UPS! Kontan semua audiens yang hadir di situ tertawa.

Masih banyak saran Guy yang simpel dan murah untuk berpromosi dan memasarkan produk/service Anda. Anda bisa menemukan semuanya tertuang di blog dan buku-buku yang ditulisnya. Walaupun Guy sering disebut orang sebagai legenda dalam dunia bisnis, tetapi ia berkata, “Janganlah mempunyai tujuan hidup untuk menjadi seorang legenda, tetapi milikilah tujuan untuk menciptakan produk dan service yang luar biasa—yang tujuannya adalah mengubah dunia (sesuai dengan judul blog yang dimilikinya, How to Change the World). Jika Anda mampu melakukan ini, mungkin Anda bisa menjadi orang terkenal.” (dari berbagai sumber)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.