Strategi Bisnis yang Diadopsi dari Sun Tzu

Sun Tzu (Sun Zi) merupakan seorang filsuf yang terkenal dengan strategi perangnya. Dikenal sebagai The Art of War, strategi yang dibuat oleh Sun Tzu sukses membuat musuh kocar-kacir. Dan menurut laman Entrepreneur strateginya juga ampuh jika dipraktikkan dalam dunia bisnis.

Pada salah satu tulisannya, Sun Tzu menyebutkan, bahwa “Berpikir keras (menyiapkan strategi), lebih penting daripada bertarung habis-habisan.” Dan hingga kini, pepatah itu masih sangat relevan.

Strategi Bisnis yang Diadopsi dari Sun Tzu

Kendati begitu, sebelum menyiapkan taktik, pemimpin yang baik harus lebih dulu memahami apa tujuan mereka. Setelah itu barulah menyiapkan langkah yang tepat guna mencapai tujuan tersebut.

Dan berikut adalah strategi bisnis yang diadopsi dari taktik perang Sun Tzu:

  1. Manfaatkan Persaingan Harga

Di saat konsumen belum mengetahui kualitas dari produk Anda, atau kualitas Anda tak berbeda jauh dengan kompetitor, pada saat itu lah harga akan berperan sebagai strategi bisnis.

Tidak hanya dalam strategi marketing, bahkan menilik media murah untuk beriklan juga patut dilakukan. Coba lihat bagaimana keripik pedas Maicih jadi populer serta Steak Hotel by Holycow kian marak.

Mereka promo dengan menggunakan media sosial yang gratis. Bahkah Holycow juga mengaku menggunakan strategi persaingan harga untuk bisa berkompetisi dengan kompetitornya yang menawarkan harga lebih mahal.

  1. Mengambil Risiko

Jika Anda pernah mendengar kabar tentang Richard Branson yang pergi berkeliling dunia dengan balon udara, sesungguhnya ia mengadopsi strategi ini. Ya, ia berani mengambil risiko itu, meski tidak berhasil mengelilingi dunia, namun ia sukses mendongkrak kepopuleran mereknya.

  1. Memecahkan tantangan besar

Tantangan ada untuk dipecahkan. Dan siapa saja yang berhasil, maka ia pun jadi populer.

Tidak percaya? Sebelum Apple ada, semua orang di industri percaya bahwa hanya perangkat touchscreen saja yang mustahil untuk dibuat. Namun ketika Apple meluncurkan iPhone, ponsel pintar pertama dengan fitur layar sentuh, banyak kemudian yang ikut-ikutan gaya touchscreen  iDevice. Meski begitu, merek yang dianggap revolusioner itu tetap yang paling digemari hingga sekarang.

Dari semua itu Anda bisa mengambil pelajaran bahwa mengevaluasi diri sendiri itu perlu. Selain itu, Anda juga perlu berani dalam menghadapi tantangan.

 

Sumber: Entrepreneur | Foto: Askmen

5 COMMENTS

    • Sami-sami…. Mohon koreksinya kalau-kalau ada yang salah, tidak sesuai, atau masih ada yang kurang jelas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.