Strategi Menjangkau Konsumen dan Memperluas Pasar, Studi Kasus Brand Netzme

 

Vicky G Saputra CEO & Co Founder NETZME. Foto: Istimewa.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Kompetisi layanan pembayaran digital semakin sengit dengan munculnya berbagai macam aplikasi sistem pembayaran. Netzme adalah salah satunya.
Berbeda dari layanan kompetitor, Netzme adalah aplikasi media sosial yang didirikan empat tahun lalu yang dilengkapi fitur pembayaran nontunai sehingga bisa membantu membayar apa pun hanya dengan modal kreativitas, jaringan pertemanan, dan komunitas tanpa harus selalu isi saldo.
Pada dasarnya, perbedaan Netzme dibanding aplikasi pada umumnya adalah sistem pembayaran ini didesain untuk masyarakat yang tidak memiliki akses cukup baik dari layanan perbankan atau sistem pembayaran pada umumnya, khususnya bagi masyarakat yang ada di kota kecil atau pedesaan.
“Kita banyak bermain di level kabupaten ke bawah. Target market kita memang ke arah sana. Misalnya, kita banyak bermain di pengembangan desa digital,” jelas Vicky Saputra, Co Founder dan CEO Netzme, kepada Marketingcoid.
Diakui Vicky, persaingan menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih target pasar karena tentunya sebuah bisnis ingin dapat berkembang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, bisnis harus dapat memberikan solusi yang konkret. Masyarakat kota besar sudah memiliki banyak pilihan layanan sistem pembayaran. Hal tersebut berbanding terbalik dengan masyarakat di kota-kota kecil.
Netzme awalnya dibangun  ke arah media sosial. Namun, kemudian Netzme fokus memberikan layanan sistem pembayaran. Menurut Vicky, sejauh ini masyarakat dan kolaborator memberikan tanggapan yang positif, terlebih di sektor ini belum banyak sistem pembayaran yang fokus pada target pasar tersebut.
Aplikasi Netzme sendiri memiliki dua  fitur. Pertama sebagai alat pembayaran apa pun berbasis komunitas. Kedua adalah Toko Netzme, yaitu khusus untuk merchant.
Kolaborasi untuk kemajuan
Dengan target market tersebut, Netzme banyak melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, salah satunya P2DD (Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah). Dengan begitu layanan yang ditawarkan diharapkan dapat memberikan solusi konkret kepada masyarakat setempat.
“Suka tidak suka, kalau kita bicara karakter masyarakat pada umumnya mereka masih membutuhkan banyak sekali waktu untuk  dibantu, dicerahkan baik literasi digital maupun literasi keuangannya. Makanya, kami akan terus berkolaborasi dengan banyak stakeholder khususnya mereka yang memiliki visi yang sama dengan kami untuk mengembangkan kota-kota kecil bahkan desa untuk memiliki layanan keuangan yang lebih baik, sehingga akses kesejahteraan mereka menjadi lebih baik juga,” papar Vicky.
Netzme turut membantu percepatan program digitalisasi pemerintah daerah dengan menyediakan akses pembayaran digital bagi masyarakat desa tersebut. Sistem pembayaran yang ditawarkan sudah disesuaikan sehingga membantu masyarakat yang sebelumnya tidak pernah mendapatkan akses layanan keuangan.
Kolaborasi dengan bisnis
Selain berkolaborasi dengan pemerintah, Netzme juga berkolaborasi dengan bisnis yang memiliki target pasar yang sama. Untuk B2B,  Netzme memberikan layanan mobile payment yang dapat disesuaikan dengan permintaan klien. Adanya QRIS mempermudah klien menikmati layanan pembayaran ini secara instan, terhubung dan terintegrasi dengan seluruh sistem pembayaran yang ada di Indonesia.
“Salah satu mitra bisnis kami adalah Mitra 10. Mereka memiliki banyak cabang  yang kebanyakan di daerah. Kami membantu mereka untuk memiliki sistem pembayaran yang terintegrasi secara real-time. Selain Mitra 10, kita juga sudah bekerja sama dengan Mustika Ratu. Layanan kita bisa di-custom sesuai dengan kebutuhan klien,” jelasnya.
Kolaborasi terbaru Netzme yaitu dengan aplikasi eksplorin―aplikasi untuk penyelenggaraan motoGP. Netzme menjadi salah satu digital payment yang mendukung dari segi infrastruktur sehingga aplikasi tersebut bisa cukup mumpuni sebagai agregator penyelenggaraan MotoGP.
“Kami lebih mengedepankan kustomisasi. Untuk menggunakan jasa kami pembayarannya cukup fleksibel, bisa bagi hasil, sharing, jadi nggak harus bayar di muka,” lanjutnya.
Netzme sendiri beroperasi dengan lisensi langsung dari Bank Indonesia. Sehingga, aspek keamanan bagi pengguna menjadi nomor satu.
Tantangan dan target
Hingga kini, Netzme Pay memiliki 3 jutaan pengguna dan kurang lebih 14 ribu merchant yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, dan Kalimantan.  Angka tersebut, menurut Vicky, cukup memuaskan mengingat upaya promosi yang dilakukan tidak sebesar digital payment pada umumnya. Adapun tantangan yang paling dirasakan dalam mempromosikan aplikasi ini adalah edukasi.
“Jujur, kalau Netzme  bermain sendirian seperti bunuh diri. Makanya, kami selalu mengedepankan kolaborasi dengan pihak-pihak lain  yang memiliki visi yang sama untuk mendigitalisasi daerah, dan mengedukasi mereka,” pungkas Vicky.
Netzme menargetkan digitalisasi 100 desa tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, aplikasi ini akan lebih banyak berkolaborasi lagi dengan bisnis sehingga bisa lebih banyak desa lagi yang dapat dibantu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.