Sulit Dapat Suntikan Investasi dari VC dan PE, Brand Agregator ini Bisa Jadi Pilihan

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno | Brand aggregator lokal, Open Labs, menyiapkan dana sebesar Rp 1,4 triliun (USD 100 juta) untuk diinvestasikan dalam perusahaan yang memiliki potensi besar untuk berkembang. Ketersediaan dana investasi tersebut merupakan yang terbesar di antara brand aggregator lainnya di Asia Tenggara. Open Labs adalah perusahaan brand agregator yang berfokus pada investasi modal dan menyediakan dukungan operasional bagi pebisnis e-commerce.

Bisnis yang bermigrasi ke platform e-commerce di Indonesia semakin berkembang pesat, terutama karena konsumen memanfaatkan pembelian online selama pandemi. Menurut Kementerian Perdagangan, Indonesia saat ini memiliki lebih dari 64 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang secara kolektif menyumbang sekitar 61% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dari jumlah UMKM tersebut, 14 juta telah bermigrasi ke platform e-commerce, dan sebanyak 30 juta UMKM diharapkan dapat melakukan transformasi digital di masa depan.

Jeffrey Yuwono, CEO Open Labs melanjutkan, ketika bisnis e-commerce dimulai, biasanya pengelolaan operasionalnya cukup sederhana. Namun, seiring dengan pertumbuhan mereka yang semakin besar dalam hal volume dan ruang lingkup, kompleksitas operasional bisnis pun semakin besar.

Baca juga: [Survei] 74% Bantuan Tunai UMKM Digunakan untuk Modal Kerja

Selain kebutuhan terhadap modal kerja yang lebih tinggi, para pebisnis online juga menghadapi berbagai tantangan lainnya seperti bagaimana mendapatkan sumber pasokan produk yang terukur, rentang produk yang tepat, rentang harga yang tepat, strategi merek, bagaimana melakukan pemasaran yang baik secara terprogram.

“Bagaimana melakukan layanan pelanggan secara efisien, serta bagaimana mengelola rantai pasokan yang rumit dengan persyaratan pergudangan, logistik, dan distribusi yang sangat spesifik. Banyak pebisnis online – terutama yang merupakan pendiri tunggal – tidak memiliki sumber daya yang cukup dan kewalahan mengatasi tantangan ini,” paparnya.

Media Gathering virtual Open Labs
Media Gathering virtual Open Labs

Lebih jauh dia menjelaskan, Open Labs melakukan  berperan ganda. Pertama, menyediakan dana investasi yang besar untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan. “Kedua, dan yang lebih penting, kami memiliki keahlian yang tepat untuk mengisi kesenjangan atau masalah-masalah operasional sekaligus melengkapi keahlian yang dibutuhkan oleh portofolio mitra kami untuk mentransformasi mereka dari bisnis yang baik menjadi bisnis yang hebat,” kata Yuwono.

Pebisnis online yang membutuhkan dana biasanya memiliki beberapa pilihan, bahkan termasuk meminjam dari bank. Kadang kala, model bisnis mereka tidak sesuai dengan kriteria perusahaan yang dicari venture capital (VC) dan private equity (PE).

Venture capital biasanya mencari perusahaan start-up teknologi dengan model disrupsi untuk pertumbuhan eksponensial, sedangkan PE menargetkan perusahaan yang sudah mapan dan matang. Model pendanaan Open Labs mengatasi batasan-batasan tersebut untuk permodalan.

Baca juga: Warung Pintar Group Gandeng Fintech CICIL Rilis Bon Pintar, Akses Modal Untuk Pemilik Warung Kecil

Dalam proses seleksi memilih mitra potensial untuk berinvestasi, Open Labs mengevaluasi setiap prospek perusahaan dari sisi skala bisnis, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, kepemimpinan di industri, termasuk komitmen pendiri tunggal atau para pendiri bisnis tersebut.

Tidak seperti brand aggregator lain yang menerapkan kebijakan akuisisi langsung 100%, akuisisi Open Labs dimulai dari 51%, sehingga pendiri bisnis tetap dapat mengontrol dan mengelola perusahaan sesuai dengan dengan visi, semangat, dan komitmen perusahaan.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.