Super App Bantu Grab Bertahan dan Tetap Relevan di Tengah Pandemi

Marketing.co.id – Berita Teknologi | Awal tahun 2020 merupakan waktu yang sulit karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan di banyak kota dan pemerintah meminta semua orang untuk membatasi mobilitas mereka. Saat itulah lini bisnis transportasi kami sangat terdampak. Namun, sejak itu pendapatan Grab telah kembali pulih seperti pada saat sebelum pandemi, dan melihat peluang besar di sektor pengiriman termasuk makanan, bahan makanan dan logistik.

Grab
Pengemudi Grab sedang menyerahkan paket kepada konsumen

Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia, mengutip wawancaranya dengan Channel News Asia mengatakan, bahwa sektor tersebut mencakup 50% dari bisnis Grab saat ini. Ini juga akan menjadi fokus di masa mendatang, menanggapi permintaan yang sangat tinggi dari konsumen akan layanan last mile delivery.

“Pandemi telah mendorong berbagai bisnis masuk ke dalam ranah online. Jika tidak, mereka akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya. Selama pandemi, ada lebih dari setengah juta mitra baru di seluruh Asia Tenggara yang bergabung dalam platform Grab. Banyak diantaranya merupakan usaha kecil dan tradisional. Kami bangga menjadi bagian dari proses transformasi digital UMKM Indonesia,” ungkap Neneng.

Dia menambahkan, kemampuan UMKM untuk bertahan sangat penting bagi pemulihan ekonomi Indonesia karena perannya yang penting sebagai penyumbang produk domestik bruto (PDB). Sepanjang 2019, menurut data Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO), UMKM menyumbang 60,34% dari PDB dan 14% terhadap total ekspor nasional. Data lain juga menunjukkan bahwa UMKM menyerap 97% tenaga kerja.

Baca juga: Lima Langkah Grab Untuk Meningkatkan Keamanan Layanan Pesan-antar Makanan

Sektor pengantaran barang yang kini menjadi fokus Grab, bukan hanya pengiriman barang dan pemesanan makanan dari warung atau restoran, tetapi sudah berkembang dengan melayani pasar tradisional atau yang sering disebut “pasar basah” dan juga para social seller.

“Kami melihat ada masalah di sektor pasar basah. Saat pembatasan sosial diberlakukan, masyarakat tidak lagi datang ke pasar basah. Itulah mengapa kami mengembangkan layanan GrabMart dan GrabAssistant, yang dirancang juga untuk menjangkau pasar tradisional. Ada puluhan ribu pedagang pasar basah yang bisa terus menjual dagangannya berkat dua layanan ini,” imbuh dia.

Di bulan April 2020, Grab bekerja sama dengan PD Pasar Jaya untuk melayani 88 pasar tradisional di wilayah DKI Jakarta. Mulai Oktober 2020, layanan GrabAssistant tersedia di ratusan kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Melalui layanan tersebut, mitra pengemudi Grab dapat menjangkau sebanyak 7.000 pasar tradisional melalui sistem pemetaan Grab, memungkinkan pelanggan untuk membeli barang sehari-hari dari penjual pasar tradisional di sana yang dipesan oleh para pelanggan Grab.

Grab juga telah meluncurkan layanan belanja kebutuhan harian GrabMart sejak Juli 2020. GrabMart telah menjadi platform yang digunakan oleh ribuan merchant mulai dari supermarket besar, apotek, hingga toko-toko kelontong. Grab terus meningkatkan layanan tersebut dan mengumpulkan masukan dari para pedagang untuk memberikan layanan yang dapat diandalkan, karena semakin banyak pelanggan yang memilih untuk berbelanja bahan makanan tanpa kontak fisik.

Baca juga: Grab Minta Pemerintah Agar Para Mitranya Mendapat Akses Awal Vaksinasi Covid-19

Sektor lain yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah layanan keuangan digital. Menurut Neneng, fokus Grab Indonesia adalah menyediakan layanan keuangan digital untuk menjembatani kesenjangan inklusi keuangan pada masyarakat Indonesia.

“Melalui bank digital atau tidak, misi kami tetap sama, yakni memberikan akses yang setara pada produk dan layanan perbankan. Kami memiliki mitra GrabKios di ratusan kota yang melayani masyarakat Indonesia, yang masih belum atau baru sedikit tersentuh layanan perbankan,” jelas Neneng.

GrabKios adalah aplikasi digital dari Grab yang memungkinkan semua orang dari individu, warung atau pengusaha kecil, untuk menawarkan layanan digital dan keuangan seperti pulsa, pengiriman uang, pembayaran tagihan dan BPJS dan masih banyak lagi kepada jutaan orang yang tidak memiliki rekening dan juga akses pada layanan perbankan di Indonesia.

Dengan bauran layanan yang komprehensif, Neneng mengatakan Grab telah berhasil bertransformasi selama pandemi ini. “Kami bukan lagi perusahaan ride-hailing atau transportasi online, tetapi telah sepenuhnya menjadi perusahaan aplikasi super. Di tahun 2021, Grab akan terus berupaya memberikan dan melayani pelanggan dan mitra kami dengan layanan terbaik, sebagai pendorong utama pertumbuhan Grab,” tutup Neneng.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.