Super Indo Berambisi Buka 1.000 Gerai

Seolah tidak mau terpengaruh dengan tren e-commerce, Super Indo berambisi mewujudkan gerai brick and mortal alias toko fisik sebanyak 1.000  gerai di masa mendatang. Berbagai data memang menunjukan, produk FMCG  (fast moving consumer goods) yang banyak dijual di supermarket belum terpengaruh dengan tren belanja daring.

Super Indo
Lany S. Budianto, President Director PT Lion Super Indo (kanan)

Menurut Nielsen, tahun 2016  pangsa ritel online di Indonesia baru 1,2%. Kontribusi terbesar masih disumbang produk feysen, kosmetik, dan travel.Sementara untuk produk yang banyak dijual di supermarket seperti baby diapers (Popok bayi) kontribusinya penjualan online hanya 1% dari total penjualan online.

Hal lain yang dipaparkan Nielsen pada “Property Agent Gathering” yang digelar Super Indo menyebutkan, ada empat alasan orang datang/belanja ke supermarket, yakni karena dekat dengan rumah (67%), produknya berkualitas (38%), harga lebih murah (36%), dan banyak varian produk (36%). Lalu, mengapa mau datang/berbelanja ke Super Indo? Jawabannya karena tiga alasan, yaitu lokasi dekat dengan rumah, harga yang lebih terjangkau, dan promosi.

Berbagai temuan tersebut membuat Super Indo semakin percaya diri untuk menambah gerainya.  Dalam jangka menengah, Super Indo menargetkan membuka 1.000 gerai. Namun Super Indo tidak menyebutkan kapan ambisi tersebut akan diwujudkan. “Kita tidak membatasi kapan target 1000 toko akan tercapai, sekarang 152 toko,” tutur  Lany S. Budianto, President Director PT Lion Super Indo kepada wartawan usai Property Agent Gathering, di Jakarta, Kamis (2/11/17).

Salah satu strategi untuk menambah gerai, Super Indo menggelar Property Agent Gathering. Dalam kesempatan tersebut Super Indo menjelaskan profil dan prospek bisnis Super Indo kepada para investor. Ada dua merek supermarket yang ditawarkan Super Indo ke investor, yaitu Super Indo dan Lion Express. Untuk Lion Express ditawarkan konsep kemitraan waralaba.”Investasi Super Indo sekitar Rp10 miliar dan Lion Express sekitar Rp 2 miliar,” jelas Lany.

Terkait tren e-commerce, Lany menandaskan, sebagai pemain ritel pihaknya juga memantau perubahan cara berbelanja dan bertransaksi konsumen yang sudah mengarah ke digitalisasi. “Kita tidak menutup diri melihat channel yang baru. Untuk e-commerce kita sudah bekerja sama dengan Happy Fresh, Honestbee, Go Mart,” katanya.

 

Tony Burhanudin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.