Survei: Industri Properti Mulai Merangkak Naik

Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com
Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com sedang memaparkan “Indonesia Properti Sentimen Survei H2 2015“ kepada Wartawan di Portico, Senayan City (3/11)

Industri properti menjadi industri yang diisukan melemah dari akhir tahun 2014. Harga properti yang terus melambung tinggi dalam jangka waktu tiga tahun belakangan, tingginya suku bunga KPR dan kondisi makro perekonomian menyebabkan gairah konsumen terhadap industri properti menurun secara perlahan.

Namun di tahun 2016, secara perlahan industri properti Indonesia diprediksikan akan terjadi peningkatan.

Hal itu terungkap dari hasil survei “Indonesia Properti Sentimen Survei H2 2015“ yang dilakukan Rumah123.com secara online.

Kenaikan harga akan tetap dipicu oleh maraknya pembangunan infrastruktur dan transportasi umum yang saat ini hampir berbanding lurus sehingga banyak konsumen akan kembali berinvestasi di sektor properti.

“Data yang kami sajikan menggambarkan adanya perbaikan daya beli dan keinginan memiliki properti dalam 1 sampai 2 tahun ke depan,” kata Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com di Portico, Senayan City (3/11).

Untung memprediksi, dalam satu sampai dua tahun ke depan, masyarakat muda antara usia 21-30 tahun akan memiliki keinginan tinggi untuk mendapatkan hunian pribadi.

Suasana Press Conference 2Fakta menarik lainnya adalah masyarakat saat ini masih mencari lokasi tempat tinggal yang lebih baik.

Hasil sentimen survei mengungkapkan, Tangerang Selatan, Depok dan Bogor menjadi wilayah yang akan di lirik untuk daerah Jabodetabek. Dan, Jakarta Selatan tetap menjadi idaman utama untuk di wilayah Jakarta.

Kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Palembang menjadi pilihan masyarakat karena dianggap sudah memiliki infrastruktur yang cukup baik.

Masyarakat Indonesia masih menunggu realisasi dari program Satu Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah Jokowi. Sekitar 72% masyarakat mengetahui dan mengharapkan kelanjutan dari program tersebut.

Selain itu, suku bunga KPR kembali menjadi faktor utama yang dianggap dapat mengancam pertumbuhan properti (35%) dan faktor paling berpengaruh bagi konsumen dalam memilih bank penyedia KPR (66%). Terungkap juga bahwa 70% dari total responden masih akan mencari pinjaman melalui KPR saat melakukan pembelian properti.

“Dengan data yang ada, kita bisa lihat prediksi industri properti di tahun berikutnya. Data ini juga bisa menjadi tolok ukur bagi masyarakat umum, investor, pembeli, penjual maupun pemilik properti,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.