Talky Pillow, Tugas Kuliah yang Mendatangkan Fulus!

Talky Pillow, bisnis yang diawali dari tugas kuliah ini sekarang semakin berkembang menjadi bisnis beromset puluhan juta rupiah.

Aini Hanifa - Pemilik Talky Pillow
Aini Hanifa – Pemilik Talky Pillow

“Sebetulnya ini (Talky Pillow) adalah tugas mata kuliah. Nggak nyangka setelah mata kuliah berakhir, masih banyak yang mengapresiasi dan memesan, ya udah aku jalani aja dengan serius” kata Aini santai.

Mulanya, Aini tidak menyangka jika tugas mata kuliah yang lulus dengan nilai A tersebut bisa bertahan hingga sekarang, bahkan mampu mendatangkan puluhan juta ke dalam rekeningnya.

Mahasiswi Jurusan Desain Interior di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, ini tampak begitu bersemangat ketika menjelaskan Talky Pillow.

Menurutnya, Talky Pillow merupakan produk custom cushion cover, atau kerap dikenal sebagai sarung bantal yang bisa di desain sesuai keinginan, baik dengan ilustrasi maupun tipografi.

Sedangkan nama merek Talky Pillow sendiri, memberi arti tentang fungsi dari sarung bantal tersebut, yakni selain menjadi sarung bantal juga dapat “berbicara” (maksudnya adalah bentuk dari ekspresi atau perasaan yang ingin diungkapkan secara visual melalui media sarung bantal tersebut).

salah satu produk Aini Hanifa - pemilik Talky PillowBelum banyak pesaing

Menurut Aini, cushion merupakan salah satu elemen desain interior yang masih bisa dikembangkan dan dieksplorasi sehingga menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan karena belum banyak kompetitor.

“Ini merupakan ide baru dan memiliki diferensiasi dibandingkan dengan bisnis serupa, yang umumnya sarung bantal hanyalah eksplorasi dari pola dan warna kain saja. Selain itu, bisnis ini menjadi sangat menyenangkan karena bisa menyalurkan hobi menjahitku,” tutur Aini.

Tantangan selalu ada

Kesulitan dari bisnis ini, lanjut Aini, adalah ketika banyaknya pesanan custom secara satuan. Pasalnya, ia harus menghabiskan banyak waktu untuk melayani desain satu-persatu. Apalagi kalau ada beberapa customer yang meminta revisi desain berkali-kali. Waktu untuk produksi juga menjadi lebih banyak karena produksinya secara satuan.

Tidak hanya itu, desainer grafis yang ada saat ini juga merupakan hasil kerjasama dengan teman-teman yang waktunya juga kurang fleksibel lantaran masih sama-sama kuliah, sehingga kadang keterlambatan produksi bisa saja terjadi karena waktu yang kurang fleksibel tersebut.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Aini pun mengeluarkan produk ready stock dengan beberapa desain umum, sehingga dapat dibeli siapa saja dan kapan saja. Alasannya, tidak semua pembeli minta custom, ada juga yang langsung beli produk yang tersedia, baik secara online maupun secara offline.

Kami memiliki stockist untuk penjualan produk ready stock dan itu sangat membantu meningkatkan omzet,”lanjut Aini lagi.

Membagi waktu antara kuliah dan cari duit

Bagi Aini, berbisnis sama sekali tidak mengganggu waktu kuliahnya. Segala keperluan bisnis selalu diurusnya setelah tugas kuliah selesai.

“Aku sudah terbiasa mengatur waktu sebaik mungkin secara disiplin dengan cara tidak menunda-nunda pekerjaan. Bisnis ini juga membuatku bersemangat untuk mengerjakan tugas kuliah, karena jika tugas tidak segera selesai, aku tidak bisa menjalankan bisnisku,” aku gadis Surabaya ini.

Meski begitu, Aini sangat menyadari bahwa kuliah sambil bisnis risikonya adalah tidak punya banyak waktu lebih untuk bermain dan jalan-jalan seperti teman-teman lainnya. Namun, Aini tidak mempermasalahkannya. “Justru itu menyenangkan karena saya pun jadi tidak sering mengeluarkan uang jika tidak perlu,” katanya enteng.

Aini merasa beruntung karena telah memulai bisnis lebih awal, sehingga tidak kebingungan lagi setelah lulus mau ke mana dan sudah mengerti apa yang akan dilakukan. Sampai saat ini produk Talky Pillow sudah dipesan orang Sumatera hingga Papua. Bahkan, ada beberapa negara yang berusaha memesan. Sayangnya, Aini hingga kini belum bisa mengirimkan produknya ke sana.

Kini, Aini tinggal menikmati hasilnya. Bisnis yang dibangun dengan modal awal Rp 250.000,- dari pinjaman orang tuanya itu kini memiliki omset puluhan juta per bulan.

Aini sangat berambisi untuk membesarkan bisnisnya tersebut. Ke depannya, Aini ingin memiliki website resmi e-commerce supaya sistem pemesanan lebih mudah dan aman.

Juga, membuka toko offline bernama House Of Pillow sebagai pusat galeri dan penjualan produk-produknya.

Aini berpesan kepada teman-temannya seusianya, “Mulailah bisnismu sekarang juga. Jangan menunggu lulus atau menunggu punya uang banyak. Semakin cepat kamu memulai, semakin cepat kamu gagal dan belajar dari kesalahan dan terus mencoba lagi. Don’t work hard, work smart!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.