Teknologi Smart Building Bakal Bisa Kendalikan 4 Pilar Kelayakan Bangunan

Marketing.co.id – Berita Property & RetailĀ | Indonesia tengah membangun berbagai macam bangunan mulai dari perumahan, perkantoran, tempat hiburan dengan menggunakan teknologi pintar (smart technology). Bahkan sudah ada beberapa gedung perkantoran modern yang menggunakan teknologiĀ smart building mulai dari masuk ke lingkungan perkantoran, absen menggunakan teknologi Augmented Intelligent (AI) hingga meeting dengan virtual reality (VR). Untuk bisa membangun smart building harus sesuai dengan tolak ukur kelayakan bangunan berdasarkan empat pilar yaitu kesehatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002.

Kesehatan, salah satu dari empat pilar kelayakan bangunan yang dinilai, telah menjadi urgensi yang tidak terbantahkan lagi, terutama dengan merebaknya pandemi COVID-19. Pilar kesehatan dalam kelayakan bangunan sendiri meliputi beberapa aspek, yakni pengaturan sirkulasi udara, pencahayaan, sanitasi, dan bahan bangunan. Aspek-aspek kesehatan tersebut juga tersertifikasi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Urgensi ini semakin mendorong penerapan konsepĀ ā€œHealthy Buildingā€Ā di antara para pemilik dan pengembang gedung. Bermula dari pandemi saat ini, kesehatan akan terus menjadi perhatian utama di masa mendatang. Selain kesehatan, pengaturan arus gerak manusia tetaplah penting. Kendati demikian, masih banyak gedung di Indonesia yang belum memenuhi standar kelayakan bangunan, termasuk dari aspek kesehatan, meskipun upaya penerapan protokol kesehatan COVID-19 telah dilakukan.

ā€œSLF telah menjadi sertifikasi kelayakan bangunan sejak tahun 2010, yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dimana bangunan berada. Sertifikat tersebut dapat membuktikan bahwa sebuah bangunan telah memenuhi persyaratan kelayakan secara administratif dan teknis, menilai aspek kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan kemudahan. Penerapan Industri 4.0 juga merupakan sebuah kebutuhan bagi berbagai sektor, termasuk bangunan, yang memungkinkan pemilik bangunan mematuhi standar kelayakan bangunan.,ā€ kata Mardi Utomo,Ā Ketua Umum Building Engineers Association (BEA).

Para pengembang gedung di Indonesia perlu mengeksplorasi lebih banyak teknologi pintar terbaru yang tersedia di pasar internasional. Negara lain telah semakin memajukan teknologiĀ smart buildingĀ mereka, termasuk menerapkan sistem manajemen gedung berbasis IoT. Selandia Baru merupakan salah satu negara yang berhasil melawan COVID-19, telah mengembangkan bangunan yang sehat dan aman, dengan didukung oleh teknologi-teknologi canggih mereka. Teknologi tersebut tidak hanya mengontrol peralatan, tetapi juga mengatur arus gerak manusia secara ketat. Mereka menggunakan sistem integrasi berbasisĀ cloudĀ yang digunakan bersamaan dengan teknologi utilitas otomatis, memungkinkan kegiatan operasional dapat diakses kapan saja dan membayar biaya-biaya sesuai pemakaian ā€“ mendukung efisiensi total, keamanan dan mobilitas tinggi dalam pengelolaan sistem bangunan.

Meskipun industri gedung di Indonesia sudah menyadari pentingnya peran teknologi dalam mendukung operasional, implementasi Industri 4.0 masih cukup lambat. Terdapat banyak tantangan seperti kurangnya kapabilitas sumber daya manusia karena tidak tersedianya pelatihan atau program pemerintah khusus bagi teknologi bangunan, kurangnya teknologi bangunan yang dikembangkan sendiri di Indonesia, yang kemudian mengarah pada tantangan selanjutnya ā€“ biaya investasi yang tinggi.

Operasional gedung yang efektif membutuhkan lebih banyak teknologi berbasis IoTĀ (Internet of Things), terutama teknologi canggih dalam otomatisasi, digitalisasi, dan konektivitas data. Teknologi IoT yang telah digunakan oleh para operator gedung berupaĀ Building Information ModelingĀ (BIM), yang mencakup semua tahap pengembangan gedung mulai dari desain, konstruksi,Ā commissioning, operasional dan pemeliharaan, hingga renovasi. Pada tahap operasional dan pemeliharaan itu sendiri, BIM mengintegrasikan teknologi utilitas seperti kamera, AC, pengolahan limbah, penerangan, dan lainnya sehingga pengelola gedung dapat memantau secaraĀ real-time, mengambil keputusan, dan mengontrol dari jarak jauh.

Pelan-pelan Indonesia sedang mengarah kepada pencapaianĀ Internet of Thing (IoT) dimana suatu saat nanti hanya tinggal mengedipkan mata atau melihat telapak tangan semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan mudah, akurat dan lebih cepat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.