Tiga Faktor Pendorong Pertumbuhan Perbankan Syariah

Marketing.co.id Berita Financial Service | Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengungkapkan ada tiga hal yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan perbankan syariah di era new normal. Pertama, meningkatnya awareness masyarakat terhadap halal lifestyle ditunjukkan dengan beberapa hal seperti adanya komunitas hijrah, halal food, halal healthcare, halal cosmetics, islamic fashion, dan islamic education.

Kedua, dukungan pemerintah, diantaranya pembentukan KNEKS untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia. Komitmen pemerintah juga ditunjukkan dengan pembentukan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk pengelolaan dana haji; pembentukan halal park untuk pembentukan ekosistem halal; pembentukan kawasan industri halal untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produk halal; dan regulasi jaminan produk halal untuk menjamin hak-hak muslim dalam mendapatkan makanan yang halal.

Ketiga, perkembangan teknologi digital ditunjukkan dengan munculnya sosial media influencer berupa konten dakwah; fintech payment; peer to peer lending; trend belanja e-commerce; tren transaksi cashless; dan trend open banking yang memungkinkan sistem bank untuk terkoneksi dengan pihak ketiga.

Baca juga: Masyarakat Belum Terlalu Paham dan Percaya Pada Keuangan Syariah

Faktor-faktor tersebut tentunya sekaligus menjadi peluang yang harus dioptimalkan oleh pelaku industri perbankan syariah.” Oleh karena itu diperlukan kolaborasi seluruh stakeholder, utamanya melalui peningkatan literasi keuangan syariah yang saat ini masih di bawah 10%,” kata Firman saat media workshop mengenai literasi dan inklusi keuangan perbankan syariah secara daring beberapa waktu lalu.

Hadir dalam acara tersebut Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat; Head of Tokopedia Salam, Garri Juanda; Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto; dan Pemimpin Divisi Kartu Pembiayaan BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari.

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo ketika menjadi narasumber dalam public lecture dengan format webinar bekerjasama dengan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Pertanian, Kamis (16/7)

Firman Wibowo mengatakan, industri halal diperkirakan menjadi new business dan new brand dengan potensi bisnis global mencapai Rp30 ribu triliun. Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar mempunyai potensi ekonomi halal mencapai Rp3 ribu triliun per tahun. Namun potensi yang besar tersebut masih dinikmati negara lain dan Indonesia masih menjadi konsumen.

“Oleh karena itu, perbankan syariah bersama stakeholder lain harus berperan aktif menangkap peluang, agar tidak hanya sebagai konsumen namun menjadi produsen serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Firman.

Perbankan Syariah Menopang Industri Halal

Perbankan syariah harus kuat dan kontributif, terhadap pembangunan masyarakat yang madani dan sejahtera. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, perbankan syariah mampu menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Mengacu data terkini statistik perbankan Indonesia dan statistik perbankan syariah yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan syariah masih tumbuh sebesar 9,22%, lebih tinggi dari perbankan konvensional yang tumbuh 4,98%. Dengan postur aset tersebut, perbankan syariah memiliki market share sebesar 6,13%.

“Kita harus mampu beradaptasi ekonomi yang ada untuk mencari dan mengoptimalkan peluang-peluang baru, terutama pada ekosistem ekonomi halal (halal economic system industry),” imbuh Firman.

Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat menjelaskan komitmen pemerintah untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Untuk menopang industri halal perlu lembaga keuangan syariah yang kuat, termasuk di dalamnya perbankan syariah yang menopang industri produk halal sehingga tercipta halal value chain,” papar Sutan Emir Hidayat.

Baca juga: Halal Plaza Bertekad Bawa Produk Halal Indonesia ke Mancanegara

Tidak hanya meningkatkan industri halal, menurut Sultan penting untuk mengembangkan dan memperluas kegiatan usaha syariah yang memunculkan UMKM yang berorientasi ekspor.

“Perlu disiapkan infrastruktur, baik itu berupa kawasan industri halal, laboratorium industri halal, pelabuhan halal untuk memunculkan produk-produk yang inovatif, yang tidak hanya berorientasi domestik tetapi juga global,” kata Sutan Emir Hidayat.

Dalam kesempatan ini, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto mengatakan, dalam situasi dan kondisi krisis akibat pandemi saat ini, pelaku industri memiliki kesempatan untuk melakukan review atas produk, cara men-deliver produk dan berkomunikasi dengan konsumen.

“‘Seiring digitalisasi, tren halal industri juga terkena dampaknya dan harus melakukan perubahan, untuk itu diperlukan adanya kolaborasi,” kata Wahyu.

Untuk itu, lanjut Wahyu Avianto, bank syariah perlu menjadi kolaborator yang menghubungkan stakeholder industri halal dan Halal Ecosystem. Bank syariah juga perlu meningkatkan peran intermediary untuk mendukung produsen industri halal melalui akses permodalan.

Kolaborasi Digital

Dalam acara ini juga dilakukan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) secara virtual antara BNI Syariah yang diwakili oleh Pemimpin Divisi Kartu Pembiayaan BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari dengan Tokopedia yang diwakili oleh Head of Tokopedia Salam, Garri Juanda.

Head of Tokopedia Salam, Garri Juanda mengatakan, Tokopedia percaya bahwa platform digital dapat berperan sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. “Melalui Tokopedia Salam, kami berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis, termasuk BNI Syariah untuk bersama-sama mendorong pemerataan ekonomi syariah di Indonesia secara digital,” kata Garri Juanda.

Beberapa poin kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan Tokopedia Salam ini adalah terkait program pembiayaan untuk merchant Tokopedia Salam; pembuatan program pembiayaan untuk customer; branding BNI Syariah dan Tokopedia Salam; sosialisasi produk BNI Syariah; dan potensi kerjasama di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.