Twitter adalah sebuah platform pemasaran yang sangat kuat, jika tahu cara menggunakannya. Kita dapat mempelajari ini dari para selebriti yang sukses memasarkan merek mereka. Berikut ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari mereka:
Buat strategi
Twitter adalah tentang bagaimana menjadi personal dan sopan. Tetapi mempromosikan citra merek secara konsisten memerlukan perhitungan. The Atlantic baru-baru ini menilai bagaimana Beyonce menciptakan ilusi keintiman dengan para penggemar Twitter-nya dengan cara berbagi foto dan tweet tentang kehidupan pribadinya.
Dari Beyonce, kita bisa belajar bagaimana menetapkan “persona” bisnis yang kita inginkan untuk hadir di Twitter, kemudian pastikan setiap posting-an kita mendukung citra merek.
Jangan takut tampil provokatif
Berbanding terbalik dengan Beyonce, Rihanna menetapkan persona sebagai gadis “buruk” dengan banyak tweet foto berpakaian minim, membumbuinya dengan kata-kata yang mengolok-olok orang dan melakukan permusuhan publik.
Meskipun Rihanna melanggar hampir setiap “aturan” media sosial, bintang pop ini secara konsisten menjadi salah satu seleb teratas di Twitter.
Dari Rihanna kita belajar bagaimana pendekatan no-hold-barred di media sosial belum tentu tepat untuk setiap bisnis. Tetapi jika merek Anda adalah pemberontak, seksi, dan keterlaluan, cara yang dilakukan Rihanna cocok untuk bisnis Anda.
Melibatkan pelanggan
Belum lama ini Lady Gaga menjadi pemberitaan banyak media setelah meluncurkan kontes Twitter untuk mendorong penggemarnya men-download single terbarunya. Pemenang kontes tersebut nantinya dapat menonton konser dan bertemu langsung dengan Lady Gaga.
Selain download, pemenang juga harus menunjukkan kreativitas mereka dengan cara berbagi foto dan video tentang mereka.
Dari Lady Gaga kita belajar bahwa keberadaan Anda di Twitter harus interaktif. Anda bisa mengadakan kontes yang mendorong pelanggan untuk berbagi pendapat, memilih nama produk, peluncuran produk, atau berbagi foto dan video tentang diri mereka menggunakan produk Anda.
Buat konten menarik
Almarhum Roger Ebert memiliki lebih dari 800 ribu pengikut Twitter, dan dalam beberapa jam setelah kematiannya, jumlah pengikutnya melonjak. Kenapa? Di Twitter maupun blognya, Ebert selalu membuat berbagai konten mulai dari ulasan film, perjuangan Ebert dengan penyakit kankernya, masalah sistem pendidikan Amerika, dan berita lainnya. Gairah Ebert menulis tentang sesuatu lahir dari keinginan berdiskusi dan berbagi dengan pembacanya.
Dari Ebert kita dapat belajar bahwa untuk membuat konten yang penting bagi pelanggan, kita tidak perlu menjadi seorang jurnalis dengan segudang penghargaan. Semakin personal di media sosial, semakin kuat ikatan yang terjadi dengan para pengikut kita.
