Toba Tenun Revitalisasi Dan Buat Ekosistem Budaya Kain Ulos Dengan Cara Kekinian

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Indonesia dianugerahi kekayaan budaya yang begitu beragam, salah satunya wastra nusantara. Istilah wastra sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang memiliki arti sehelai kain. Setiap wastra memiliki motif, pola, dan warna yang berbeda antara satu dan lainnya serta memiliki filosofi dan cerita yang mendalam. Daerah Batak Toba pun memiliki wastra tersendiri, yang dikenal dengan nama Ulos. Sayangnya, popularitas Ulos masih ada di bawah Batik dan Tenun Ikat Sumba untuk level nasional dan internasional.

Kerri Na Basaria, Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtera (kiri atas) dan Denita Manihuruk, mitra Partonun & Champion Jabu Bonang (kanan bawah) saat konferensi pers yang dilakukan secara daring pada Jum’at (24/09/21). Foto: Tangkapan layar.

Agar Tenun tidak menjadi punah dan hilang, PT Toba Tenun Sejahtera hadir sejak tahun 2020 dengan merintis 3 fokus usaha secara paralel untuk menguatkan ekosistem tenun di Sumatera Utara. Usaha tersebut yaitu Tobatenun untuk platform distribusi produk tenun Sumatera Utara; BORU untuk pengembangan dan komersial produk turunan tenun seperti ready to wear, accessories dan home decor; dan Jabu Bonang untuk pengembangan komunitas artisan kain tenun di Sumatera Utara.

Kerri Na Basaria, Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtera mengatakan, “Kami berupaya melakukan berbagai program kerja seperti pelestarian budaya, pelatihan, pendidikan perajin serva pengembangan komunitas dan peremuan untuk melestarikan Ulos sehingga kain Ulos tidak hanya bernilai budaya tetapi juga dapat memberikan dampak secara ekonomi dan sosial. Dalam menjalankan model bisnis kami memiliki 2 pilar utama yang berfokus pada nilai sosial dan juga bisnis yang seimbang sehingga tidak hanya memberikan nilai lebih kepada konsumen tetapi juga mendatangkan keuntungan bagi perajin kami yang biasa disebut Partonun (penenun).”

Foto: Instagram @Tobatenun.

Partonun adalah penjaga budaya yang bekerja demi kelangsungan warisan budaya, menjaga filosofi hidup orang Batak, serta kemahiran tradisional. Tenun tradisional adalah salah satu bidang di mana pengetahuan berharga diwariskan dari para ibu ke anak-anak perempuan mereka secara turun-temurun. Dan saat ini, sektor tenun tradisional ini bertahan berkat generasi perempuan muda Indonesia yang dinamis, yang memadukan kreativitas artistik dengan keterampilan bisnis. Tenun memang tidak dapat dilepaskan dari peran penenun yang mayoritas adalah perempuan. Partonun (penenun) perempuan merupakan sumber daya manusia utama untuk menghasilkan tenun berkualitas.

Selain memfasilitasi para partonun untuk mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan, PT Toba Tenun Sejahtra juga memberikan dukungan dan pendampingan lewat Jabu Bonang serta memberikan solusi kepada para partonun yang memiliki banyak tantangan di lapangan seperti kurangnya akses terhadap bahan baku, rumitnya pemasaran, hingga kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang kerap dialami para partonun.

Peran PT Toba Tenun Sejahtera terhadap peningkatan kualitas hidup partonun turut dirasakan oleh Denita Manihuruk sebagai mitra Partonun & Champion Jabu Bonang. Ia menuturkan bahwa menjadi mitra Tobatenun membuka banyak jalan untuk kehidupan yang lebih baik. Tidak melulu mengenai peningkatan keahlian seperti pewarnaan alami namun juga berbagai hal tentang pengetahuan holistik yang berhubungan erat dengan kehidupan partonun seperti gerakan fisioterapi  dan kesehatan reproduksi.

Hingga akhir tahun 2021 akan banyak kegiatan yang dilakukan oleh PT Toba Tenun Sejahtera dan puncaknya sekaligus menyambut Hari Ibu Nasional adalah melakukan rangkaian aktivitas untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap warisan kain wastra nusantara, khususnya tenun dan ekosistem artisan yang terlibat dibaliknya yang didominasi oleh perempuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.