Majukan Ekonomi Digital, Broadway Group Ajak Pengusaha Milenial Bergabung

Vinnie Kinetica Rumbayan, CEO Broadway Group Jakarta

Marketing.co..id – Wabah virus corona telah menciptakan tantangan bisnis tersendiri bagi pengusaha bisnis kuliner, tak terkecuali Broadway Group, sebuah grup usaha yang bergerak di bidang bisnis leisure, food and beverage, sejak tahun 2010.

Selama kebijakan PSBB berlaku, Broadway Group telah menutup sementara Ms.Jackson dan Lei Lo, restoran dan cafe milik mereka. Bahkan setelah memasuki masa transisi,  keputusan untuk tetap menutup usaha masih tetap dijalankan.

Lalu, apa yang membuat Broadway Group menjalankan keputusan yang berbeda, di saat deretan restoran dan tempat makan di bilangan Senopati lainnya telah kembali dibuka?

“Kami belum berencana membuka Ms. Jackson hingga sebulan ke depan. Kami sadar, usaha kuliner konvensional paling merasakan dampak ekonomi dari pandemi ini. Namun, sebagai grup usaha yang dipimpin milenial, semangat inovasi telah mengalir di darah kami. Era normal baru ini menjadi momentum yang tepat bagi kami untuk membangkitkan semangat tersebut dengan melakukan gebrakan bisnis baru,” jelas Vinnie Kinetica Rumbayan, CEO Broadway Group Jakarta.

Selama beberapa tahun terakhir, F&B telah menjadi lini bisnis yang dijagokan Broadway Group di industri tanah air. Salah satunya adalah Ms.Jackson, yang telah meraih penghargaan pemenang dari Paranoia Awards 2019 oleh Hardrock FM dalam kategori ‘Bar of the Year’.

Seharusnya, dengan kebijakan PSBB transisi yang pemerintah terapkan, mampu memulihkan bisnis kuliner yang sempat terpuruk akibat penerapan PSBB beberapa bulan belakangan. Namun, menurut Vinnie justru sebaliknya, tantangan bagi bisnis kuliner akan semakin besar.

Berdasarkan data survei dari Gabungan Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), industri makanan-minuman penjualannya diperkirakan akan turun 20-40%.

Prediksi penurunan pertumbuhan bisnis kuliner ini juga sejalan dengan imbauan pemerintah bagi industri restoran untuk mengurangi kapasitas sebanyak 50% pengunjung dari waktu sebelum masa pandemi COVID-19.

Hal inilah yang menjadi titik balik bagi Broadway Group untuk mulai melirik kesempatan yang muncul setelah pandemi. Misal, inovasi digitalisasi model bisnis dalam menyambut new normal, bahkan merintis bisnis yang bergerak di bidang ekonomi digital.

Vinnie mengaku keputusan ini juga diambil setelah melakukan banyak diskusi dan bertukar pikiran dengan gabungan pengusaha muda, terkait tantangan bagi pengusaha muda dalam menghadapi masa kenormalan baru ini.

Tepat seminggu yang lalu pada Sabtu, 20 Juni 2020, Broadway Group mengadakan private gathering di Ms.Jackson, mengangkat tema diskusi “Breaking The New Normal, Millennials Navigates”.

Dalam kesempatan ini, Broadway Group menginisiasi sebuah diskusi untuk membentuk sebuah aktivitas atau gerakan yang mampu mendorong dan mengimbau seluruh milenial, khususnya yang memiliki usaha/bisnis di bidang digital,  agar mengambil kemudi untuk memajukan ekonomi digital di era normal baru.

Indonesia akan menikmati masa bonus demografi hingga 2030. Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital. Milenial menjadi kunci utama atas kesiapan sumber daya manusia dalam mengimplementasikan ekonomi digital di Indonesia.

Dalam menyongsong era industri digital, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai US$ 100 miliar dan total nilai e-commerce sebesar US$ 130 miliar.

“Sekarang adalah saatnya Broadway Group mengevaluasi dan mengolah kembali strategi bisnis kami untuk ke depannya. Sebagai pengusaha milennial, salah satu kelebihan kami adalah ketangkasan dan keberanian untuk beradaptasi dengan kondisi untuk terus bergerak maju dan tumbuh bersama masyarakat”, tutup Vinnie Kinetica.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.