Transparansi, Kolaborasi, dan Kolektivisme (1)

Marketing.co.id – Saya sangat menyukai ide baru, pemikiran baru dan cara baru dalam memandang dunia dimana kita bisa mengeluarkan potensi terbaik dari dalam diri sebagai manusia. Saya percaya komunikasi digital adalah salah satu kunci masa kini untuk bisa menciptakan pemikiran baru.

Saya percaya bahwa banyak nilai-nilai baru yang membawa perubahan dalam praktik-praktik pemasaran dan juga keberhasilan dalam pemasaran saat ini muncul dari dunia digital. Hal ini berarti untuk bisa sukses dalam pemasaran digital adalah sama dengan sukses pada pemasaran secara keseluruhan.

Nilai-nilai inti seperti Transparansi, Kolektivisme dan Kolaborasi bermunculan dari dunia digital dan prioritas-prioritas dalam pemasaran pun berubah. Sebagai akibatnya, dunia pemasaran menggeser semakin banyak nilai kembali ke dasar.

Saya melatih para agensi tentang ilmu dan seni Komunikasi Digital karena saya sangat suka menginspirasi orang untuk berpikir secara berbeda, baik secara besar maupun kecil dalam prosesnya, agar membawa kita semua ke dalam dunia yang lebih transparan, kolektif dan kolaboratif.

“Konsumen yang tadinya pasif pada generasi lalu telah berganti menjadi konsumen era digital yang selalu aktif, terhubung, dan lebih bersifat sosial. Hal ini telah selamanya mengubah bagaimana konsumen mengambil keputusan berkenaan dengan merek-merek produk (semua merek produk)”.

Zaman sekarang pernyataan seperti di atas tersebut sudah sangat biasa didengar oleh marketing intelligence Anda – Saya yakin kita semua setuju dengan pernyataan ini.

Tetapi walaupun kita setuju, kebanyakan aktivitas pemasaran kita malah berjalan ke arah sebaliknya, bahkan dengan adanya tuntutan untuk dilakukan perubahan dari para pemasar dan perusahaan terbesar. Jim Stengel dari P&G berkata, “Model pemasaran masa kini tidaklah benar. Kita memakai pemikiran dan sistem kerja yang kolot di dunia yang penuh dengan peluang baru”. Babs Rangaiah dari Unilever pada acara Sydney Ad:Tech baru-baru ini mengatakan, “Ada gap besar antara waktu yang dihabiskan konsumen secara online dengan investasi pada sejumlah merek di dalamnya. Ada begitu banyak peluang tapi kita hanya mampu memanfaatkan bagian terkecil saja dari semua peluang tersebut. Kini adalah saatnya bagi kita untuk membuat aturan baru”.

Mereka benar bahwa kita perlu berubah, tetapi apa yang sebenarnya menahan kita untuk berubah?

Supaya kita bisa memahami tidak terhubungnya antara mengenali peluang yang disediakan oleh dunia digital dengan pemahaman dan aktivitas pemasaran kita, kita perlu memahami apa yang sebenarnya memotivasi sikap dan tindakan kita sebagai seorang pemasar.

Values (dan bukan value, walaupun values yang benar memang mampu menjalankan value bisnis) adalah inti dari apa yang memotivasi segala sikap dan tindakan kita sebagai seorang pemasar. Kita layak untuk berhenti sejenak dan memastikan bahwa kita memahami pengertian values ini. “Values adalah ciri atau kualitas yang dianggap berarti; mereka menjadi prioritas tertinggi dan sangat menjadi pendorong dan pemicu di belakang segala keputusan dan tindakan kita”.

Semua pemasaran adalah “values-based marketing” yang berarti ada serangkaian values yang dipegang oleh para pemasar dan budaya perusahaan yang mampu menjalankan atau menciptakan keputusan-keputusan tertentu serta solusi atau aktivitas pemasaran yang dijalankan. Maka memahami values pemasaran atau perusahaan adalah kunci untuk memahami mengapa kita membiarkan pemasaran tidak berubah bahkan walaupun kita tahu pasti bahwa konsumen dan pasar sudah berubah.

Saya percaya banyak values baru ini membawa perubahan dalam praktik-praktik pemasaran yang akhirnya mengubah juga keberhasilan pemasaran masa kini yang muncul dari dunia digital. Dimana kesuksesan dalam pemasaran digital adalah sama dengan kesuksesan pada pemasaran secara keseluruhan.

Nilai-nilai inti seperti Transparansi, Kolektivisme dan Kolaborasi bermunculan dari dunia digital dan prioritas-prioritas dalam pemasaran pun berubah. Sebagai akibatnya, pemasaran menggeser semakin banyak nilai kembali ke dasar.

Mari kita mulai dengan Transparansi

Transparansi adalah, “Semua bisa terlihat – keadaan yang terbuka sepenuhnya”.

Ketika kita percaya dan menghargai Transparansi kita akan lebih mampu menerima dan memahami transparansi pasar yang baru.

Apa perubahan yang terjadi pada praktik-praktik pemasaran kita ketika kita menerapkan Transparansi?

Kita membangun reputasi kita berdasarkan kejujuran, keaslian, dan kepercayaan.

Yang tercermin pada:

  • Mendengar dan merespons secara real time pada ruang-ruang online dimana pelanggan bersuara dan mengeluarkan pendapatnya.
  • Para karyawan menyuarakan merek – mereka berbicara dan membangun hubungan positif dengan pelanggan.
  • Menstimulasi pendapat positif dari para pihak lain yang berpengaruh.

Pada artikel selanjutnya kita akan membahas dan meneliti nilai inti kedua yang muncul dari dunia digital dan menggeser semakin banyak nilai kembali ke dasar, yaitu Kolektivisme.

Bersambung…

-Heather Albrecht-
Digital Marketing Trainer
Digital Marketing Strategy at Digital Connections
New South Wales, Australia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.