Treatment-nya Seperti Mobil Baru

Bestindo merupakan satu-satunya dealer mobil bekas yang mendapat lisensi dari prinsipal. Bagaimana kisahnya?

“Bisnis ini berawal dari kecintaan saya terhadap mobil merek BMW. Di sisi lain, hitungan rasional terhadap potensi usaha ini pun ada. Jadi, kalau perasaan dan pikiran sudah sejalan tentunya sudah tidak perlu ada lagi yang diragukan,” kata Johannes Indratjuatja, Presiden Director Bestindo Car Utama.

Bestindo adalah satu-satunya authorized used car untuk merek BMW di Indonesia. Artinya, perusahaan ini adalah satu-satunya penjual mobil bekas BMW yang diakui oleh prinsipal merek tersebut. Semua mobil keluaran Bestindo mendapat jaminan kualitas oleh prinsipal.

Johannes memaparkan, bisnis ini dirintisnya pada tahun 2006. Sebelumnya ia adalah salah satu eksekutif di perusahaan otomotif Astra International, dengan posisi terakhir sebagai Chief Executive PT Astra International-BMW Sales Operation. Lalu, mengapa ia mau banting setir menjadi seorang entrepreneur?

Baginya menjadi entrepreneur bukan saja sebagai predikat, tapi sudah menjadi mentalitasnya sejak masih bekerja sebagai karyawan. Inilah yang membuatnya bisa melihat sebuah kesempatan.

“Saya melihat ada peluang, yakni karakter pengguna mobil mewah second hand itu mendambakan keamanan dan tidak mau repot. Dan, di Indonesia untuk merek BMW belum ada yang bisa memberikan hal itu. Pasarnya adalah para pemilik merek ini yang akan berganti ke kelas yang lebih premium dan mereka yang suka BMW tapi belum mampu beli mobil yang baru,” terangnya.

Sekilas potensi pasarnya memang tidak terlalu besar. Hitungannya, mobil mewah dari Eropa memiliki market share 4% dari total penjualan mobil di Indonesia. BMW diperkirakan memiliki share sekitar 1%. Sudah tentu jumlah pembeli mobil second akan semakin kecil lagi.

“Sejak awal saya yakin bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan benar pasti akan menghasilkan. Dan, meski pasarnya tidak seberapa, potensinya ada,” kata Johannes.  Buktinya, jika pada awal berdiri Bestindo hanya mampu menjual belasan mobil per bulan, sekarang jumlahnya rata-rata sudah mencapai 30 unit per bulan.

Diakuinya bahwa pada awalnya ia mengajukan konsep bisnis ini pada perusahaan tempat ia bekerja, Astra. Karena di negara-negara lain, pemegang hak jual BMW juga memiliki unit bisnis khusus yang menjual mobil second. Namun, tawarannya saat itu tidak mendapat respons. Sehingga, ia memutuskan untuk menjalankan sendiri bisnis ini dengan menggandeng beberapa partner.

Track record-nya di bisnis otomotif dan pengetahuannya pada merek BMW menjadi modal utama ketika mengajukan lisensi kepada prinsipal. Ditambah dengan proposal bisnisnya yang mantap, hak itu akhirnya bisa ia dapatkan tanpa kesulitan berarti. “Kami membawa nama merek BMW untuk mobil bekas. Bukan seperti pedagang mobil bekas yang hanya cari untung. Jadi, kualitasnya pun harus terjaga,” katanya.

Karena itu, Johannes mematok kriteria ketat untuk mobil-mobil yang ia beli dan dijual lagi. Di antaranya, mobil tidak pernah tabrakan berat, belum pernah terkena banjir, kilometer tidak diubah, dan perawatannya mesti di bengkel resmi BMW. Kalau semua syarat itu terpenuhi, lalu direkondisi, barulah bisa dijual.  Semua proses itu mereka namakan “100% Check Points, 100% Sure”.

Bestindo mendapatkan pasokan mobil bekas dari diler-diler resmi BMW. Selain itu, juga menerima langsung dari konsumen yang ingin menjual mobilnya. Untuk mobil-mobil yang memang memenuhi kriteria, Bestindo berani membeli lebih tinggi (antara 3-5%) di atas harga pasaran. Akibatnya, harga yang ditawarkan pun juga lebih tinggi dari harga pasaran.

“Sekarang ini, tidak ada yang menentukan berapa harga mobil bekas. Pasarlah yang menentukan. Memang, kami lebih tinggi, tapi treatment kami seperti membeli mobil baru,” jelasnya. Ia melanjutkan, target Bestindo adalah menjadi price referrence di masa mendatang untuk merek BMW.

Johannes memang tidak mau setengah-setengah dalam merancang Bestindo. Baik dalam bussines planning, customer service, hingga fasilitas fasilitas yang melengkapi showroom-nya seperti salon mobil, bengkel, dan body repair. Kapasitas showroom Bestindo sendiri mencapai 60 unit.

“Orang yang membeli mobil bekas harus melihat langsung kondisi mobil. Beda dengan mobil baru yang terkadang cukup melihat brosur saja. Jadi, kami harus membuat fasilitas yang bisa menampung sebanyak mungkin mobil,” terangnya.

Oleh karena itu, Bestindo mengklaim dirinya sebagai autorized used car terbesar di Asia. Ditambah lagi, bengkel mereka diperkuat oleh mekanik yang juga sudah mendapat sertifikasi dari prinsipal dan ATPM.

Sedangkan layanan purnajual yang diberikan adalah garansi setahun dalam hal engine.  Ada pula buy back guarante. Artinya, kalau membeli di Bestindo dan dijual lagi di showroom ini, akan mendapat harga lebih bagus daripada di pasaran. Tukar tambah dengan merek lain pun bisa dilakukan. Pembeli yang mau menukar mobilnya dari merek apa pun dengan BMW juga mereka layani.

Pembeli terbesar mereka berasal dari kawasan Jakarta dan sekitarnya, hingga Bandung. Ada pula pembeli dari kota-kota lain seperti Surabaya. Komposisinya, 90% pembeli Jakarta, 10% dari kota kota lain.

Uniknya, para pembeli yang berdomisili jauh dari Jakarta banyak yang hanya melihat mobil yang ingin dibelinya dari website Bestindo tanpa melihatnya secara langsung. Ini membuktikan kepercayaan konsumen pada Bestindo sangat tinggi. Brand awareness-nya di kalangan pengguna BMW mencapai 50%.  Faktor utama penyebab tingginya angka awareness itu adalah efek word of mouth. Dan, ditunjang pula oleh promosi mereka di berbagai media terpilih.

Bestindo juga menjadi pilihan para pecinta BMW karena sering kali meluncurkan program menarik. Seperti yang baru digelar baru-baru ini adalah program “Free Insurance 1 Year”.  Ini salah satu strategi untuk memikat orang berkunjung ke showroom—yang menjadi kunci sukses dalam menjual mobil bekas.

Bestindo membagi produk BMW second dalam dua kategori: BMW Premium Selection dan used car. Tipe pertama adalah mobil yang usianya masih di bawah 5 tahun, sedangkan tipe kedua adalah yang lebih dari 5 tahun. Berbagai tipe BMW ada di showroom ini. Mulai seri 3, 5, 7, X3, X5, dan lainnya. Termasuk pula BMW 320 dua pintu keluaran tahun 1978. “Kalau yang terakhir itu tidak dijual, itu koleksi pribadi,” kata Johannes sambil tertawa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.