Marketing.co.id – Berita Digital | COVID-19 telah menjadi katalis pertumbuhan eCommerce di seluruh dunia. Berbagai jenis bisnis ingin memanfaatkannya dan para pelopor di bidang ini menciptakan batasan baru untuk eCommerce.
Dalam laporan terbarunya “E-commerce Megatrends to Watch”, FedEx Express meneliti motivasi dibalik perubahan perilaku dan sikap konsumen saat ini serta mengungkapkan tren yang harus dipertimbangkan oleh entitas bisnis saat memetakan strategi eCommerce jangka panjang.
Laporan ini mengungkap beberapa peluang besar, di antaranya:
Pengalaman pelanggan yang terdefinisikan ulang
Laporan ini mengungkapkan beberapa megatren seputar penggabungan antara smart city dengan smart homes, konsumen yang saling terhubung, pemasaran yang berpengalaman, dan pengalaman berbelanja yang baru, membuat belanja tidak lagi terbatas antara online dan offline.
Di Tiongkok, Amerika Utara, dan Eropa di mana infrastruktur digital dan solusi teknologi yang kuat berada dalam tahap terintegrasi, konsumen mencari pengalaman ritel yang canggih melalui penawaran berbalut teknologi seperti Cloud Shelf, cermin Augmented Reality (AR) di toko offline, tur hotel dengan konsep virtual reality (VR), atau pengalaman pembelian streaming secara langsung di perangkat seluler.
Dengan jaringan 5G yang tumbuh pesat, bisnis dapat memanfaatkan kekuatan teknologi baru seperti Near Field Communications, Artificial Intelligence, bot untuk menyediakan layanan yang sangat digital dan personal, menghadirkan pengalaman pelanggan yang makin terhubung dan lebih dari sekadar ritel.
Menjangkau yang belum terjangkau
Megatren lain adalah adanya pergeseran batas pasar. Sebagaimana beberapa area di dunia menjadi lahan pertanian, kelebihan jumlah penduduk, atau sebaliknya telah mencapai potensi maksimumnya, peluang di kota-kota tingkat 2 dan daerah pedesaan pun muncul untuk dijelajahi.
Pengecer konvensional dan pelaku bisnis kecil (seperti toko kecil) saat ini pun terhubung dengan pelanggan melalui platform eCommerce business-to-business (B2B) dan menjual produk secara online, baik di dalam negeri maupun internasional.
Memanfaatkan infrastruktur digital dan transportasi yang canggih, bersama dengan meningkatnya kelas menengah di kota-kota tingkat-2, Tiongkok APAC, dan Timur Tengah mempelopori kebangkitan ritel konvensional dan toko-toko kecil melalui perdagangan digital. Persaingan di wilayah yang belum dimanfaatkan ini kemungkinan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
Logistik lintas batas, jangkauan jaringan yang lebih luas, dan kemudahan konektivitas akan mendukung peningkatan penetrasi eCommerce, dan pemenangnya adalah mereka yang bergerak lebih dulu dan membangun jangkauan yang luas dan kuat di seluruh pelanggan.
“Membeli” kenyamanan
Sharing economy dan buying time (waktu membeli) adalah dua megatren lain yang menjadi perhatian, seiring meningkatnya urbanisasi, infrastruktur digital yang maju, dan perubahan sikap konsumen terhadap ‘kepemilikan’ terus mendorong pertumbuhan sharing economy, sesuatu yang akan menjadi segmen global senilai $335 miliar pada tahun 2025. Amerika Utara dan Eropa saat ini memimpin. Namun, di Tiongkok, diperkirakan lebih dari setengah penduduknya ikut serta di dalamnya.
Kenyamanan adalah faktor utama yang mendorong para pelaku bisnis untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Mulai dari berbagi mobil dan menyewa apartemen bersama hingga membeli secara berkelompok, permintaan konsumen akan layanan bersama mendorong inovasi yang inovatif.
Di antaranya, eCommerce telah menjadi penghemat waktu yang penting bagi konsumen, memberikan kepuasan hanya dengan satu klik. Pada saat yang sama, dengan meningkatnya pendapatan konsumen yang dapat dibelanjakan, permintaan untuk layanan hidup sesuai permintaan akan meningkat. Secara global, 48% konsumen bersedia mengeluarkan uang untuk menghemat waktu.
Bisnis di Amerika Utara dan Eropa berada di garis depan dalam mendefinisikan masa depan ekonomi untuk layanan berdasarkan permintaan ini, karena banyak yang melihat potensi besar untuk menumbuhkan pendapatan melalui pengiriman secara langsung di depan pintu.
“Kita hidup di masa yang sangat menarik di mana teknologi terbaru membentuk perilaku manusia, mengantarkan gelombang revolusi eCommerce berikutnya. Melalui konektivitas yang telah ditingkatkan, layanan yang sesuai permintaan, sharing economy, era baru eCommerce telah hadir – membuka peluang baru bahkan bagi bisnis terkecil untuk bersaing di panggung global,” kata Salil Chari, wakil presiden senior Pemasaran & Pengalaman Pelanggan, Asia Pasifik, Timur Tengah & Afrika (AMEA) di FedEx Express. “Namun, untuk menang, bisnis harus terus memikirkan dan menemukan kembali bagaimana dan di mana mereka terlibat dengan konsumen. Laporan ini penting karena menandakan di mana peluang-peluang ini berada.”
Masa depan eCommerce ada di sini. Bagi para pemain logistik, megatren ini memberikan peta jalan yang jelas tentang arah industri – dan memiliki konsep digital-first berbasis inovasi pada ekosistem eCommerce- yang mampu mengurangi tantangan pengiriman dan mengoptimalkan efisiensi operasional, adalah suatu keharusan.
“FedEx telah membuat beberapa langkah, membentuk kolaborasi strategis dengan pemain eCommerce dan perusahaan teknologi terkemuka untuk memodernisasi rantai pasokannya. Tetapi dengan teknologi baru seperti big data robotika, dan AI, FedEx akan menawarkan lebih banyak terobosan di masa yang akan dating,” pungkasnya.