Trik Memberi Dukungan Bagi Korban PHK

Marketing.co.id – Pandemi Covid-19 mempengaruhi kehidupan perekonomian masyarakat. Terlebih ketika ada anjuran social & physical distancing, sehingga berdampak pada perusahaan dan bisnis yang tidak mampu beroperasi dan mengalami kerugian besar. Tak pelak, salah satu jalan kelar bagi perusahaan agar bisa bertahan di tengah pandemi ini adalah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

Tentunya, bagi karyawan yang terkena dampak tersebut menjadi beban – baik secara finansial maupun psikologis. Melihat kondisi ini, R&R Public Relations kembali menggelar sesi diskusi bertajuk “Dukungan Berubah Tekanan” bersama Psikolog Retno Dewanti Purba. Pada sesi tersebut, selain membahas arti pekerjaan sebagai mata pencaharian, turut juga menilik pengaruh PHK terhadap kondisi psikologi orang tersebut.

R&R Public Relations

“Untuk dapat memberikan dukungan bagi pasangan atau keluarga yang terkena PHK, memang agak tricky di saat seperti ini. Harus benar-benar sensitif agar niat baik ketika ingin memberikan dukungan tidak salah diartikan dan justru sebaliknya malah menyinggung. Tidak bisa hanya sekedar melalui kata-kata, namun juga harus melalui tindakan,” jelas Neno – sapaan akrab Retno Dewanti Purba.

Dia memaparkan, setidaknya ada empat dampak psikologis yang turut terjadi saat seseorang kehilangan pekerjaannya. Pertama, keberfungsian diri terganggu. Artinya, bagi banyak individu bahwa karir dan pekerjaan merupakan media aktualisasi diri yang memberikan seseorang arti dan tujuan hidup, sense of accomplishment, dan self-efficacy. Sehingga saat media untuk melakukan aktualisasi diri itu hilang, maka seseorang akan merasakan keberfungsian dirinya terganggu sehingga dapat turut mengganggu kualitas hidupnya secara umum.

Kedua, adanya gangguan indentitas dan self esteem. Saat kehilangan pekerjaan secara mendadak, maka bisa saja individu merasa salah satu bagian dari jati dirinya tercabut. Hal ini bisa menimbulkan rasa putus asa, meragukan diri sendiri, kecemasan, depresi, hingga merasa diri tidak berharga (low self-esteem). Ketiga, kehilangan rasa aman yakni selain financial security, pekerjaan memberikan rasa aman dengan memberikan predictability terhadap masa depan. Terakhir, kehilangan koneksi sosial, tak hanya di tempat kerja tapi juga kehidupan sosial lainnya.

“Beberapa langkah berikut bisa menjadi acuan dalam memberikan dukungan, baik secara emosional maupun sosial. Tentunya, ini bertujuan untuk membantu mereka agar dapat berdamai dengan keadaan (acceptance). Selanjutnya, dapat membantu menyusun coping strategy antara lain menyusun jadwal rutinitas harian baru, memilah lingkar pergaulan yang membawa dampak psikologis negatif, membantu melakukan evaluasi dan penyesuaian ulang terhadap berbagai aspek kehidupan, membantu membuat perencanaan ke depannya, termasuk aspek karir dan finansial. Paling penting adalah memberikan memberikan pengalih perhatian (self-distraction),” imbuh Neno.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.