Tumbuhnya Robot Kolaboratif Perindustrian di Industri Otomotif Indonesia

Industri otomotif di Asia Tenggara bersiap menyambut pertumbuhan tinggi seiring dengan pertumbuhan tingkat penjualan di pasar negara-negara besar.

Sebagai wilayah pusat produksi untuk wilayah Asia dan dunia, sektor otomotif di Asia Tenggara telah mengalami peningkatan CAGR sebesar 11% antara 2010 dan 2015.

Implementasi Kawasan Perdagangan Bebas (Free-Trade Area) yang akan hadir di Asean diharapkan dapat mengurangi pajak impor dan ekspor dalam wilayah regional, sehingga dapat meningkatkan permintaan akan pabrikan kendaraan regional berbiaya rendah.

Tumbuhnya Robot Kolaboratif Perindustrian di Industri Otomotif IndonesiaIndonesia dan Thailand khususnya merupakan kawasan pusat manufaktur yang cocok untuk memproduksi produk-produk kendaraan yang bisa diekspor ke berbagai wilayah di Asia, maupun yang lebih luas.

Indonesia merupakan negara terbesar kedua di wilayah ini yang memiliki kawasan manufaktur otomotif setelah Thailand, dengan pangsa pasar regional sebesar 34%. Merek-merek mobil dari Jepang seperti Nissan, Toyota merupakan pemain dominan dalam industri otomotif.

Didukung pertumbuhan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk bisa menyalip Thailand dalam 10 tahun mendatang.

Dan seiring dengan keinginan pemerintah yang kuat untuk mengubah Indonesia menjadi pusat produksi otomotif secara global, otomatisasi menggunakan robot kolaboratif akan menjadi kunci keberhasilan industri ini.

Shermine Gotfredsen, General Manager, South East Asia dan Oceania Universal Robots mengatakan, industri otomotif dunia memegang peran utama dalam mendorong tingkat penggunaan cobots.

Cobots merupakan sebuah cabang dari robot perindustrian tradisional. Cobots memiliki bobot yang ringan dan bisa dipasang atau dipindahkan ke berbagai tempat, serta cukup fleksibel dimodifikasi bagi jenis pengaplikasian yang berbeda-beda.

Industri otomotif dapat menggunakan cobots dalam berbagai jenis proses, meliputi: penanganan, perakitan, pengemasan, peletakan, pelabelan, pengecatan, kendali mutu, serta perawatan mesin.

Tak hanya pada industri otomotif, cobots juga dapat diaplikasikan pada pabrik manufaktur elektronik dan elektrik, farmasi dan kimia, serta pangan dan pertanian.

“Kami adalah perusahaan yang memimpin dalam tren ini. Produk kami secara efektif membantu pengotomatisasian proses, yang mampu menghasilkan standar keamanan tinggi serta beban kerja lebih ringan bagi pekerja,” katanya.

Nilai pasar dari robot kolaboratif dalam industri otomotif mencapai US$23.56 juta pada 2015 dan diproyeksikan mencapai US$469.82 juta pada 2021, dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (CAGR) mencapai 64.67% antara 2015 dan 2021.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.