Twitter Picu Kehebohan di Olimpiade London 2012

 

Atlet Jepang Miyuki Maeda dengan iPhone saat menonton pertandingan badminton di Olimpiade London. (Foto: AP/Saurabh Das)

Sangat menakjubkan melihat  bagaimana masalah yang terjadi dari kalimat 140 karakter. Baik buruknya Olimpiade London dibentuk, diguncang, dan diubah oleh revolusi sosial media yang empat tahun lalu masih dalam tahap awal.

Setelah beberapa hari Olimpiade berlangsung kita sudah melihat beberapa kehebohan yang terjadi di media sosial khususnya Twitter, diantaranya:

  • Kampanye para atlit lewat Twitter untuk melawan batasan dari sponsor yang tersebar secara viral lewat tagar ‘WeDemandChange’
  • Bagaimana penonton TV gusar karena NBC sebagai stasiun resmi Olimpiade Amerika Serikat memutuskan untuk tidak menyiarkan upacara pembukaan secara langsung.
  • Bagaimana Dua atlit didiskualifikasi karena kicauaan atau tweet yang bersifat rasis.

Bagi panitia Olimpiade, ledakan Twitter bagaikan sinar gamma yang lepas dari sinar matahari. Sinar itu sulit dibendung dan terlalu menyilaukan untuk dilihat.

Saya kira kita tidak berpikir untuk mengontrolnya, tidak akan bisa, ujar juru bicara komite Olimpiade International, Mark Adams. Ia mengatakan bahwa lebih dari 15 juta penggemar mengikuti dan berpartisipasi dalam pengalaman Olimpiade lewat Twitter dan media sosial lainnya, diluar 10.800 atlit pemakai Twitter.

Jika digunakan dengan benar, kami merangkul sosial media, dan jika Anda melihat petunjuknya, kami secara positif mendorong (penggunaan media sosial),  ujarnya.

Persoalannya,  penggunaan sosial media tidak selalu seperti yang diharapkan. Twitter yang bersifat publik dan cepat, serta kecenderungannya untuk menghasilkan komentar-komentar yang tidak sopan sampai kasar telah menambah elemen baru dan rusuh pada suatu acara.

Meskipun panitia mempromosikan acara kali ini sebagai Olimpiade media sosial pertama, banyak dari mereka yang tidak siap menghadapi dampak besar dari Twitter, ujar Andy Miah, direktur Creative Futures Institute di Universitas of the West of Scotland.

Saya kira ada semacam kenaifan mengenai peran media sosial, baik dari peserta maupun dari panitia. Banyak dari mereka telah salah langkah, ujarnya.

menurut Twitter, selama beberapa hari ini telah terjadi lebih dari 10 juta kicauan yang menyebutkan Olimpiade. lonjakan itu dipicu oleh pertumbuhan telepon genggam yang dibawa oleh penonton maupun para atlet.

Sumber: voaindonesia

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.