Ula dan NU Gelar Pelatihan Kewirausahaan Bagi 500 Guru

Marketing.co.id  –  Berita UMKM | Ula, e-commerce marketplace B2B Indonesia, menggelar pelatihan kewirausahaan bersama Lembaga Pendidikan Ma’Arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’Arif NU), lembaga pelaksana kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama. Pelatihan ini  bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan menumbuhkan keterampilan digital serta jiwa kewirausahaan guru-guru.

Pelatihan diikuti 500 guru yang tergabung dalam LP Ma’Arif NU Kota Surabaya, Jawa Timur. Kemitraan strategis yang merupakan bagian dari program Komunitas Teman Ula ini bertujuan untuk membuka peluang bisnis dan meningkatkan pendapatan rumah tangga warga lokal Surabaya, kota tempat Ula pertama kali diluncurkan. Di mana, kurang dari 2 tahun, Ula telah memberikan fasilitas rantai pasokan kepada lebih dari 100.000 UMKM di seluruh Jawa.

“Pelatihan ini merupakan sarana yang tepat bagi setiap guru untuk bergabung dan menghasilkan penghasilan tambahan. Kami berharap para guru yang mengikuti pelatihan mampu mengajarkan sesama anggota organisasi dan membimbing kelompok lain tentang pentingnya beradaptasi di era digitalisasi, sehingga mereka memiliki bekal yang cukup untuk memulai bisnis masing-masing,” ujar Moh. Kholil pimpinan LP Ma Ma’Arif NU Surabaya.

Baca juga: Tiga Siswa dan Satu Guru SMK Juarai Astraotoshop Digital Class Batch 2

Guru merupakan pendidik generasi masa depan Indonesia yang berperan penting dalam membangun dan meningkatkan ekonomi negara, serta merupakan tombak utama dalam membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan.

Pelatihan kewirausahaan
Suasana pelatihan kewirausahaan yang dihadiri oleh guru-guru yang tergabung dalam LP Ma’Arif NU Kota Surabaya, Jawa Timur

Ula berharap, para guru dapat menciptakan peluang usaha dan mengeksplor kesempatan melalui program dan fasilitas yang tersedia di platform Ula tanpa mengganggu fokus utama dalam memberikan pendidikan.

Mengingat buruknya dampak pandemi terhadap ekonomi dan pendapatan rumah tangga penduduk Indonesia, kesempatan berbisnis online berbasis komunitas merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi masyarakat Indonesia – terutama dengan terganggunya rantai pasokan dan pembatasan mobilitas.

Berdasarkan World Bank, Indonesia telah beralih dari status berpenghasilan tinggi ke status berpenghasilan rendah pada tahun 2021. Selain itu, tingkat kemiskinan di Indonesia juga bertambah, dari 9,2% di September 2019 menjadi 9,7% di September 2021.

Baca juga: Mengentaskan Kemiskinan Melalui Konsep Green Economy

Cerita Sukses Wirausaha Teman Ula

Sejak didirikan pada tahun 2020, Ula telah membantu banyak pengusaha dalam mengatasi kesulitan finansial yang dihadapi selama pandemi. Roby, salah satu Key Opinion Leaders Teman Ula, menceritakan bagaimana rasanya tidak memiliki penghasilan dan bagaimana Teman Ula mampu mengembalikan kontrol keuangan dan keamanan yang dibutuhkan di tengah pandemi.

Setelah kehilangan pekerjaannya sebagai kontraktor akibat pandemi tahun lalu, Ia memutuskan untuk bergabung dengan Teman Ula dan menjadi penjual di sekitar lingkungannya. Pada awalnya, ia berusaha membeli langsung dari distributor, namun, ia menghadapi kendala dalam harga dan pengiriman. Dua bulan setelah bergabung dengan Teman Ula, Roby dapat  menghasilkan lebih dari standar minimum upah bulanan.

Ia juga memanfaatkan jaringan kerabatnya di seluruh Surabaya dan memasok barang kepada mereka – Ia juga telah menjadi salah satu tokoh Ketua Komunitas Ula. Kini, Roby menyewa sebuah toko kecil dan berencana untuk membuka toko kelontong miliknya sendiri.

“Di Ula, kami bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pedagang UMKM dengan memanfaatkan teknologi. Kami membangun solusi inovatif dan di dalam waktu bersamaan, kami memperkenalkan fitur ramah pengguna yang dapat membantu untuk mengatasi masalah utama di sekitar rantai pasokan dan layanan keuangan, memastikan penjual online kami untuk tetap kompetitif,” kata Tubagus Muklis, External Relation Leader Ula .

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.