Undercover Sales Superstars

Ada satu program acara di televisi yang menyoroti kehidupan di metropolitan, namanya Jakarta Undercover. Berita  yang disajikan cukup menarik dan banyak orang yang tercengang melihatnya, terutama yang belum mengenal sesungguhnya arti  metropolitan. Namun, bagi yang memahaminya,  hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh.  Pada intinya, Jakarta Undercover adalah tayangan yang mengungkap kehidupan malam kota Jakarta. Mulai dari perilaku ABG yang iseng hingga pecandu hiburan semata untuk melepas kepenatan, kumpul-kumpul untuk mengikat persahabatan, dugem, transaksi narkoba, atau bahkan sampai maraknya seks bebas.

Apa Rahasia Mereka?

Begitu pula di dunia penjualan. Banyak orang kagum melihat dan mendengar berita tentang prestasi orang-orang luar biasa, tetapi hanya sedikit yang memahami apa yang telah diperbuat mereka. Sedalam mana kegiatan dari para jawara penjualan yang mengukir prestasi luar biasa itu? Seberapa jauh yang dapat kita lihat saat mereka berhadapan dengan pelanggannya? Apakah kita tahu sepak terjang mereka saat berada di luar kendali para pimpinan di kantornya? Apa yang diperbuat oleh mereka setelah jam kantor?

Apa pula rahasia mereka, terutama dalam hal mental dan spirit, sehingga mereka bisa menjadi sosok Superstars yang perlu kita pelajari. Tidak lain dan tidak bukan: mereka memiliki spirit dan mental sebagai pemenang sehingga wujud nyatanya adalah menjadi ”Sales Superstar”!

”Percaya atau tidak merupakan pilihan setiap orang, begitu juga dengan sukses.”

8 Jurus Manjur Superstar

Dari hasil pengamatan kepada para Sales Supestars, sebetulnya ada delapan prinsip yang menempel pada diri mereka, yaitu:

Pertama. Mereka menganggap pentingnya hubungan (relationship) dengan calon pelanggan dan pelanggan yang sudah aktif. Karena sebelum dan setelah menjual, hubungan selalu perlu dibina.

Kedua. Mereka sangat sadar bahwa tidak mungkin semua prospek akan menjadi pelanggan, maka fokusnya adalah bagaimana agar kegagalan yang telah terjadi tidak terulang kembali. Dengan kata lain, mereka belajar dari kegagalan dan tidak mengulang kesalahan yang sama.

Ketiga. Mereka—tanpa kecuali—memiliki etos yang kuat dalam bekerja, baik dari tenaga maupun waktu, sehingga sangat sadar bahwa kesuksesan itu adalah investasi dan itu semua harus dibayar di muka untuk sebuah keberhasilan.

Keempat. Mereka sangat berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan pemusatan pikiran dan pekerjaan sehari-hari adalah: bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para pelanggan maupun prospeknya atas setiap produk yang dijual.

Kelima. Mereka berprinsip bahwa mereka mencintai profesinya, sehingga di dalam melakukan tugas betul-betul atas kemauan sendiri. Kerja keras adalah kepuasan diri, hasil terbaik adalah sebuah prestasi, dan itu semua menjadikan sebuah prinsip bahwa sukses ada di pundak mereka sendiri, bukan pada pihak lain dan juga pemberian orang lain. Spirit semacam inilah yang selalu memimpin mereka di dalam bekerja.

Keenam. Mereka di dalam setiap kesempatan mau belajar diri sehingga setiap visi/misi yang telah ditetapkan terus dievaluasi, sehingga dengan begitu mereka dapat dengan mudah mengetahui kemajuan yang telah dicapainya.

Ketujuh. Mereka sangat antusias, kreatif, fleksibel, dan berorientasi bagaimana seharusnya melakukan terbaik bagi dirinya, bagi pelanggan, dan bagi perusahaannya.

Kedelapan. Mereka dapat bersyukur atas perolehan prestasi dari setiap transaksi penjualan (tanpa memperhitungkan nilai uangnya maupun siapa pelanggan yang dihadapinya), sehingga mereka merupakan orang-orang yang pantang mundur tanpa harus menjadi pengganggu bagi pihak lain.

Kemarin adalah sebuah cek mundur; esok adalah sebuah surat hutang; dan hari ini adalah satu-satunya uang tunai yang Anda punya. Jadi, pergunakanlah dengan bijak. (www.marketing.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.