Upaya Kalimajari Tingkatkan Produktivitas Budidaya Rumput Laut

Marketing.co.id – Berita Marketing I Yayasan Kalimajari berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk mengadakan program lokakarya tata kelola pembibitan rumput laut untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.

Kalimajari

Dalam tiga tahun terakhir, peningkatan permintaan rumput laut telah mendorong harga Raw Dried Seaweed (RDS) tiga kali lipat sejak bulan Juli tahun 2017. Namun demikian, peningkatan terhadap permintaan rumput laut yang semakin besar belum dapat terpenuhi oleh produksi lokal. Faktanya, jumlah produksi mengalami penurunan yang stabil sebesar 8,6% tiap tahunnya sejak tahun 2015.

Direktur Yayasan Kalimajari, IGA Agung Widiastuti mengatakan,  berdasarkan perjalanan program dan pembelajaran yang ditemukan di lapangan, terdapat beberapa hal yang berkontribusi terhadap rendahnya produksi dan produktivitas budidaya rumput laut, mulai dari ketersediaan bibit yang berkualitas dan keberlanjutannya serta jaminan distribusi yang aman sampai ke pembudidaya, juga ketepatan sasaran.

“Rendahnya keterlibatan pihak swasta dalam riset maupun penyediaan bibit yang berkualitas, serta mekanisme komunikasi dan koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah yang belum optimal dalam merancang program. Dari sisi pembudidaya, terlihat masih kurangnya pengetahuan dan informasi teknik yang baik dan benar khusus pembibitan,” imbuh dia.

Adapun program lokakarya ini bertujuan untuk menguatkan konsep PPP, yaitu public private partnership yang menjadi pondasi utama dan membawa ke tataran implementasi dalam bentuk kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, lembaga riset, dan private sector dengan perannya masingmasing melalui runutan proses.

Dr. TB. Haeru Rahayu, A.Pi., M.Sc., Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP menjelaskan bahwa, rumput laut merupakan komoditas budidaya yang menjadi salah satu sektor unggulan di masa 2022 – 2024 mendatang. Menyiapkan industri ini menjadi sangat penting, terutama untuk dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Upaya untuk memenuhi naiknya permintaan tersebut tentu saja perlu adanya peningkatan produksi dan produktivitas. Peningkatan produksi rumput laut memerlukan ketersediaan bibit secara berkesinambungan. Maka, salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mendukung penyediaan bibit unggul yaitu dengan pemberian paket bantuan KBRL (Kebun Bibit Rumput Laut) kultur jaringan di kawasan pengembangan budidaya rumput laut, hal ini bertujuan untuk dapat menjaga ketersediaan bibit unggul baik dari segi kualitas, kuantitas, serta keberlanjutannya,” jelas Dr. TB. Haeru Rahayu.

Kebijakan tersebut diberlakukan untuk memastikan perencanaan bantuan lebih tepat sasaran. Hal ini juga disampaikan oleh Ir. Nono Hartanto, M.Aq. selaku Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP. Sasaran bantuan paket KBRL ini adalah para pembibit yang tergabung di dalam kelompok pembudidaya rumput laut.

Dengan terlaksananya kerjasama dengan pemerintahan daerah Kepulauan Yapen, Tonny Tesar, S.Sos, Bupati Kepulauan Yapen menyampaikan potensi pengembangan rumput laut yang mampu dicapai melalui pelaksanaan program ini. “Kepulauan Yapen memiliki potensi area yang cukup luas bagi pengembangan pembudidayaan rumput laut dengan total 270 hektar gabungan dari beberapa distrik mulai dari distrik Yerui, bagian paling barat Kepulauan Yapen, hingga distrik Yapen Timur. Dengan luas area tersebut, diprediksi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.160 orang,” jelasnya.

Nur Muflich Juniyanto, S.Pi., M.Si., Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, DJPB, KKP menyampaikan bahwa BPBL Ambon terus berupaya untuk mendistribusikan bibit rumput laut kultur jaringan hingga keseluruh pelosok Indonesia sehingga dapat mengganti rumput laut lama yang sudah mulai menurun kualitasnya.

Melalui program ini, Kalimajari memproyeksikan mampu memberikan dampak kepada lebih dari 30.000 rumah tangga pembudidaya di akhir tahun 2023 dengan peningkatan produktivitas sekitar 30% pada pembudidaya yang sudah ada, dan peningkatan pendapatan sekitar 47% pada pembudidaya baru.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.