Valentino “Jebret” Simanjuntak: Marketing Itu Penting Banget!

valentino simanjuntak - marketing.co.idMarketing.co.id – Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan Valen, sapaan akrab Valentino Simanjuntak. Wajahnya, akhir-akhir ini  acap kali menghiasai layar televisi, media online, dan cetak. Kini, di momen Piala Dunia 2014, pria asal Sumatera Utara ini mengaku jadwalnya kian padat.

Salah satu penyebabnya adalah kata “jebret” yang ia ucapkan ketika Timnas U-19 bertanding melawan Vietnam di final Piala AFF. Saat itu, kata “jebret” yang ia ucapkan sepanjang pertandingan menjadi tren dan sangat populer di kalangan masyarakat, termasuk di media sosial.

Ketika ditemui di sela-sela acara peluncuran game online, Valen mengatakan kata “jebret” menjadi sebuah berkah yang luar biasa dan puncak dari segala usaha yang dilakukannya selama ini.

Peran marketing

Kesuksesan Valen tersebut tak datang begitu saja, namun sudah terkonsep sejak awal. Valen menekankan pentinganya marketing dalam karirnya tersebut. Meski pendidikan terakhir yang disandangnya adalah ilmu hukum, Valen mengaku sangat menyukai dunia marketing. “Ini masalah passion dan saya menikmatinya,” katanya.

Menurutnya, apa pun yang kita lakukan sekarang, bukan hanya bisnis, namun juga tentang positioning diri, semua itu memerlukan kemampuan marketing. “Orang hebat dan pintar itu banyak, tapi orang yang bisa memasarkan dirinya sendiri itu sedikit,”terangnya.

Untuk memasarkan diri sendiri kata Valen itu tidak bisa asal-asalan alias ada strateginya. Inti dari marketing itu kan positioning, differentiation, dan branding.

Valen bercerita bagaimana ketiganya dijalankan dalam karirnya. Positioning awalnya adalah sport, tapi ia tidak ingin di situ terus, sehingga orang tahu bahwa positioning-nya adalah presenter laki-laki yang bermain di daerah semiformal ke formal.

Differentiation yang membedakannya dengan yang lain adalah ia tipikal presenter edutainment, serius tapi santai. Jadi, orang mengenalnya serius tapi sebenarnya humoris.  Akhirnya, ketemulah jebret sebagai branding-nya.

Valen sangat menyukai kutipan,”Lebih baik memiliki perbedaan ketimbang hanya menjadi lebih baik di antara yang lainnya. Yang lebih baik akan terus muncul, namun yang berbeda itu sedikit.” Hal itu bagi Valen juga berlaku di ilmu marketing bahwa yang meraih market share dan hard sale itu adalah keunikan atau perbedaan.

Valen mencontohkan bagaimana Agung Hercules dengan doumbbell-nya dan Judika dengan suara melengkingnya bisa diterima masyarakat dan meraih sukses. Hal berbeda dialami Sinta dan Jojo, awareness terhadap mereka tingi, namun karena tidak memiliki landasan marketing yang kuat. Susah juga.

Bisnisnya kian berkembang

Jauh sebelum terkenal seperti sekarang, Valen sudah memiliki bisnis, bergerak di bidang soft skill, communication, public speaking, dan behavior.

Menurutnya, pasarnya sangat berkembang dan bagus. Pasalnya, setiap perusahaan pasti memiliki bujet untuk keperluan training dan bidang bisnis yang dijalankan tersebut merupakan kebutuhan dasar dan sangat diperlukan oleh perusahaan.

Untuk mengenalkan bisnisnya, Valen sangat aktif menggunakan media sosial, word-of-mouth dan komunitas. Dari semua upaya yang dilakukannya, word-of-mouth merupakan alat pemasaran yang paling efektif. Kini, dengan figur jebret-nya perkembangan bisnis yang dijalaninya semakin berkembang.

 “Lakukan apa yang kamu cintai dengan apa yang ada di tanganmu masing-masing. Lakukan dengan hasrat, berikan yang terbaik. Masalah orang akan melihat, adanya kesempatan, waktunya akan tiba, namun sudahkan kita melakukan itu dengan cinta?” begitu ia berpesan.

Editor: Sekar Ayu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.