Visi dan Semangat Baru Klub Sepakbola Persita Setelah Naik Kasta

Marketing.co.id – Artikel Marketing | Suporter fanatik merupakan fondasi bagi sebuah tim sepak bola. Dengan suporter fanatik—apalagi jika jumlahnya melimpah– tim sepak bola akan mendapat dukungan tiap kali bertanding. Dampak lanjutannya, tim akan memiliki pendapatan dari berbagai sumber, bukan saja dari penjualan tiket, namun juga dari sponsorsip dan penjualan merchandise.

Semenjak kembali berhasil masuk ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola di tanah air (Liga 1), Klub sepak bola Persita terus berbenah. Pembenahan dilakukan untuk mendorong Persita menjadi klub yang modern. Karena itu, Persita merumuskan berbagai strategi marketing.

Direktur komersial PT Persita Tangerang Raya, Evelyn Cathy mengatakan, strategi marketing yang diterapkan klub berangkat dari pemahaman siapa customer dan bagaimana perilaku  suporter terhadap klub, contohnya kegiatan, spending dan keinginan mereka terhadap klub.

Di samping itu, Persita juga mesti memahami asetnya dan efektivitas aset terhadap customer (Persita Fans). Selanjutnya aset tersebut dimaksimalkan untuk ‘menjahit’ semua strategi menjadi suatu bentuk marketing strategi atau campaign.

Baca juga: 3 Kunci Sukses Menjalankan Sport Marketing

“Selalu berinovasi, adjust and adopt, karena menurut saya marketing itu luwes, dinamis, dan selalu mengikuti perkembangan zaman, di luar apapun produknya kita mesti bisa membuat produk tersebut dicintai, dinikmati oleh semua Persita Fans. Karena hubungan ini harus selalu kita jaga, kita butuh fans dan fans butuh Persita,” papar Evelyn.

Di Persita, Departemen Komersial berperan penting dalam merumuskan strategi marketing, terutama yang berhubungan dengan Marketing (online dan offline), Sales (Merchandise, Ticket, Sponsorship). “Divisi Komersial ini juga berhubungan erat dengan Divisi Tim (berhubungan dengan tim/pemain),” imbuh dia.

Seperti perusahaan pada umumnya, klub sepak bola seperti Persita juga terkadang melakukan penyesuian strategi marketing, karena ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan sasaran yang ditetapkan di awal. “Adjustment juga biasa dilakukan untuk mengikuti tren terkini dan demand dari customer itu sendiri,” tuturnya.

Baca juga: Program Biskuat Academy 2020 Targetkan 15 Ribu Partisipan

Pandemi mengakibatkan kompetisi sepak bola dihentikan untuk sementara waktu. Hal ini kata Evelyn berdampak pada pemasukan klub, baik dari tiket maupun merchandise serta penyesuaian dari pihak sponsor. Menyikapi kondisi ini Persita  berinovasi dengan memanfaatkan seluruh channel media sosial miliknya seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, dan Podcast. Hal ini dilakukan untuk mengobati kerinduan fans terhadap Persita.

Logo Baru dan Visi Baru

Setelah berhasil promosi ke Liga 1, Persita melakukan terobosan dengan meluncurkan logo baru. Menurut Reza Palupi, Head of Sales & Marketing, selama 66 tahun tidak ada konsistensi dalam penggunaan logo di klub yang berdiri tahun 1940 dan diresmikan di tahun 1953 ini. Logo baru tersebut merupakan hasil kolaborasi dua finalis sayembara logo, yakni Ade Santani (asal Kabupaten Tangerang) dan Dani Nugraha (asal Bandung).

“Logo baru itu mencerminkan adanya visi misi baru Korporat Persita, memperlihatkan modern football, new image buat infrastruktur dan identitas kami yakni, Benteng, Obor, dan tulisan 1953,” jelas Reza saat pemaparan di Penjurian Marketing Award 2020, beberapa waktu lalu.

Dalam pemaparannya Reza juga sempat menyinggung keseriusan Persita dalam membangun merek di digital. Pengikut (follower) Persita di Instagram dan Twitter masing- masing mencapai 133 ribu dan 8.800. Di samping, klub juga memiliki akun di Facebook dan Youtube serta mengelola Podcast.

“Uniknya kita memiliki lima verified supportes communities, karena mereka memberikan data yang lengkap, baik dari pendirinya, keanggotaan, dan sebagainya, yang bisa terverifikasi oleh kita,” imbuh dia.

Strategi Campaign

Sepanjang tahun ini Persita menggelorakan campaign bertema #Satukan53mangat yang merupakan kelanjutan dari campaign tahun lalu yakni #togetherwearestronger. Menurut Adrian Gozali, Business Development & Brand Management Persita, dengan kebersamaan Persita berhasil membangun pondasi tim di tahun 2019, sehingga berhasil menjadi runner up Liga 2 2009 dan berhak tampil di Liga 1.“Di tahun ini dengan kekuatan yang baru, gelar yang baru, dan perjalanan yang baru. Dan tahun ini kami kembali memperkuat core dari tim ini dan semangat kebersamaanya,” tuturnya.

Baca juga: Resmi! Cristiano Ronaldo Jadi Karakter di Free Fire

Lebih jauh Adrian menjelaskan, tahun ini meskipun liga untuk sementara dihentikan karena pandemi Covid-19, Persita tetap aktif melancarkan strategi marketing. Ada tiga tahapan marketing yang dilakukan Persita. Pertama, program promosi store dan gimmick (hadiah) untuk fans Persita dan targeted segment. Kedua, social marketing terkait sepakbola, diantaranya kerja sama dengan SOS Children’s Villages melakukan coaching clinic sepak bola untuk anak-anak.

Persita, Tim Persita, Marketing Award 2020, penjurian marketing award
Manajemen tim sepakbola Persita saat pemaparan di depan juri Marketing Award 2020, penjurian Marketing Award 2020 secara virtual

Yetta Angelina, Media Officer and Relation menambahkan, kerjasama dengan SOS Children’s Villages sudah berlangsung sejak musim lalu dengan kegiatan coaching clinic cukup banyak. Tahun ini, berhubung ada pandemi coaching clinic dilakukan secara virtual. Virtual coaching clinic diikuit oleh 300 peserta berusia 8 hingga 17 tahun.

Baca juga: Bridgestone Indonesia Gelar Coaching Clinic Sambut Olimpiade Tokyo 2020

Virtual coaching clinic dipimpin langsung oleh para pemain dan head coach. Karena kita ingin memberikan sesuatu kepada masyarakat untuk membangun generasi sepak bola yang lebih baik lagi di masa mendatang,” jelas Yetta.

Ketiga, memanfaatkan berbagai media sosial sebagai marketing channels, seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, Podcast serta komunitas fans.  Persita berhasil mencatat peningkatan  follower secara organik di Instagram sebesar 25.759 periode Januari  – Agustus 2020. Meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kita juga menduduki rangking 9 dari 18  Klub di liga 1 untuk peningkatan media sosial  Instagram selama pandemi. Membuktikan bahwa kita tetap aktif walaupun kompetisi dihentikan,” ungkap Adrian

Di luar berbagai strategi marketing di atas, Persita tetap memperhatikan elemen fundamental dari klub sepak bola modern, yakni berupa dukungan infratruktur yang memadai. Sebagaimana ditegaskan Reza, Persita sudah memiliki stadion sendiri, sesuatu yang masih jarang dimiliki tim sepakbola di Indonesia. Tim ini juga katanya memiliki indoor stadion berkapasitas 15 ribu. “Sekarang kita sedang proses membuat megastore dan Persita Café” tandasnya.

Artikel ini pernah dimuat di Majalah MARKETING edisi November 2020

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.