Wardah, Lari Kencang Bersama Komunitas

Wardah merupakan merek kosmetik yang saat ini namanya mampu melekat kuat di benak konsumen. Hal tersebut tak lepas dari kejelian mereka menggandeng komunitas yang tepat. Bagaimana mereka melakukan hal tersebut?

Alif Kartika, Brand & Produk Manager PT Paragon Technology and Innovation
Alif Kartika, Brand & Produk Manager PT Paragon Technology and Innovation

Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Ada sekitar 85,2% atau sekitar 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Banyaknya penduduk muslim di Indonesia cukup memberi banyak pengaruh terhadap bisnis.

Hal itu terlihat dari banyaknya bisnis yang kini berlomba-lomba membuat produk syariah. Bahkan produk kosmetik pun tak mau ketinggalan, Wardah misalnya. Perusahaan kosmetik yang didirikan tahun 1995 ini menyadari bahwa banyaknya perempuan muslim yang kini menggunakan hijab merupakan sebuah peluang yang tidak bisa diabaikan.

Inilah yang dimanfaatkan oleh Wardah, salah satu produk kosmetik keluaran PT Paragon Technology anda Innovation. Mereka serius menggarap segmen muslim perempuan sebagai target pasar utama dan meluas ke semua segmen.

Alif Kartika, Brand & Produk Manager PT Paragon Technology and Innovation menerangkan, sebenarnya merek mereka sudah ada cukup lama. “Pada tahun 2002 kami melakukan pembaruan. Setelah itu, tahun 2009 merek kami mulai di-refresh. Sejak itulah Wardah mulai tampil dengan wajah baru,” katanya.

Menurutnya, salah satu pendorong pertumbuhan bisnis mereka adalah tren pemakaian hijab yang kebetulan telah menjadi lifestyle dalam tiga tahun terakhir ini. Kejelian Wardah melirik peluang ini membuahkan hasil yang manis.

Wardah berhasil meraih top brand award 2014Misalnya saja penghargaan Top Brand Award yang berhasil diperoleh sejak tahun 2012. Keberhasilan Wardah menjadi merek pilihan tak lepas dari upaya mereka menjaga kepercayaan konsumen. Untuk itu, komitmen agar selalu menjadi expert di bidang kosmetik menjadi pegangan.

Di samping itu, keberhasilan Wardah dalam membangun mereka tidak bisa dilepaskan dari peran peran komunitas serta jaringan distribusi. Alif mengakui, kahadiran komunitas sangat membantu bisnis Wardah.

Salah satu komunitas yang digandeng oleh Wardah adalah Hijabers Community. “Mereka awalnya adalah para blogger. Kami melihat, mereka sangat inspiring dan memiliki ketertarikan di dunia fashion. Sangat cocok dengan Wardah yang berlaberl kosmetik halal,” jelas Alif.

“Kami hanya mendorong agar komunitas ini semakin terlihat. Kami selalu mendukung segala aktivitas yang mereka lakukan, mulai dari fashion show, launching buku, dan apapun selalu kita support,” lanjutnya.

Alif menambahkan, tujuan mereka sejak awal adalah ingin mengenalkan Wardah kepada komunitas. Namun memang sulit dipungkiri bahwa pada akhirnya komunitas pun terlibat dalam aktivitas produksi.

“Mereka sangat solid. Mereka mampu mengenalkan serta meningkatkan awareness merek kami. Selain itu, mereka sangat aktif di media sosial dan kami sudah memfokuskan diri di sana sejak dua tahun lalu. Pengaruh media sosial ini sangat luar biasa bagi kami,” ucap Alif.

Bagi alif, komunitas itu penting sekali, karena mereka paling dekat dengan masyarakat. “Kegiatan apapun selama positif pasti kami dukung, yang sebenarnya untuk pengembangan komunitas itu sendiri,” katanya.

Meski target utamanya adalah wanita muslim tapi merek Wardah tidak mengkhususkan diri untuk kosmetik muslim, tapi lebih ke kosmetik yang mendukung muslimah yang inspiring. Wardah mendukung pengembangan diri muslim itu sendiri. Cara komunikasinya, cantik itu bukan berarti harus selalu tampil lebih menonjol, tapi cantik itu bareng-bareng.

Selain mendukung penuh segala aktivitas komunitas yang dirangkulnya, Wardah juga memiliki campaign sendiri. Misalnya roadshow ke kampus, mengadakan kelas make-up dan charity.

“Ke depannya kami sudah membentuk beauty agent. Beauty agent ini bisa dibilang merupakan bagian dari tim komunikasi kami. Pemilihannya tidak seperti perekrutan biasa. Siapa yang cukup aktif dan berpengaruh dalam sebuah komunitas itu yang akan kami hire,” terang Alif. (Cecep Supriadi)

Artikel ini pertama kali terbit di Majalah Youth Marketer edisi 04 Februari. Untuk melihat artikel asli Anda bisa membacanya di sini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.