Wheel Line, Jasa Kurir yang Berani Tampil Beda!

armada Wheel LineSelalu ada ruang di tengah pasar yang jenuh sekalipun, termasuk di jasa pengiriman yang saat ini didominasi pemain besar.

Wheel Line merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, logistik, dan shopping & delivery dengan armada utama Honda Scoopy.

Jasanya, lebih dikenal sebaga jasa personal kurir yang menyediakan beragam layanan mulai dari jasa kurir (delivery), jasa pembelanjaan (shopping&delivery) dan ojek (sistem argo sedang dalam proses).

Lahirnya Wheel Line sendiri berawal dari kesulitan Chris Wibawa menemukan jasa kurir seperti yang diinginkannya. “Sebelumnya saya sudah punya bisnis lain yang bergerak di bidang makanan dan mainan. Tentu saja, bisnis saya sangat memerlukan jasa kurir.”

“Jasa kurir memang banyak, tapi saya tidak menemukan jasa kurir seperti yang saya inginkan. Itulah awal mula saya berniat mendirikan situs Wheel Line( www.wheellinejakarta.com) ,” kenang Chris Wibawa founder Wheel Line.

“Kita butuh jasa ini, di situ saya melihat orang lain juga merasakan hal yang sama kenapa kita tidak menyediakannya saja. Selain dapat mengakomodasi bisnis sendiri juga bisa membantu mereka yang mengalami kesulitan yang sama,” kata pria yang mengaku senang bisnis dari kecil ini.

Chris Wibawa founder Wheel Line
Chris Wibawa founder Wheel Line

Menurut anak pertama dari dua bersaudara ini, peluang pasarnya sangat besar, mulai dari anak sekolah sampai orang tua membutuhkan jasa kurir. Untuk anak sekolah misalnya, Wheel Line menawarkan jasa antar-jemput, dan makan. Sedangkan untuk orang tua, Wheel Line menawarkan jasa pengambilan kartu antrian rumah sakit, ambil resep dan lainnya.

“Ini adalah bidang baru, kadang-kadang orang baru ngeh jika ada jasa seperti yang kita tawarkan ini. Kita harus pintar-pintar menjelaskan, mereka butuh apa yang berhubungan dengan kurir akan kita penuhi,” kata Chris berpromosi.

Sadar akan potensinya yang besar, ide untuk mendirikan Wheel Line pun disampaikan ke orang tuanya. Layaknya melakukan presentasi di depan investor, dengan sangat meyakinkan Chris “merayu” orang tuanya agar mau memberikan modal.

Di luar dugaan, orang tuanya menolak, malah Chris disarankan kerja dulu untuk sekadar mencari pengalaman. Meski orang tua tidak menyetujui, Chris tetap menjalankan ide bisnis yang diyakininya akan menjadi besar di kemudian hari.

“Saya sangat yakin dengan niat saya. Saya pun mengerti dengan kekhawatiran mereka (orang tua). Mereka berpikir, takutnya saya setengah-setengah dalam menjalankan bisnis ini karena tidak ada pengalaman sama sekali di bidang ini.”

“Namun, seiring berjalannya waktu, saya berhasil meyakinkan orang tua, dan mereka pun bersedia memberikan modal,” tutur Chris senang.

Edukasi pasar

Chris sadar sebagus apapun bisnis yang dibuatnya tidak ada artinya jika orang-orang tidak tahu. Oleh karenanya, beragam cara dilakukannya untuk mengenalkan Wheel Line. “Kita melakukan aktifitas branding seperti ikut pameran, brosur, word of mouth dan media sosial. Media sosial ini efektif sekali untuk awareness.”

Langkah yang diambilnya ternyata tidak sia-sia, orang-orang mulai tahu apa itu Wheel Line. Satu per satu pelanggan mulai berdatangan.

“Saya sangat sadar bisnis ini bergerak di bidang service, jadi kepercayaan itu penting. Ketika konsumen merasa puas dengan jasa yang kita berikan, mereka akan memesan kembali. Tidak hanya memesan, mereka juga membantu kita menarik konsumen baru, entah itu keluarga atau teman mereka,” terang pria yang mengidolakan Warren Buffet ini.

Chris paham betul jika persaingan di luar sana begitu ketat, sehingga Wheel Line harus memberikan sesuatu yang beda. “Jasa kurir banyak, yang ditawarkan pun sama. Bedanya, kita tidak ada aplikasi, jadi jika ada masalah konsumen bisa langsung direct, jadi lebih personal. Satu order satu kurir. Pengiriman kita di bawah dua jam sampai, sesuai dengan motonya ‘A Day Delivery Service Less Than 2 Hour’.”

Saat ini Wheel Line memiliki lebih dari 10 armada yang jangkauan Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Tarif yang ditawarkannya mulai dari Rp30.000 hingga Rp300.000.

Bagi Chris di awal-awal memang harga itu nomor satu. Namun Chris berkomitmen untuk tidak bermain di harga melainkan di kualitas. Ikut dalam permainan harga itu dalam jangka pendek bisa saja bagus, tapi untuk jangka panjang itu sangat tidak bagus.

Ikat konsumen lewat membership

Agar pelanggannya semakin lengket, Chris mengikat mereka dengan program member. Programnya terbagi menjadi dua macam. Pertama program umum, di mana mereka yang memakai member ini akan mendapatkan diskon hingga 10% dari tarif normal.

Sedangkan satu lagi adalah school member atau office member, di mana mereka yang memakai member ini akan mendapatkan diskon 20% dengan syarat tujuannya adalah ke kantor atau sekolah. Nilai dari satu kartunya adalah Rp 400.000.

Wheel Line ada program belanja, ketika ada konsumen yang ingin belanja di bawah Rp200.000 bisa dibelanjakan dulu, konsumen tinggal bayar nanti ketika belanjaannya sampai baru bayar. Sampai saat ini ada lebih dari 40 member aktif yang dimiliki Wheel Line. Dalam sebulan, bisnis yang dibangun Chris sejak 2012 lalu ini bisa mengumpulkan uang hampir 50 juta rupiah.

Chris mengaku sudah ada beberapa investor dari luar yang ingin bergabung. “Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan orang yang tepat untuk bersama-sama mengembangkan bisnis ini. Karena, saya ingin Wheel Line menjadi “Blue Bird”-nya di jasa antar,”tegasnya.

Ke depannya Chris ingin Wheel Line ada di apartemen, perkantoran, atau hotel. Sehingga, konsumen bisa langsung telepon dari kamar dan Wheel Line dari bawah siap jalan dengan kualitas yang sudah terbukti. Sampai akhir tahun Chris menargetkan pertumbuhan bisnis hingga 30%. (Cecep Supriadi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.