3 Faktor Utama Perempuan Rekomendasikan Brand eCommerce

Banyaknya promo, harga produk lebih murah dan gratis ongkos kirim adalah factor utama perempuan Indonesia merekomendasikan sebuah brand ecommerce kepada rekannya.

Marketing Setelah merilis hasil riset mengenai brand e-commerce mana yang menjadi top of mind tahun lalu, MarkPlus kembali menggelar riset serupa. Kali ini tema yang diusung adalah untuk melihat brand e-commerce mana saja yang menjadi favorit perempuan, serta seberapa jauh e-commerce mempermudah kehidupan atau memberdayakan segmen tersebut.

brand e-commerce

Dari sisi brand, pemain-pemain besar seperti Shopee, Tokopedia, sampai Zalora menjadi brand besar yang sering disebut namanya dalam survei. Secara umum, dari semua brand e-commerce, Shopee berhasil mengungguli brand lain dengan persentase 56%, diikuti Tokopedia (16,3%) dan Lazada (11,8%).

Untuk pilihan brand e-commerce di bidang fashion, Shopee tetap menjadi pilihan utama walau ada brand khusus fashion seperti Zalora. Shopee meraih persentase sebanyak 50,2%, di mana Zalora sendiri ada di posisi dua dengan persentase 9,5%, diikuti Lazada dengan 8,8%.

Rhesa Dwi Prabowo, Head of Communication, Hi-Tech and Media Industry MarkPlus, Inc., sekaligus penanggung jawab riset menjelaskan, ada 3 faktor utama pemicu perempuan merekomendasikan sebuah brand e-commerce kepada rekannya. Pertama adalah banyaknya promo, lalu harga produk lebih murah, baru faktor gratis ongkir.

Namun jika dilihat dari sisi manfaat berbelanja lewat e-commerce, mayoritas perempuan dalam survei setuju kehadiran platform belanja online tersebut mempermudah bertransaksi dibanding harus ke toko langsung.

“Bisa dilakukan di mana saja dan hemat waktu. Hal ini tentu menarik, karena bukan faktor harga terjangkau yang menjadi pertimbangan utama berbelanja online. Tapi ketika merekomendasikan brand, harga jadi salah satu faktor utama,” sambung Rhesa.

Karena harga tentu saja menjadi faktor utama yang membuat seberapa banyak perempuan menghabiskan uang ketika belanja di e-commerce. Dilihat dari usia, perempuan 18 sampai 41 tahun menghabiskan kurang dari Rp 250.000 sekali transaksi.

Berbeda dengan usia 42 sampai 55 tahun, yang menghabiskan antara Rp 250.000 sampai Rp 500.000 dalam sekali transaksi. Walau begitu, frekuensi berbelanja di e-commerce bagi perempuan setengah baya ini tidak sesering perempuan usia 18 sampai 41 tahun.

Riset ini dilakukan dengan sekitar 1.200 sampel meliputi wilayah di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, sampai Bali. Rentang usia yang diambil mulai dari 18 tahun sampai 55 tahun, di mana mayoritas ada di kisaran 24 sampai 29 tahun dengan mata pencaharian sebagai karyawan swasta. Dari waktunya, riset dilakukan pada Februari 2019.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.