YYADU Memeriahkan Deklarasi Jaringan Jurnalis Peduli Sampah

Marketing.co.id Berita Lifestyle | Program advokasi dan edukasi daur ulang sampah plastik yang diinisiasi oleh PT Trinseo Materials Indonesia, Yok Yok Ayok Daur Ulang (YYADU) turut memeriahkan acara deklarasi Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS). Acara deklarasi Jaringan Jurnalis Peduli Sampah Provinsi Bali ini juga menjadi kesempatan bagi YYADU dalam mengambil peran dan fungsinya sebagai program advokasi daur ulang sampah plastik untuk meningkatkan literasi jurnalis serta masyarakat secara luas.

YYADU

“Deklarasi Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Provinsi Bali sebagai wujud komitmen penanggulangan kompleksitas masalah sampah di Provinsi Bali secara khusus dan di tanah air pada umumnya,” ucap Agustinus Apollonaris Klas Daton, Ketua J2PS Bali.

Komitmen dan konsistensi produsen terhadap sampah plastik ini dianggap sudah sejalan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber. Pergub ini dianggap sebagai kebijakan daerah yang memiliki tujuan merubah paradigma “Kumpul, Angkut, Buang” dengan mewajibkan sumber penghasil sampah melakukan pemilahan dan pengelolaan dari sumber dengan prinsip 3R, reduce, reuse, recycle.

Hanggara Sukandar selaku Sustainability Director dari Responsible Care® Indonesia menjelaskan, dalam menyikapi permasalahan sampah yang kompleks, kolaborasi dari berbagai pihak termasuk produsen, pelaku daur ulang, hingga pemerintah menjadi sangat penting. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan Yok Yok Ayok Daur Ulang sebagai sebuah program advokasi daur ulang yang selalu berusaha mempertemukan berbagai institusi dengan fokus yang berbeda-beda untuk saling bersinergi.

“YYADU ingin terus mengajak masyarakat, produsen, konsumen, asosiasi, dan pemerintah juga untuk mengkampanyekan kegiatan daur ulang, khususnya sampah plastik yang tidak dapat dihindari. Sosialisasi dan edukasi perlu terus dijalankan untuk memudahkan setiap pihak dalam menjalankan fungsinya sesuai porsi masing-masing,” Hanggara.

Proses pengelolaan sampah dari hulu ke hilir selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang timbul dalam pelaksanaannya. Dimulai dari kendala teknis saat pengumpulan sampah itu sendiri, hingga ketidaktahuan pelaku kelola sampah terhadap off taker atau pihak pengambil sampah yang sudah dikelola untuk didaur ulang.

Namun demikian, teknologi yang terus berkembang sudah memungkinkan proses daur ulang terhadap jenis-jenis plastik yang hingga saat ini dianggap sulit untuk diproses, seperti salah satunya plastik jenis PS atau polistirena. Melalui proses yang disebut depolymerization (depolimerisasi), setiap produk dengan bahan utama polistirena akan mampu didaur ulang menjadi bahan bakunya kembali.

“Teknologinya sudah tersedia meskipun saat ini masih di Amerika Serikat dan dalam proses pembangunan di Belgia. Kami berharap dalam waktu dekat dapat hadir di Asia, terutama Indonesia. Sekarang hanya bagaimana semua bersinergi menyambut teknologi tersebut ketika hadir nantinya,” tambah Hanggara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.