Zilingo Usung Tren Kebebasan Fashion

Zilingo berinvestasi secara agresif untuk memasuki pasar Indonesia. Mengusung kampanye #SiapaSihLo, lifestyle & fashion e-commerce ini berambisi membawa gaya fashion Asia ke dunia.

zilingo
Ankiti Bose, CEO 7 Founder ZiIlingo

Dari 28 juta pembeli digital pada tahun 2017, angka tersebut diproyeksikan menjadi 44 juta pada tahun 2022. Penjualan e-commerce pun diproyeksikan tumbuh 15%─20% dari tahun ke tahun hingga 2022 (sumber: Statista DOM). Adopsi dan penjualan ritel digital di Indonesia berada pada lintasan pertumbuhan. Berdasarkan data GlobalWebIndex, Indonesia jauh melampaui semua negara ASEAN lainnya dengan pendapatan US$5,29 miliar pada tahun 2016 saja, hampir dua kali lipat pendapatan negara terbaik berikutnya, Thailand.

Menariknya, ternyata fashion adalah penyumbang terbesar di lebih dari 35% pendapatan yang diproyeksikan pada 2018. Melihat besarnya pasar tersebut, industri e-commerce lifestyle dan fashion Indonesia pun semakin meriah dengan kehadiran Zilingo, e-commerce dengan pertumbuhan tercepat yang berbasis di Asia Teggara. Zilingo memposisikan diri sebagai e-commerce fashion dan lifestyle yang #AlwaysTrending, memberikan konsumen pilihan tren terbaru dan akses kepada lebih dari 2 juta gaya untuk berbagai kesempatan, beragam brand, dan dengan pilihan harga yang sangat variatif.

Zilingo didirikan oleh Ankiti Bose dan Dhruv Kapoor pada Oktober 2015 untuk menghubungkan pencinta mode di seluruh Asia dengan pilihan fashion yang sangat beragam. “Saat bepergian melintasi Thailand, Indonesia, dan Filipina, saya melihat ada banyak sekali pasar di wilayah-wilayah ini yang menjual semua jenis pakaian secara offline. Dari t-shirt bersablon slogan hingga gaun maxi, dari pakaian formal hingga sepatu kulit. Keadaan itu membuat saya berpikir mengapa pedagang-pedagang ini tidak berjualan secara online. Dari sanalah ide Zilingo tercetus,” jelas Ankiti Bose, Co-Founder & CEO Zilingo.

Bose dan Kapoor kemudian merencanakan pengembangan sebuah platform eksklusif untuk berjualan yang memungkinkan pedagang mengunggah dan mengelola inventaris mereka dalam bahasa apa pun, menggunakan mata uang apa pun, menghubungkan dengan penyedia logistik, pergudangan dan pembayaran, serta layanan seperti pinjaman, katalogisasi dan asuransi. Akhirnya, situs dan aplikasi B2C diluncurkan pada November 2015 di seluruh ASEAN untuk memungkinkan konsumen membeli dari ribuan pedagang yang menggunakan Platform Penjual Zilingo di toko offline atau online. Tak lama setelah itu, Bose dan Kapoor juga meluncurkan bisnis B2B mereka yaitu AsiaMall yang memungkinkan pedagang di seluruh dunia untuk membeli dalam jumlah besar dari pemasok di Asia.

Kata “Zilingo” adalah sebuah adaptasi dari kata “zillion” atau yang artinya miliaran, menggambarkan jumlah besar pedagang (zillion merchants), produk (zillion products), dan gaya terkini (zillion trending styles) yang disediakan di marketplace ini, termasuk sebagai gambaran pelanggan (zillion of customers) yang merasa puas. Semuanya terkoneksi dengan mulus melalui kehadiran platform Zilingo.

Saat ini, Zilingo membuka pasar di Indonesia, Thailand, Singapura, dan melakukan pengiriman internasional ke empat negara lainnya, serta memiliki basis pasokan di negara utamanya, yaitu Singapura, Thailand, Indonesia, dan juga Tiongkok, Bangladesh, Vietnam, serta Kamboja. Dengan lebih dari 10.000 pedagang independen pengguna platform yang menjajakan produknya kepada lebih dari 5 juta pelanggan di seluruh Asia dan dunia, Zilingo bercita-cita untuk membawa gaya fashion Asia ke dunia.

Dia menambahkan, ini adalah tahun yang menggembirakan dalam bisnis Zilingo, karena dapat membuktikan diri sebagai salah satu pemain dengan pertumbuhan paling cepat di kawasan Asia. Pendapatan Zilingo yang telah bertumbuh 10 kali lipat, meluncurkan kampanye TV di Indonesia, dan melengkapi ekosistem pedagang dengan pelayanan, menjadikannya sebagai sebuah platform yang patut diperhitungkan bagi 10.000 pedagang di seluruh Asia. Selain itu, di luar pasar ASEAN, Zilingo juga telah memperluas basis pasokan dari Tiongkok, Bangladesh, dan Kamboja.

Zilingo telah berhasil mendapatkan pendanaan Seri C sebesar US$54 juta untuk mengembangkan dan memperluas pasar di ranah internasional. Dengan jumlah tersebut, total pendanaan yang didapatkan oleh Zilingo mencapai US$82 juta. Putaran ini melampaui pencapaian investasi Seri B Zilingo yang didapat lima bulan lalu, yaitu sebesar US$17 juta. “Tidak seperti membeli detergen atau elektronik, fashion lebih mengenai selera, individualitas, dan tren. Ini membutuhkan pendekatan yang berbeda dari e-commerce pada umumnya,” papar Bose. Modal segar ini akan digunakan untuk meningkatkan bisnis Zilingo di Indonesia, pasar ASEAN lainnya, serta untuk mengembangkan bisnis lintas batas.

Kampanye Unik #SiapaSihLo

Zilingo memasuki pasar Indonesia melalui kampanye #SiapaSihLo yang ingin menunjukkan bahwa tiap individu memiliki keunikan gaya dan membawa tren sendiri. Zilingo percaya bahwa setiap orang harus mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka melalui fashion. Fashion adalah tentang keragaman, mix and match; Zilingo mengundang setiap pengguna untuk menemukan apa pun yang mereka suka, semuanya dalam satu tempat.

Kampanye #SiapaSihLo akan digaungkan lebih spesifik kepada pasar milenial berusia 16─35 tahun yang mudah bosan dengan tren fashion dan mempunyai identitas tersendiri yang ingin mereka ekspresikan. Gambaran target ini juga yang membuat Zilingo menggaet Pevita Pearce sebagai brand ambassador karena memiliki percaya diri tinggi dan berani memberikan statement lewat gaya-gayanya.

Zilingo Indonesia saat ini memiliki lebih dari 1.500 penjual yang telah bergabung. Untuk tahun mendatang, Zilingo berinvestasi secara agresif untuk memasuki pasar Indonesia. Fokus Zilingo adalah memperluas basis penjual ke kota-kota di luar Jabodetabek dan membuka kunci permintaan pengguna melalui kampanye above the line dan digital yang berfokus pada merek.

Fisamawati/Liputan: Lilyanti

MM.05.2018/W

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.