Jangan Hanya Sekadar Inovasi

Inovasi memang sangat baik bagi sebuah merek bisnis. Karena tanpa inovasi, pasar akan jenuh dan ada kemungkinan untuk berpaling ke kompetitor. Wajar saja, sifat manusia yang dinamis, membuat masing-masing individu kerap bosan dengan tawaran produk yang itu-itu saja. Meski demikian, sebagai pebisnis, Anda tidak boleh hanya sekadar berinovasi.

Arnold J. Limasnax, CEO dari E-Motion Entertainment menuturkan, bahwa ada merek yang kurang sukses meski telah melakukan inovasi. Pasalnya, mereka acap kali meremehkan faktor lain yang harusnya berjalan beriringan dengan penerapan inovasi.

Arnold J. Limasnax, CEO E-Motion yang kerap melakukan inovasi
Arnold J. Limasnax, CEO E-Motion

“Sebagai bisnis, ada dua hal yang perlu diperhatikan ketika akan berinovasi. Pertama adalah cool factor dan yang kedua adalah profitability,” ucap Arnold di kantor E-Motion, Menteng, Jakarta.

Cool factor adalah hal yang membuat publik tertarik dengan sebuah inovasi. Sekarang bagaimana mereka akan menggunakan sebuah produk jika mereka tidak tertarik? Misalnya adalah kemunculan smartphone di tengah-tengah mobile phone beberapa tahun silam. Faktor keren dari smartphone sontak membuat pengguna mobile phone pindah haluan.

Sementara profitability, adalah faktor yang membuat sebuah inovasi bisa mendatangkan keuntungan bagi pelaku bisnis, tentunya dalam bentuk fee.

Ngomongin bisnis berarti ngomongin uang, jadi percuma kalau cool factor-nya ada tapi profitablility-nya kurang. Misalnya mereka yang terlalu idealis dengan proyeknya,” tutur Arnold.

Dua hal yang bisa membuat sebuah inovasi bisa mendatangkan profit.

1.       Good Timing

Arnold menjelaskan, meski sebuah merek memiliki sebuah inovasi yang cerdas, namun jika tidak pas timing-nya, hasilnya tidak akan bisa mendatangkan profit.

“Pernah ada sebuah pentas teater yang keren dengan menggabungkan budaya tradisional dan teknologi digital. Yakni pementasan wayang yang dikombinasikan dengan layar digital, alunan lagu dari penyanyi ala broadway, pokoknya keren deh. Dan memang dahsyat, tapi jika dilihat dari profit, tidak bisa dibilang sukses,” tukas Arnold.

“Alasannya, mungkin masyarakat belum siap menerima hal semacam ini,” tambahnya.

2.       Opportunity

“Jeli melihat opportunity. Misalnya ketika ada satu kebutuhan yang belum ada jawabannya, Anda bisa memberikan solusi. Ini juga termasuk inovasi,” kata Arnold.

Contoh nyatanya adalah inovasi kemunculan e-Commerce. Anda pasti sadar, bagaimana teknik ini sukses memberi solusi kemudahan berbelanja, ditengah-tengah para pekerja yang sibuk dan sulit mendapatkan barang yang diinginkan.

Dengan memperhatikan berbagai hal diatas, tentu Anda dapat menetapkan langkah yang tepat ketika akan meluncurkan sebuah inovasi ke luar. Bukan berarti inovasi adalah hal yang sia-sia, hanya saja, penting untuk memikirkan hal lain sebelum inovasi Anda dibelokkan oleh kompetitor yang malah member keuntung bagi mereka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.