Kuliah Online Masih Belum Diminati

kuliah online
Sumber: Telegraph

Perkembangan teknologi memang sudah meningkat secara drastis. Akibatnya, dunia digital pun muncul dan dianggap sebagai dunia baru yang sangat digandrungi. Meski begitu, jika dilihat dari sisi proses belajar mengajar, pemanfaatan teknologi digital masih kurang diminati.

Banyak memang yang senang bersosialisasi lewat dunia maya. Kendati demikian, untuk belajar masih belum banyak yang menyukainya. Setidaknya itu terjadi dalam lingkup kawasan ASEAN.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Spire Research & Consulting dengan melakukan wawancara kepada 300 pelajar tingkat SMA dan sederajat di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, mereka menemukan bahwa sistem kuliah online belum diminati.

Survei menunjukkan, bahwa mereka lebih senang kuliah di universitas negeri/swasta, baik lokal ataupun internasional ketimbang kuliah online. Padahal, program kuliah online sudah banyak ditawarkan oleh berbagai universitas.

Bahkan menurut hasil studi yang dilakukan oleh Spire, di Indonesia, tidak ada (sebanyak 0%) yang tertarik dengan kuliah online, sama dengan Singapura. Sementara di Malaysia, masih ada yang tertarik meski hanya sebanyak 1%.

presentasi pilihan pelajar
Data dari Spire Research & Consulting

Opsi untuk mengambil kuliah online berada pada posisi terakhir untuk tiga negara saat dibandingkan dengan opsi lainnya seperti mengambil program sarjana dari universitas lokal, dan universitas luar yang menawarkan program-program eksternal.

Alasannya bukan karena kuliah online tidak populer. Menurut Spire, tingkat kesadaran dalam kuliah online di Indonesia dan Malaysia masih sangat tinggi, dengan nilai berturut-turut 91% dan 90%.

Hanya saja, pertimbangan untuk mendaftarnya masih rendah, Indonesia 24%, dan Malaysia 14%. Para responden menganggap bahwa interaksi dengan guru dan siswa lain akan sangat rendah jika kuliah online dibandingkan dengan kuliah offline.

Ya, interaksi dengan guru yang lewat dilakukan via dunia maya dianggap tidak efektif karena tidak adanya interaksi secara langsung. Sementara menjalin pergaulan sesama mahasiswa, dirasa penting untuk menciptakan networking baru yang nantinya dianggap sangat berguna untuk karir di masa depan.

presentase pelajar tentang kampus berpengaruh 3

Tiga pertimbangan teratas pelajar pada saat mendaftar untuk program sarjana adalah peringkat universitas (58%), prospek karir setelah tamat (47%), dan kesempatan untuk membangun relasi (35%). Jadi, universitas perlu mengomunikasikan tiga hal tersebut jika ingin mengembangkan merek kampusnya guna menjangkau para pelajar.

Tidak hanya itu, survei juga menunjukkan bahwa saran dari guru-guru di Sekolah Menengah Atas (23%) dan pameran pendidikan (14%) sangat efektif dalam memengaruhi calon-calon mahasiswa ke depannya. Terbukti bahwa pameran pendidikan sangat bermanfaat di Malaysia, sedangkan rekomendasi guru dan kakak kelas, berperan besar di Singapura.

Spire Research and Consulting sendiri merupakan perusahaan yang mengelola riset pasar strategis dan konsultasi yang berfokus pada studi penelitian untuk diberikan kepada perusahaan serta organisasi-organisasi terkemuka di pasar negara berkembang global.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.