Meningkatkan Efektivitas Visual Marketing

Jika gambar diam dapat menceritakan seribu kata, bagaimana jika ditambah dengan gambar bergerak?

blogimage-ashx_-29

Pelanggan masa kini telah terpapar berbagai media mulai dari cetak hingga elektronik. Kehadiran internet membuat pelanggan semakin terpapar tampilan dunia maya penuh visual. Akibatnya, jauh lebih intens dibandingkan pelanggan abad ke-20, pelanggan abad ke-21 membuat taktik marketing semakin tergantung pada aset-aset visual berbagai rupa, bentuk, ukuran, dan fungsi demi menarik perhatian pelanggan.

Para marketer pun semakin dibuat pusing, namun sekaligus semakin dibakar semangat kreatif mencari solusi. Visual manakah yang benar-benar menarik bagi segmen pelanggan tertentu? Apakah produk visual yang sama mampu menarik perhatian segmen pelanggan berbeda? Namun satu hal sudah pasti, para marketer secara umum sepakat bahwa konten dan iklan yang berpusat pada visual sudah menjadi kebutuhan (Visual Marketing: Scale to Win, 2015).

Lantas, bagaimana cara meningkatkan efektivitas dan performa visual marketing? Bagaimana cara memastikan aset-aset visual marketing yang digunakan benar-benar sesuai dengan segmen pelanggan yang dituju? Lakukan produksi konten visual marketing secara internal.

“Sebanyak 90% diproduksi internal. Kami memiliki tim internal yang melakukan sesi foto dan membuat konten visual yang kami bagikan, dan 10% kami kurasi dari basis pengguna kami,” ujar Ameen Hussain, Manajer Pemasaran Interaktif Home Depot, saat berbincang mengenai keluaran visual perusahaan. Namun, sudah tentu meningkatnya performa visual marketing melalui langkah ini berdampak pada naiknya biaya total produksi internal.

Selain media berbayar, perusahaan juga menggunakan earned media, seperti unggahan organik, berbagi berkas, dan metode distribusi informasi lainnya yang dibagikan di luar platform pribadi. Dalam penggunaan earned media, user-generated content (UGC) adalah cara yang paling sering dilakukan, bersama-sama dalam bentuk basis video dan gambar.

Media distribusi yang paling sering digunakan untuk berbagi UGC pun sudah dapat diduga, yaitu Google dan Facebook. Diduga bahwa pengguna internet dunia menghabiskan 60%–70% waktu mereka di internet untuk menggunakan Google dan Facebook. Dalam konteks media sosial, selain Facebook; Youtube, Pinterest, Instagram, dan Twitter adalah media yang sering digunakan. Sedangkan dalam konteks media komunikasi, WhatsApp dan Facebook Messenger adalah media yang sering digunakan.

Saat menggunakan media pribadi, desain grafis dan ilustrasi orisinil menjadi kunci. Para pengiklan memiliki alasan kuat untuk menginginkan platform pribadi mereka menciptakan kemampuan mengingatkan merek dengan kuat dan memancarkan citra yang konsisten di benak pelanggan. Namun, tetap saja para pemasar harus mengingat peran kuat media sosial.

Visual marketing yang baik adalah visual marketing yang mampu menangkap dan mengintegrasikan data dan fakta mengenai kekuatan kisah dalam otak manusia yang mungkin usianya sudah puluhan ribu tahun. Sebuah visual marketing yang mampu menceritakan kisah yang sesuai dengan pikiran segmen yang dituju dan memenuhi nilai-nilai konsumen yang dituju dapat membuat konsumen menjadi lebih lekat dengan merek.

Tentu saja menciptakan visual marketing yang memenuhi syarat-syarat tersebut tidak mudah. Namun, bukankah hal-hal yang sulit dilakukan umumnya memberikan hasil yang manis?

Andika Priyandana, dari berbagai sumber

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.