Ternyata Pemuda Indonesia Mampu Mengelola Keuangan dengan Baik

MasterCard_Shopping_Index, Pemuda Indonesia Mampu Mengelola Keuangan dengan BaikAnggapan mengenai anak muda yang cenderung boros dan konsumtif ternyata tidak benar-benar terbukti, termasuk di Indonesia. Menurut riset, pemuda Indonesia ternyata mampu mengelola keuangannya dengan sangat baik.

Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai. Peribahasa itu memang sudah sangat lekat di telinga kita sejak kecil. Mungkin karena alasan itu pula lah pemuda Indonesia masuk ke dalam kategori masyarakat yang mampu mengelola keuangan dengan cukup cermat.

Bukan tanpa alasan, berdasarkan Indeks Pemahaman Finansial MasterCard, pemuda Indonesia dinilai memiliki perencanaan keuangan yang tergolong baik, meski tidak menempati posisi teratas.

“Sebagai generasi penerus dari konsumen dewasa, anak muda perlu disiapkan dengan pemahaman bagaimana merencanakan, mengatur, dan menginvestasikan uang mereka karena hal tersebut penting bagi kesejahteraan masa depan mereka,” papar Georgette Tan, Group Head, Communications, Asia/Pacific, Middle East & Africa MasterCard.

Riset ini dilakukan di 16 negara Asia Pasifik dan diikuti oleh konsumen berusia 18-29 tahun dengan tujuan mencari tahu pemahaman finansial.

Ada beberapa indikasi untuk menentukan tingkat pemahaman responden, yaitu: keterampilan pengelolaan keuangan, pengetahuan investasi, dan perencanaan finansial untuk menentukan tingkat keterampilan pengelolaan keuangan dalam hal anggaran, tabungan, dan tanggung jawab atas penggunaan kredit.

Hasilnya, Indonesia memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan yang lumayan (dengan 57 poin) serta financial planning yang  tak perlu diragukan lagi (73 poin). Hanya saja, Indonesia termasuk negara yang memiliki pengetahuan investasi terendah (47 poin), bersanding dengan Korea (39 poin) dan Jepang (36 poin).

Riset, Indonesia masuk peringkat 12 dari penelitian

Indeks ini berdasarkan survei terhadap konsumen di 25 negara kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika (APMEA), serta terdiri dari pertanyaan seputar tiga komponen:

  1. Pengelolaan Keuangan Dasar (bobot sebesar 50%): Untuk menentukan tingkat dari keterampilan pengelolaan dasar keuangan dalam hal anggaran, tabungan, dan tanggung jawab terhadap penggunaan kredit.
  2. Perencanaan Finansial (bobot sebesar 30%): Untuk menentukan pengetahuan mengenai produk finansial, layanan, dan konsep, serta keterampilan untuk merencanakan kebutuhan finansial jangka panjang.
  3. Investasi (bobot sebesar 20%): Untuk menentukan pemahaman terhadap berbagai risiko yang terkait dengan investasi, produk investasi yang berbeda, dan keterampilan yang dibutuhkan.

Dari hasil tersebut kita bisa melihat, bahwa rata-rata anak muda Indonesia mampu mengelola keuangan karena ditunjang oleh pendidikan menabung sejak dini. Di sisi lain, pelatihan investasi juga sepertinya wajib digalakkan sejak dini.

2 COMMENTS

    • Yo,, pertahankan terus kemampuan financial planning. Tapi perlu diingat, manajemen keuangan bukan sekadar financial planning, tapi ada juga pemahaman tentang investasi yang masih rendah. Itu yang patut diperhatikan. 😀

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.