Apa yang Menghambat Inovasi dan (Cara Memperbaikinya)

inovasi

Menjalankan usaha tidaklah mudah. Rata-rata pengusaha hanya bisa bertahan kurang dari tiga tahun. Mereka memiliki terlalu banyak ide, sedikit fokus, dan terlalu sedikit dana. Ketiganya adalah campuran yang berpotensi membunuh mimpi terindah. (Baca: 3 Kesalahan Penyebab Bisnis Besar Mati).

Salah mengelola ide-ide kreatif dan ketidakmampuan dalam mengambil risiko dapat memadamkan percikan semangat Anda.

Jika memang ingin benar-benar sukses, terlebih dahulu Anda harus tahu bagaimana cara berinovasi. Inovasi membutuhkan lebih dari sekadar menetapkan sebuah tujuan. Inovasi membutuhkan kreativitas.

Oleh karena itu, perusahaan harus mengadopsi “pola pikir dualistik”. Sebagaimana yang dituliskan Vijay Govindarajan, seorang profesor di Dartmouth College dan Jatin Desai dari Desai Group di Harvard Business Review.

Mentalitas seperti itu akan memungkinkan mereka untuk membuat produk-produk baru yang brilian, membawa mereka ke pasar, serta mempersiapkan diri untuk pertumbuhan jangka panjang dari laba atas investasi.

Namun, tidak sedikit perusahaan yang menghambat proses inovasi sebelum memiliki kesempatan untuk berkembang.

Setidaknya ada tiga hal yang menghentikan mereka:

Salah mengelola ide hebat

Ketidakmampuan untuk “memanen dan mengelola” ide-ide besar bisa membunuh inovasi itu sendiri. Salah satu contohnya adalah Sony.

“Mereka (Sony) memiliki ide dan kompetensi teknik untuk membangun sesuatu setara iPod, tapi mereka tidak bisa mewujudkan ide tersebut karena pertempuran di internal mereka sendiri,” kata para penulis.

Menyia-nyiakan sumber daya

“Dalam lingkungan metrik, banyak perusahaan yang bersaing dengan dana yang sama yang mengarah pada duplikasi sumber daya dan menghasilkan inefisiensi serta pemborosan,” tulis Govindarajan.

“Tantangannya adalah perusahaan tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk berinvestasi dalam inovasi, sebaliknya tantangan terletak pada bagaimana menyalurkan sumber daya di tempat yang paling efektif, dan bagaimana melakukannya,” lanjut mereka.

Ketidakikutsertaan karyawan

Ketika perusahaan semakin besar, langkah perubahan dan kecepatan yang mereka lakukan sering kali melambat, para penulis memperingatkan. “Hal itu menyebabkan kurangnya urgensi. Perusahaan yang lebih besar dengan lebih banyak orang terfokus pada eksekusi bisa membuat mereka enggan mengambil risiko dan merancang percobaan-percobaan baru,” jelas mereka.

Sumber: Inc.com | Editor: Wahid FZ, Sekar Ayu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.