Bertumbuh Meskipun Tanpa Bujet Marketing

MARKETING.CO.ID –  Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat terselesaikan termasuk urusan berbelanja. Bahkan bisa mengubah hidup seseorang menjadi lebih efektif dan efisien.

Sebut saja Christina—perempuan muda yang gemar berbelanja, apalagi jika musim sale datang. Dia kerap berburu barang-barang bermerek namun dengan harga diskon di beberapa mal. Ibaratnya, bisa mendapatkan diskon untuk produk berkelas seperti memiliki sensasi tersendiri bagi dia.

Tentunya, Christina jelas tidak sendirian. Di luar sana ada jutaan perempuan seperti dia yang kerap memburu diskon barang-barang berlabel. Semakin besar diskon yang ditawarkan, semakin besar juga keinginan untuk membeli.

Kehadiran AdaDiskon di media sosial Facebook dan Twitter sejak Juni 2009 lalu berhasil mengikis perilaku berburu diskon di mal. Situs berita tentang diskon, promo, bazar, kartu kredit, restoran, event terbaru di Indonesia ini muncul pertama kali dalam format beta.

“Pertimbangan untuk masuk ke ranah media sosial adalah karena manfaat yang ditawarkan—khususnya untuk membangun image dan awareness AdaDiskon. Tentunya, sebagai start-up dengan biaya marketing yang terbilang minim. Kami pun mengetahui bahwa media sosial adalah tools yang sangat tepat digunakan oleh AdaDiskon,” papar Aswin Tanu Utomo, Direktur AdaDiskon.com.

Meskipun tak memiliki tim khusus dan tidak pernah mengeluarkan bujet untuk kampanye di media sosial, AdaDiskon dapat bertumbuh secara organik. Untuk akun @AdaDiskon di Twitter saja sudah memiliki 236.500 lebih follower dengan perkiraan pertumbuhan mencapai 4.000 hingga 5.000 follower setiap minggunya.

“Sudah pasti pertumbuhan di media sosial tersebut berdampak sangat positif bagi situs kami. Untuk traffic-nya sendiri, bertumbuh 400% di tahun 2011 lalu. Jika ditanya apakah ada trik khusus, sebenarnya tidak ada,” ungkap dia.

Namun, Aswin memaparkan, untuk mengelola audiens di media sosial yang dibutuhkan adalah memosisikan mereka sebagai teman. Ini salah satu cara yang digunakan AdaDiskon untuk menjaga audiens mereka. Dia menilai banyak perusahaan yang hanya melakukan one way communication. Mereka sama sekali tidak engage audiens mereka.

“Hal lain yang perlu diketahui adalah media sosial yang berbeda akan membutuhkan approach yang berbeda pula. Contohnya, Facebook dan Twitter pun membutuhkan approach yang berbeda. Jika Twitter adalah untuk engage audiens secara real time, sementara Facebook untuk engage audiens dalam bentuk diskusi yang lebih mendalam dan masih banyak lagi,” jelas Aswin.

Lantas, faktor apa saja yang diperhatikan jika ingin meraih kesuksesan di media sosial?

“Kalau AdaDiskon, kami mengukur sukses lebih dari tingkat engagement dan virality dari audiens. Di sini, kami melihat faktor tersebut dapat menumbuhkan awareness mengenai AdaDiskon sendiri. Sebab itu, kami selalu menekankan kepada klien, selain menambah jumlah follower, tingkat engagement, viralitas, dan trust juga sangat penting,” imbuh dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.