CFO Masa Depan: Menjadi Faktor Penentu dalam Pengambilan Keputusan

Bisnis sedang menghadapi masa depan yang belum jelas. Kejadian di sektor ekonomi makro, seperti mundurnya Amerika Serikat dari kerja sama Trans-Pasifik dan pertumbuhan GDP yang melambat di Tiongkok, membuat perusahaan kesulitan merencanakan strategi ke depannya. Ditambah lagi dengan adanya disrupsi digital. Pemain baru bermunculan di tiap sektor, mengutak-atik model bisnis digital, dan merebut market share dari para pemain lama. Sekitar 83% pebisnis di Asia Pasifik kini memandang bisnis startup sebagai sebuah ‘ancaman’. 
  
Mahadevan Natarajan, Sr Director APAC Enterprise Performance Management Business at OracleSaat perusahaan melancarkan segala strategi untuk melewati medan perang ini, mereka mulai berpaling pada satu orang untuk dimintai pendapat Direktur Keuangan atau CFO.
  
Pada zaman dahulu kala, CFO merupakan penyimpan buku besar dan akuntan perusahaan, namun peran mereka sekarang mengalami perubahan yang signifikan. Selain tugas rutinnya seperti mengatur anggaran dan menyusun laporan keuangan, CFO semakin diharapkan untuk menjadi pengemudi strategis di mobil pertumbuhan bisnis dan inovasi -mengemban tugas untuk mewujudkan transformasi digital dan menarik nilai sebanyak-banyaknya dari operasional perusahaan. Inilah, CFO Masa Depan.

CFO Masa Depan tidak hanya terlibat dalam manajemen keuangan dan pelaporan. Peran mereka justru untuk memastikan bahwa aspek keuangan, fungsional, dan operasional bisnis disatukan untuk menunjukkan nilai serta kinerja yang optimal kepada pemegang peranan. Perubahan ini sudah terjadi. Riset baru-baru ini dari Oracle yang melibatkan pemimpin di bidang keuangan menunjukkan bahwa 52% direktur keuangan mengakui peran mereka termasuk juga memberi saran bisnis tentang bagaimana mencapai pertumbuhan.
  
Saat tanggung jawab seorang CFO mulai meluas, kita lihat jenis orang baru yang mampu mengisi peran ini. CFO Masa Depan berasal dari generasi millenial, disenjatai dengan pendekatan yang lebih berani dan fokus yang tinggi dalam mencari cara inovatif untuk memajukan bisnis. Millenial juga lebih percaya pada teknologi -aset utama di masa depan -di mana banyaknya informasi yang masuk ke dalam perusahaan memicu mereka untuk mengandalkan aplikasi buatan dan adaptif, yang berguna untuk menganalisa dan menarik wawasan dari data tersebut.
  
Tapi teknologi bukan hanya satu-satunya amunisi. Millenial membawa pendekatan berbeda ke pekerjaan mereka. Inilah sikap baru yang akan membentuk CFO Masa Depan. Mematahkan tradisi, millenial bergeser dari spesialisasi di dunia kerja. Mereka ingin jadi ‘toko serba ada’, memahami perusahaan, melihat bagaimana peran mereka terhubung dengan peran lain, bagaimana mereka bisa bekerja sama untuk meningkatkan hasil. Satu survei dari Intelligence Group menemukan bahwa empat dari lima millenial memilih budaya kerja sama dibanding kompetitif. Ini pola pikir yang ideal untuk seorang CFO, yang dituntut untuk melihat gambaran lebih besar dan potensi kolaborasi dengan segala divisi.
  

Foto: https://www.pedersenandpartners.com/sites/default/files/public/istock_000057289008large.jpg
Foto: https://www.pedersenandpartners.com/sites/default/files/public/istock_000057289008large.jpg

Untuk melihat gambaran yang lebih besar, data pun menjadi sangat penting. CFO Masa Depan akan menarik data dari berbagai sumber untuk mendapatkan wawasan, dan saling menghubungkan unit bisnis. Selain data internal yang didapat melalui sistem ERP, EPM, dan aplikasi lain, CFO Masa Depan akan bergantung pada data dari internet. Hasilnya, mereka akan lebih memahami bisnis. Contohnya, sensor cuaca akan memberi peringatan pada mereka bahwa akan ada gangguan di rantai suplai. Data dari Fitbit akan memberitahu mereka saat tenaga kerja sedang stres. Sensor suhu akan memberitahu mereka kapan pabrik sedang dalam bahaya karena masalah overheating. Data eksternal seperti ini akan membantu CFO dalam membuat prediksi dan rekomendasi untuk seluruh perusahaan, meningkatkan nilai mereka di hadapan CEO dan dewan komisaris.
  
Untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisa data-data ini, CFO Masa Depan akan melirik solusi cloud. ERP berbasis cloud, EPM, dan SCM bisa berperan sebagai “otot” pendekatan digital yang didorong oleh data menuju transformasi bisnis, menyediakan alat-alat untuk mengoptimalkan kinerja bisnis, kolaborasi, dan mengalokasi sumber daya dengan efektif. Aplikasi IoT di cloud bisa menyediakan indera baru untuk CFO: memungkinkan mereka untuk melihat, mendengar, dan mencium apa yang terjadi di luar perusahaan. Menyediakan mereka dengan informasi secara real-time yang menciptakan kelincahan. Kecerdasan adaptif dari perangkat lunak cloud adalah otak yang baru, menggunakan mesin pembelajaran untuk menganalisa banyak data dengan cepat.
  
Tidak diragukan lagi disrupsi digital dan ketidakjelasan ekonomi memberikan tantangan baru untuk CFO di Asia Pasifik. Tapi keberhasilan tidak bisa diraih dengan bermain aman. CFO generasi berikutnya, millenial dan juga pemikir dari generasi baru, yang memahami teknologi digital, akan menjadi pemain kunci di bisnis mereka. Dengan menggabungkan banyak data bersama kecerdasan adaptif dan kuat, teknologi cloud untuk perusahaan, CFO akan mematahkan silos perusahaan untuk mengemudikan bisnis yang lebih lincah, dan lebih menyatu. Mereka akan diberdayakan untuk mengidentifikasi peluang pasar baru, dan langsung mengambil tindakan.

Ditulis oleh: Mahadevan Natarajan, Sr Director APAC Enterprise Performance Management Business at Oracle

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.